Kopi Instan Memang Praktis, Tapi Saya Ogah Mengonsumsinya Lagi!
- Jun 30, 2016
- Nadia Fernanda
Saya suka banget minum kopi. Selain enak, manfaatnya juga banyak, sob! Trus, karena saya anaknya pemalas dan nggak suka ribet, ya pasti seringnya minum kopi instan.
Beberapa waktu lalu, saya sempat ngobrol-ngobrol cantik dengan salah satu pemilik coffee shop di Bandung. Dia bercerita tentang kopinya yang berasal langsung dari perkebunan kopi yang dikelola oleh keluarga besarnya, which is, very cool.
Keluarganya lagi pengen banget mengembangkan bisnis mereka dengan cara memproduksi kopi sachet. So, pergilah dia ke Cina untuk membeli mesin pengolah kopi instan. Ketika dia bertanya kepada sang penjual mesin, berapa sachet kopi instan yang bisa dihasilkan oleh mesin tersebut dengan bahan baku satu ton kopi, sang penjual mesin malah ngetawain dia dan bilang (dalam bahasa Cina):
“Udah gila kamu, ya? Untuk produksi SATU TON kopi instan, kamu cuma butuh SATU KILO biji kopi!”
What?!
Kesalnya, pas ditanya bagaimana bisa satu kilogram biji kopi dibuat jadi satu ton kopi instan, sang penjual nggak menjawab. Yang menjawab malah pekerjanya, yang diam-diam bilang kalau bahan baku kopi instan sebenarnya campuran berbagai bahan kimia yang nggak disebutkan dengan spesifik.
Awalnya, saya masih nggak percaya-percaya amat bahwa 99,9% komposisi kopi instan adalah bahan-bahan kimia nggak jelas. Ya masa kopi beriisi bahan kimia semua gini bisa ngantongin izin dari BPOM?
Nggak lama setelah ngobrol-ngobrol cantik tadi, saya seat-in di salah satu kuliah umum Fakultas Kesehatan Masyarakat (saking rajinnya... atau saking kurang kerjaannya). Kebetulan banget, dosen tamunya membahas tentang minuman instan, khususnya kopi, yang memang digemari para mahasiswa yang doyan begadang ketika mengerjakan tugas.
Senada dengan cerita teman saya, sang dosen menerangkan bahwa kopi instan memang nggak bisa diandalkan untuk bikin kita kuat begadang, karena bahan baku utamanya bukan kopi! Beliau kemudian menerangkan komposisi beberapa merk kopi instan ternama yang terbuat dari saripati jagung, pemanis buatan, dan perisa kopi.
Sedih banget nggak, tuh? Selama ini, kopi instan yang kamu minum itu ternyata cuma perisa kopi, bukan kopi beneran!
Kalau kamu masih belum percaya, coba, deh, perhatikan komposisi kopi instan lokal yang cukup pemes ini:
See? Meskipun nggak 99,9% bahan kimia, kopi tetap jadi bahan baku paling terakhir, yang artinya komposisinya paling sedikit.
Mungkin kalau komposisinya diterangkan dengan lebih jelas (nggak seperti 99% bahan kimia entah apa), kamu bakal mengira kalau kopi instan sebenernya nggak bahaya-bahaya amat. Tapi dengan kadar gula dan pemanis buatannya yang tinggi, penggemar kopi instan jadi punya risiko tinggi terkena diabetes, lho!
Trus, bahan-bahan pengawet dan pewarna buatan yang terkandung di dalamnya juga bisa mengancam kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Bayangin aja, deh, kalau setiap hari kamu minum satu sachet kopi. Berapa banyak bahan berbahaya yang kamu tumpuk di badan kamu dalam satu bulan... atau satu tahun?
Gimana? Setelah ini, kamu masih mau rutin mengonsumsi kopi instan, nggak?
Baca juga:
- Fakta soal Kesehatan Makanan yang Biasa Kita Makan
- Depresi di Kalangan Remaja, Kenali Tanda-Tanda dan Cara Mencegahnya
- Serba-Serbi Diet Mayo Untuk yang Ingin Langsing dan Sehat
(sumber gambar: www.eater.com, www. aliexpress.com, www.seriouseats.com)
terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/
Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.
4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi PemulaOpen pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp
Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa
Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa
Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?