Tips Jitu Pilih Program Studi Kuliah: Nggak Cuma Minat, Tapi Juga Mampu!

Di Youthmanual, pertanyaan seputar cara memilih program studi kuliah yang paling cocok dari para calon mahasiswa udah nggak terhitung jumlahnya. Mulai dari yang cuma sekadar galau-galau lucu sampai curhat panjang lebar tentang perjalanan mendaki gunung lewati lembah dan menghalalkan segala cara ‘tuk menemukan program studi kuliah paling cocok untuk dirinya sendiri.

Tiap kali ditanya soal “nanti kuliah mau ambil program studi apa?”, ada yang bisa jawab cepet, atau ada pula yang masih ngawang karena entah: 1) nggak tau letak minatnya dimana, atau 2) kebanyakan minat sampai bingung mau nurutin yang mana. Jangan panik, that’s completely normal. Masih muda, masanya banyak-banyak eksplorasi minat. Tinggal buktikan mana yang paling “betah” menetap dalam diri kamu.

Tapi, piye kabare kalau kamu susah nyocokin antara apa yang kamu dengan apa yang kamu mampu? Yup, problem sebagian besar calon mahasiswa yang datang dan mengadu ke Youthmanual adalah ketika mereka ragu untuk memilih program studi yang mereka minati, tapi ngerasa kemampuan yang dimiliki nggak mencukupi. Seperti...

“Kak, aku bercita-cita mau jadi dokter, tapi aku lemah di pelajaran biologi. Bisa nggak ya aku masuk jurusan kedokteran?”

“Kak, aku minat jurusan ilmu komunikasi, tapi nggak jago bahasa inggris. Gimana ya?”

“Kak, aku pengen banget kuliah jurusan aktuaria. Tapi di sekolah matematika dan fisika remed terus?”

...dan pertanyaan “Kak begini-Kak begitu” lainnya.

Dari sekian ribu calon mahasiswa dan sekian ratus pilihan program studi yang ingin dipilih, esensi dari pergalauan ini adalah ‘mau-tapi-nggak-mampu’. Galaunya kebawa sampai nggak bisa tidur berminggu-minggu. Kayak kasih tak sampai, gitu. Ahay. 

 

Ambil program studi kuliah modal minat doang: cukup, nggak?

Semua calon mahasiswa punya aspirasi masa depan yang berbeda-beda. Ada yang mau jadi dokter, ada yang mau jadi insinyur, ada yang mau jadi Social Media Specialist, ada yang mau jadi apa adanya (lah?). Namun kadang ada hal krusial yang mengganjal mereka untuk mewujudkan aspirasi ini. Sebut saja… kemampuan.

I know i’m not an expertbut I still want to help. Jadilah suatu hari saya berkesempatan ngajak Kak Shanti Nurfianti Andin M.Psi, Psikolog Pendidikan, untuk ngobrol syantik tentang fenomena ‘mau-tapi-nggak mampu’ ini. Emang iya untuk memilih program studi kuliah yang “gue banget”, modal minat aja cukup?

Dan jawaban Kak Shanti ternyata sesuai tebakan saya: Nggak.

cara pilih jurusan kuliah

“Jadi, minat aja nggak cukup untuk kamu bisa sukses di suatu program studi. Kemampuan yang relevan juga dibutuhkan. Bukan berarti kalau kemampuan seseorang belum sesuai sama kebutuhan program studi yang diminati berarti dia pasti nggak bisa ngikutin perkuliahan, tapi artinya usaha yang harus dikeluarkan pasti akan jauh lebih besar.” jelas Kak Shanti.

Saya setuju banget, nih, sama Kak Shanti. Tapi, sebelum kita melangkah lebih jauh, ada baiknya kalau ada hal yang perlu diluruskan dari kegalauan ini, gaes. Menurut saya pribadi, problemnya bukanlah bisa atau nggaknya kamu masuk program studi tersebut, tapi bisa atau nggaknya kamu bertahan di program studi tersebut ketika kuliah nanti.

Kok gitu?

Bicara soal seleksi masuk kuliah, sistem seleksi yang kita gunakan sekarang sangat tidak bisa digunakan untuk mengukur kemampuan spesifik yang dibutuhkan untuk bisa menuntut ilmu di bidang terkait. Yang sekarang, sih, kalau nggak gede-gedean nilai, ya gede-gedean uang pangkal. Just sayin’.

Kita ambil contoh Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri alias SBMPTN alias yang bikin calon mahasiswa PTN garis keras nggak bisa tidur berminggu-minggu. Adaaa aja yang bisa ngakalin sistem dengan cara “nabung nilai” di tes TPA ataupun hanya mengisi jawaban di mata pelajaran yang cuma dikuasai. Mau nembus program studi Ilmu Ekonomi tapi gedein nilai di Bahasa Inggris soalnya di sekolah nilai Akuntansi dan Matematika jeblok terus. Nyambung? Tentu tidak. Yang penting bisa tembus dulu. Entar kuliahnya empat tahun ketemu hitung-hitungan bisa ngikutin atau nggak, urusan belakangan.

Lah? Ya nggak bisa gitu.

Kak Shanti pun menyuarakan hal yang sama dalam bahasan ini. “Misalnya, kalau ada mau masuk program studi rumpun teknik tapi di SMA kesulitan pas mata pelajaran Fisika, ya dia akan lebih struggling pas kuliah nanti dibanding yang sudah bisa menguasai Fisika dengan lebih baik. Atau kalau masuk Psikologi tapi pas SMA kesulitan di mata pelajaran Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, dia jadi harus usaha lebih untuk paham materi-materi yang berbahasa inggris dan menulis laporan/esai/makalah dalam bahasa indonesia maupun inggris. Boro-boro sukses, bisa kuat ngejalaninnya aja rasanya udah effort banget.”

Good point, Kak. Good point.

 

Trus, kalau minat sama program studi tapi ngerasa nggak mampu, lebih baik tetep maksa masuk program studi tersebut atau pilih program studi lain yang lebih cocok dengan kemampuan?

Now here’s the dilemma strikes. Mending tetep dikejar, atau berpaling ke yang lain?

Kalau menurut Kak Shanti, sih, semua balik lagi ke diri masing-masing. “Kalau menyadari kemampuan kurang mendukung, seberapa mau dia berjuang buat program studi itu itu?” ujarnya.

Saya dan teman-teman di Youthmanual pun selalu menekankan kepada calon mahasiswa untuk menggunakan metode “tarik ke belakang” untuk memilih program studi kuliah. Coba bayangkan mimpi, aspirasi, atau profesi idamanmu di masa depan. Kira-kira, jalan pendidikan seperti apa yang paling sejalan dengan cita-citamu tersebut? Whenever you’re in doubt, hal itulah yang harusnya menjadi pedoman kamu dalam menentukan program studi kuliah yang paling tepat buat kamu.

Kamu pun tetap punya kuasa penuh untuk memilih masa depanmu sendiri. Kalau kamu sudah bertekad untuk mengejar cita-citamu, harusnya pertanyaan ini kamu ajukan ke dirimu sendiri, bukan ke orang tua, guru BK, atau mentor-mentor Youthmanual. Seberapa kuat tekadmu untuk mau meningkatkan kemampuanmu untuk berjuang masuk dan menuntut ilmu di program studi impian?

 

Jadi, gimana caranya untuk memilih program studi kuliah yang paling cocok dengan minat, tapi juga sesuai dengan kemampuan yang dimiliki?

cara pilih jurusan kuliah

Sebenarnya, hal yang kayak gini nggak perlu bawa pusing, lho. Karena kamu bisa…

1. Cari tahu secara instan dan nggak pakai ribet di Youthmanual. Apalagi kalau kamu udah upgrade ke Premium dan tahu kemampuan yang mendukung untuk bisa mengejar program studi yang kamu minati.

2. Kenali kelemahanmu yang berkaitan dengan program studi idaman, lalu berusahalah untuk meningkatkannya. Saya percaya kalau kemampuan, tuh, nggak akan stuck di situ-situ aja. Dan semua orang pasti memiliki level kemampuan yang berbeda beda di tiap aspek. Selama kamu punya semangat untuk meningkatkannya, kamu akan bisa mewujudkan mimpi-mimpimu dengan jauh lebih mudah.

Oya, sedikit banyak, penguasaan mata pelajaran di sekolah memang mempengaruhi mampu atau tidaknya seseorang berkuliah di program studi tertentu. Intinya, kalau memang minat: perjuangkan. Jangan berpangku tangan dan berharap dengan minat tingkat dewa dan embel-embel "cita-cita dari lahir" bikin kamu bisa mampu berkuliah di program studi idaman. Mau kuliah Psikologi tapi nggak bisa Bahasa Inggris? Belajar. Mau kuliah Teknik tapi nggak jago Matematika? Belajar. Pisau tajam karena diasah—begitu juga dengan kemampuanmu.

Pastinya ada juga kemampuan-kemampuan lain yang mungkin nggak diajarkan secara formal di bangku sekolah, namun dibutuhkan untuk dapat mengenyam studi di bidang tertentu seperti public speaking atau bahasa asing (selain bahasa inggris). Don’t worry, kamu bisa mengasah kemampuan-kemampuan ini lewat ekskul, les, kursus, atau kegiatan luar kelas lainnya. Banyak jalan menuju Roma!

3. Teruslah bereksplorasi.“Meskipun sudah punya minat yang terarah tapi kemampuan kurang mendukung, tetap nggak ada salahnya untuk terus mengeksplor bidang lain yang termasuk cocok dengan kemampuan yang kamu miliki saat ini. Siapa tahu selama ini kamu ngerasa nggak berminat karena kamu belum tahu aja. Hihihi.” Pesan Kak Shanti.

 

(sumber gambar: cloudinary.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 19 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 29 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1