Pemimpin Extrovert vs Pemimpin Introvert: Lebih Baik yang Mana?

Di muka bumi ini, ada banyaaak banget spektrum kepribadian dengan karakteristik yang unik. Seiring bertambahnya usia dan pengalaman hidupmu, kamu pun akan makin banyak bertemu berbagai macam orang. Jadi jangan kaget, sih, ketika di bangku kuliah dan dunia kerja nanti, kamu bakal ketemu orang dengan watak dan sifat yang ragamnya seperti Pokemon, hihihi.

Ngomong-ngomong soal dunia kerja, pastinya nggak akan jauh-jauh dari bahasan soal kepemimpinan. Seperti yang sudah kamu pahami—semua orang terlahir menjadi seorang seorang pemimpin. At least, terlahir untuk memimpin dirinya sendiri, deh.

Beda cerita jika kita bicara soal kelompok. Perbedaan nilai, budaya, bahkan kepribadian dapat mempengaruhi bagaimana keefektifannya dalam memimpin, dan bagaimana reaksi yang ditimbulkan terhadap karakteristik dan sikap yang diperlihatkan oleh kepribadian seorang pemimpin.

So, muncullah satu pertanyaan besar: lebih baik kepemimpinan versi kepribadian ekstrovert atau kepemimpinan versi kepribadian introvert?

Ada yang bilang bahwa pemimpin ekstrovert lebih baik dibanding pemimpin introvert karena mereka adalah orator jempolan. Ada juga yang nggak sependapat karena menurut mereka pemimpin introvert adalah penyusun strategi yang paling handal. Wah!

1

Jika dilihat dari karakteristiknya, emang, sih, pemimpin ekstrovert terlihat lebih optimis dan bersahabat di mata semua orang. Mereka memiliki pembawaan yang easygoing sehingga dapat menarik atensi dan mendapatkan rasa percaya dari orang lain dengan mudah. Hal ini pastinya menjadi nilai plus sebagai seorang pemimpin yang berkharisma, dong, ya!

Mereka juga tipe yang senang terlibat dalam hal apa pun, sehingga mereka dapat diandalkan dalam berbagai hal yang bahkan mungkin nggak saling berhubungan sekali pun. Sifat sociable para ekstrovert membuat mereka dapat memimpin dengan contoh, sehingga para anggota kelompoknya dapat memahami arahan dengan lebih jelas.

Sayangnya, pemimpin tipe ekstrovert memiliki kecenderungan untuk melibatkan emosi dalam memimpin yang dapat membuat mereka sulit untuk menetapkan batasan antara pekerjaan dengan urusah pribadi, hingga menyebabkan hilangnya kepercayaan dan rasa saling menghargai yang sudah susah payah dibangun sedari awal.

Trus, mereka juga sering keteteran sendiri dengan banyaknya ide dan aktivitas yang harus di-micromanage akibat terlalu sering “ikut campur”. Duh, padahal nggak ada salahnya untuk sesekali berkata “tidak”, kok!

2

Sedangkan pemimpin introvert dikenal memiliki tingkat fokus yang tinggi dan perencanaan yang mendetail, sehingga mereka dapat membuat strategi yang paling baik untuk dapat mencapai tujuan kelompok dengan lebih terarah. Saik!

Mereka juga seorang pengamat yang baik, sehingga dapat menjadi “jembatan” dalam menawarkan berbagai sudut pandang untuk dapat memecahkan masalah bersama tanpa harus terikat oleh emosi pribadi. Kemampuan mereka dalam berfikir realistis dan kesabaran dalam mengobservasi suatu proses yang kompleks bener-bener patut untuk diacungi jempol.

Akan tetapi, sifat “eksklusif” pemimpin kepribadian introvert dapat membuat mereka sulit untuk membaur dan dipahami oleh anggota kelompoknya. Nggak sedikit, lho, kesalahpahaman yang terjadi gara-gara karakteristik mereka yang terkesan tertutup ini. Bahkan, mereka seringkali merasa kesal jika ada yang terlalu dekat dengan personal bubble mereka, lho!

Kerendahan minat mereka untuk bersosialisasi juga dapat menyebabkan hubungan yang nggak solid antar anggota kelompok. Pastinya hal ini akan berpengaruh dengan performa. Terutama ketika mereka memilih untuk langsung step up dibanding speak up terlebih dahulu, alias langsung bertindak tanpa membicarakannya terlebih dahulu.

Jadi, lebih baik pemimpin dengan kepribadian yang mana, dong?

Jawabannya: Nggak ada!

Maksudnya, nggak ada pemimpin dengan tipe kepribadian tertentu yang dirasa lebih baik dibanding pemimpin dengan tipe kepribadian lain dalam hal keefektivitasan mereka dalam mengatur dan mengarahkan suatu kelompok ke tujuan bersama.

Kenapa?

Masing-masing kepribadian memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri, yang artinya: nggak ada yang sempurna. Itulah sebabnya nggak ada satu tipe yang dirasa lebih unggul dibanding yang lain.

Mengelola kepribadian dan menempatkannya di posisi yang tepat dalam suatu kelompok bukanlah hal yang mudah, gaes. Begitu pula dengan menempatkan diri sebagai pemimpin dalam kelompok tersebut, meskipun pakem yang digunakan untuk mengukur keefektivitasan seorang pemimpin adalah metode kepemimpinannya yang disesuaikan dengan karakteristik kelompok yang ia pimpin.

Nah, daripada kekeuh ngotot-ngototan ngebandingin, akan lebih baik jika pemimpin yang memiliki dua kepribadian yang bertolak belakang saling berkolaborasi dan melengkapi satu sama lain untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai pemimpin yang baik dan membawa kelompoknya kepada tujuan yang sudah ditetapkan. #ciaaa #versiaudisibiskuat​.

3

Misalnya, nih. Pemimpin introvert dengan senang hati akan membantu pemimpin ekstrovert dalam mendetailkan ide-idenya setelah dilempar terlebih dahulu ke dalam forum, dan pemimpin ekstrovert akan membantu pemimpin introvert dalam mensosialisasikan rencana kepada anggota kelompok setelah direncanakan dengan matang. Ada banyak hal yang dapat masing-masing pemimpin pelajari dari masing-masing kepribadian, baik dalam hal melengkapi kekuranganmaupun dalam hal mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Intinya—kalau memilih untuk bekerja sama alih-alih hanya terus membandingkan, akan terasa jauh lebih baik, bukan?

Baca juga:

(sumber gambar: tracomcorp.com, licdn.com, wrike.com, liveandlead.net)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 16 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 26 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1