Della JKT48 dan Tut Wuri Handayani-nya: Sebenarnya Gara-Gara Siapa?

“Dan aku juga mengenalkan budaya indonesiaa ke mereka .seperti,tut wuri handayani yang artinya walaupun beda tetap satu” Della Delila, @Della_JKT48

Begitulah bunyi tweet Della Delila, salah satu anggota girlband JKT48, yang kemarin ini bikin gempar dan jadi viral.

(by the way, kalau kamu bingung kenapa tweet-nya bikin gempar, bhaaay… Google dulu sana, apa arti tut wuri handayani!)

Tetapi saya curiga sebenarnya Della nggak (terlalu) salah.

Here is why.

Anggota JKT48 sebenarnya ada 74 orang, tetapi anggota senbatsu-nya—alias formasi anggota pilihan—hanya 16 orang. Para senbatsu ini dirotasi setiap ada rilis lagu JKT48. Jadi, kalau ada lagu baru diluncurkan, JKT48 membentuk formasi senbatsu baru juga, dan senbatsu inilah yang membawakan lagu baru tersebut.

Yang menentukan anggota senbatsu adalah manajemen JKT48. Apa kriteria supaya bisa kepilih? Kriteria tepatnya, sih, cuma manajemen dan Tuhan yang tau. Kadang karena member tersebut adalah favorit salah satu petinggi manajemen, kadang karena diminta oleh sponsor, kadang berdasarkan hasil voting para penggemar.

Kebayang nggak, sih, betapa beratnya kompetisi dalam JKT48? Setelah kepilih jadi senbatsu aja daya saing seorang anggota JKT48 pasti tetap tinggi. Soalnya harus saingan sama 15 cewek lain di panggung, broh!

Itulah kenapa setiap anggota JKT48 harus menampilkan kepribadian unik, agar ia punya image tersendiri. Contohnya, ada Jessiva Veranda yang tampil pendiam, anggun, dan agak nerdy. Ada juga Dhike yang judes dan dingin, padahal aslinya ‘bocor’. Trus, ada Cindy Yuvia yang bergaya childish kayak anak SMP, padahal sebenarnya udah kuliah.

Juga ada Della yang tampil lugu dan blo’on.

Nah, bagi yang nggak kenal sama JKT48, mungkin pada nggak tau bahwa karakter Della memang blo’on dan agak lemot. Bahkan saat ia tampil di atas panggung pun, Della sering bertingkah begitu, dan hal ini sudah lumrah bagi para penggemarnya.  

Coba cek feed Twitter Della. Kamu akan menemukan puluhan tweet lain selain tweet “tut wuri handayani” yang nggak kalah blo’on namun—harus diakui—menghibur. Menghibur untuk dicela, gitu.

Malah ke-blo’on-an Della dijadikan inside joke oleh fans JKT48.

Kebetulan aja tweet soal Tut Wuri Handayani Della kemarin itu di-retweet oleh selebtweet. Jadi viral, deh. Kelar lah nasib Della, yang abis-abisan dicela oleh para non-penggemar, sementara penggemar JKT48-nya sendiri maklum aja, lho.

Pertanyaannya adalah, ke-blo’on-an Della ini memang karakter aslinya, atau setting-an manajemen? And why dumb sells? Ada banyak selebriti berbobot seperti Emma Watson dan Natalie Portman, tapi kenapa yang laku The Kardashians melulu?

Ingat Paris Hilton? Ia dulu punya reality show berjudul The Simple Life. Disini, Paris Hilton tampil sebagai seseorang yang luar biasa blo’on dan ignorant.

Trus, karena ini katanya “reality show”, pemirsa pada umumnya jadi percaya bahwa begitulah karakter asli Paris Hilton.

Padahal sebenarnya nggak begitu. Paris Hilton sebenernya jauh lebih pintar dari yang kita kira, lho. She handled her business well, hidupnya sekarang baik-baik aja, dan memang sengaja nggak tampil lagi sebagai selebriti TV.

Ada banyak selebriti lain yang sempat dibentuk menjadi karakter cantik-tapi-bego, seperti Snooki, Jessica Simpson, dan sebagainya. Dibuat seakan-akan aslinya memang begitu, demi rating TV.

So why do dumb sells?

Karena pemirsa senang mengkritik. We love to mock, we love to criticize, and we love to laugh at other people. Apalagi, kalau kita mengkritik seseorang, we feel better about ourselves. Contohnya, walaupun lagi bete karena IP jeblok, kita pasti bisa hepi lagi setelah ngetawain, let’s say, Vicky Prasetyo, karena dia bikin kita ngerasa nggak bego-bego amat.

Jadi, karakter-karakter seperti Vicky Prasetyo lahir sebenarnya karena digenjot oleh kita sendiri, para pemirsa, yang senang ngetawain mereka.

Emangnya salah kalau kita suka hiburan shallow? Sebenarnya hak masing-masing, sih

Tapiiii, kita harus ingat bahwa nggak ada yang ‘asli’ di dunia hiburan. Dalam dunia hiburan, karakter blo’on hanyalah daya jual untuk mendapat perhatian secara instan, karena artis hidup dari perhatian. Nyaris semua selebriti yang berkarakter blo’on hanyalah akting dan nggak perlu kita contoh.

Nggak tau Della blo’on beneran atau hanya ekting, yang pasti JKT48 jadi makin banyak dapat perhatian akibat tweet-nya ini. Siapa yang ngasih perhatian? Ya, kita-kita juga.

***

By the way, tut wuri handayani adalah semboyan tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara yang punya arti “dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan.”

Mungkin sebaiknya kita juga memberikan dorongan dan arahan kepada selebriti, bahwa “bego” dan “blo’on” itu sebenarnya NGGAK lucu, imut, dan image yang berbahaya karena bisa jadi panutan.

Trus, nanya lagi, dong. Sebelum tweet Della ini jadi viral, emang kamu tau apa arti tut wuri handayani tanpa nge-Google dulu?

(sumber gambar: Tokyo Girls Update, Youtube)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 17 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 27 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1