Alasan Adele Nolak Segala Tawaran Endorsement, dan Kenapa Saya Setuju Dengannya

Hello from the other siiiiiiiiiiiiiiide!!!

Iyak, sudah berminggu-minggu saya mendengar pekikan lagu Adele ini dimana-mana. Di radio, di TV, sampai di rumah tetangga sebelah. Ternyata anak tetangga hobi karoke di kamar mandi, Kak!

Hari ini, album Adele yang berjudul 25 dirilis di seluruh dunia, sementara single pertama dari album ini, Hello, udah dirilis duluan beberapa minggu lalu dan langsung nge-hits dimana-mana.

Oya, tahu nggak, sih, bahwa setiap album Adele diberi judul umur Adele saat ia merilis album tersebut? 19, 21, dan sekarang 25.

Nggak bisa dipungkiri, Adele adalah salah satu penyanyi muda paling berbakat sekarang ini. Selain talentanya dahsyat, kepribadiannya juga nggak neko-neko. Jauh banget dari ngartis. Saya sering menemukan artikel tentang bagaimana Adele berusaha keras hidup sederhana di luar sorotan, dan bahkan sempat vakum dari dunia tarik suara. Pokoknya, kayak nggak nyaman jadi orang beken, deh.

Salah satu contoh sikap ke-tidak-ngartis-an Adele adalah dia nggak pernah mau menerima tawaran endorsement atau kerjasama dengan brand apapun.

"What have I said 'no' to? Everything you can imagine," kata Adele kepada The Guardian. "Literally every-f*cking-thing. Books, clothes, food ranges, drink ranges, fitness ranges... That’s probably the funniest. They wanted me to be the face of a car. Toys. Apps. Candles."

Pokoknya semua tawaran endorsement ditolak!

"It’s, like, I don’t want to endorse a line of nail varnishes, but thanks for asking," lanjutnya.

Tapi kenapa ditolak, sih, Del? *akrab*

Musisi hebat seperti Beyonce, Taylor Swift, dan Pink aja santai nerima endorsement dari banyak merk besar seperti L’Oreal, CoverGirl, Pepsi dan Keds, dan mereka tetap bisa berkarya dengan bagus. tuh. Kredibilitas mereka nggak spontan rusak, kok.

Adele menjelaskan alasannya, "Money is all that gets thrown at you," katanya. “It’s very easy to give in to being famous. Because it’s charming. It’s powerful. It draws you in. Really, it’s harder work resisting it. But after a while I just refused to accept a life that was not real.

Kata Adele, memang nggak salah untuk menerima endorsement. Tapi hal-hal kecil seperti itu, kalau dibiasakan, bisa bikin “terlena” dan membuat pandangannya jadi nge-blur—nggak bisa membedakan mana dunia nyata, mana dunia gemerlap yang palsu.

Hmmm, ada benarnya, sih. Saya juga tahu, brand-brand besar memilih seorang ambassador bukan karena mereka suka sama kepribadian dan bakat si ambassador. Enggak lah, hay. Brand-brand besar memilih si ambassador hanya karena ia terkenal. Ada unsur kepalsuannya, ya.

Adele khawatir, lama-lama ia akan kehilangan fokusnya sebagai seorang seniman.

***

Saya adalah blogger dan pengguna media sosial aktif, khususnya Instagram. Saya sangat menjunjung tinggi seni menulis lewat blogging, lho, makanya saya sedih karena makin kesini, makin banyak blog yang jadi nyaru dengan katalog, berhubung isinya didominasi oleh iklan dan endorsement melulu. Begitu juga dengan isi Instagram pemilik blog terkait.

Di-endorse itu nggak dosa, sih. Nggak dosa sama sekali. Tapi apa akibat jeleknya kalau keseringan? Salah satunya, anak-anak muda—yang mengidolakan para “blogger” dan “selebgram” ini—mendapat kesan yang salah, mengira bahwa blogging dan ber-medsos adalah  jalan pintas untuk jadi terkenal (di dunia maya) dan menerima banyak gratisan.

Makin kesini, seni blogging dan sharing yang tulus dari hati makin terdistorsi, dan saya menyayangkan hal ini. Beberapa blogger yang tadinya inspiratif malah jadi nggak kredibel di mata saya, karena mereka kelihatan nggak bisa ngerem volume endorsement yang mereka terima.

Jadi terkenal dan mendapat banyak perhatian itu menyenangkan sih, ya, bahkan di skala media sosial doang. But there are bigger things than being famous.

Tanya aja Adele ;)

(sumber foto: Fashion Gone Rogue, KSB4Ever, LAfm, @tyasmirasih, @joyagh, @hanggini)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1