4 Alasan Mengapa Sebaiknya Memilih Jurusan IPA pada PPDB SMA dan Bukan IPS atau Bahasa

Saat Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) alias pendaftaran SMA, selain sekolah mana yang dituju, kamu juga harus memutuskan hal lain: apakah mengambil jurusan peminatan IPA, IPS, atau Bahasa? Pilihan yang sepertinya simpel, namun akan berpengaruh terhadap perkuliahan serta masa depanmu.

Beberapa waktu silam, penjurusan dilakukan di kelas 11 bahkan kelas 12. Alhasil pelajar SMA di kala itu bisa "tes ombak" dan mengeksplorasi minat serta kemampuan, sebelum menjatuhkan pilihan jurusan sekolah.

Sekarang, begitu mulai kelas 10, kamu langsung dibagi dalam kelas IPA, IPS, atau Bahasa. Peminatan ini akan kamu jalani selama 3 tahun penuh. Idealnya, kamu memilih sesuai kemampuan dan minatmu, dong ya. Beberapa sekolah bahkan mengadakan asesmen minat dan bakat serta melakukan interview kepada calon siswa dengan harapan menemukan penjurusan yang paling pas. Namun, menurut saya, dalam menentukan jurusan, kamu juga harus mempertimbangkan hal-hal berikut ini.

1. Kesempatan Masuk PTN Siswa Jurusan IPA lebih besar.

Pada SNMPTN, siswa IPA mendapatkan peluang lebih besar dibandingkan IPS dan Bahasa. Di Institut Teknologi Bandung dan Universitas Gadjah Mada, misalnya, siswa IPA boleh memilih prodi soshum atau saintek  pada SNMPTN. Sebaliknya, anak IPS nggak bisa mengambil prodi saintek sama sekali untuk SNMPTN ITB dan di UGM untuk prodi saintek hanya bisa mengambil  Kartografi dan Penginderaan Jauh., Pembangunan Wilayah, dan Statistika.

Jadi bisa banget pelajar IPA mengambil prodi Manajemen atau Akuntansi UGM dan Sekolah Bisnis Manajemen atau FSRD ITB lewat jalur SNMPTN. Tapi jangan harap pelajar IPS bisa memilih SNMPTN jurusan Teknik ITB dan UGM. Apalagi prodi Pendidikan Dokter. Bhay lah, ya! Jangan tanya pula soal anak Bahasa, lebih terbatas lagi pilihannya, gaes.

Faktanya, pada SNMPTN 2017, Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB menerima 127 siswa IPS dan 91 siswa IPA. Sedangkan di UGM, pada SNMPTN 2017 TIDAK ADA anak IPS yang diterima di prodi saintek. Sedangkan prodi Akuntansi menerima 19 anak IPS dan 26 anak IPA. Yup, lebih banyak anak IPA-nya, cuy!  Fenomena seperti ini nggak cuma terjadi di ITB dan UGM, tapi hampir di semua PTN.

Gimana dengan SBMPTN? Pada dasarnya peluang lintas jurusan lebih terbuka di jalur ini, sebab peserta SBMPTN leluasa mengambil ujian IPC jika ingin memilih prodi saintek dan soshum sekaligus, atau sekalian ujian "nyebrang" jurusan. Bebasin aja, shay!

Tapi, gimana dengan materi ujiannya? Yakin, anak IPS dan Bahasa bisa menaklukkan soal saintek, yang notabene nggak pernah dipelajari selama SMA? Apakah IPC atau ujian lintas jurusan justru bakal lebih menguntungkan anak IPA? Jawabannya bersifat subjektif. Menurut saya, akan sulit bagi anak IPS atau Bahasa yang selama 3 tahun nggak ketemu pelajaran IPA (dan Matematika IPA) untuk bisa menyaingi anak IPA tulen.  

Beberapa waktu lalu Youthmanual pernah bikin obrolan SBMPTN lintas jurusan bareng Fika (SMA IPA, SBMPTN soshum), Sari (SMA IPS, SBMPTN saintek), Sarah (IPA, SBMPTN IPC), dan Grand (IPA, SBMPTN IPC). Semuanya sukses lintas jurusan. Namun Sari ikutan bimbingan belajar IPA selama setahun penuh. Sementara Fika, Sarah, dan Grand baru intensif belajar IPS (tanpa bimbel) setelah Ujian Nasional.

2. Kesempatan masuk perguruan tinggi swasta lebih besar dengan ragam pilihan prodi lebih banyak untuk anak IPA.

Trus, gimana dengan di kampus swasta? Persyaratan masuk PTS justru lebih menguntungkan bagi jurusan IPA.

Umumnya, pelajar dari jurusan IPA boleh memilih semua prodi. Sedangkan pilihan untuk IPS dan Bahasa lebih sedikit. Sebagai contoh, di Universitas Bina Nusantara,Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu  Komputer hanya bisa dimasuki sama pelajar IPA atau SMK dengan penjurusan yang sejalan.Sementara prodi soshum macam Sastra Jepang, Finance, Business Law, dan Marketing Komunikasi boleh dimasuki pelajar SMA dari semua jurusan.

Di Universitas Trisakti pun kurang lebih sama, pelajar dari jurusan IPA bisa mengambil semua prodi, namun dari jurusan IPS dan lainnya hanya prodi tertentu.   

3. Dalam menjalani kuliah, anak IPA yang mengambil prodi IPS bisa survive, bahkan unggul.

Saya pernah ngobrol dengan seorang teman dari IPA yang masuk program studi Manajemen. Dia nggak terlalu kesulitan mengikuti pelajaran saat kuliah walaupun bukan dari IPS. Malah. untuk mata kuliah yang terkait dengan Matematika dan hitung-hitungan, dia lebih unggul dibandingkan teman-teman dari IPS. Soalnya, ada beberapa pelajaran Matematika IPA di SMA yang nyambung dengan Matematika Ekonomi.

Berdasarkan pengamatan saya, kebanyakan anak IPA yang lintas jurusan kuliah lancar menjalani perkuliahannya. Nggak ada kesulitan berarti saat mempelajari materi sosial humaniora dari awal di bangku kuliah. Ada juga anak IPA yang merasa mudah menjalani perkuliahan soshum karena di bangku sekolah dia sudah terbiasa bekerja keras dalam belajar dan mengerjakan tugas kelas IPA. 

4. Pendidikan STEM (Science, Teknologi, Engineering, Math) sangat penting, dan pekerjaan bidang STEM memiliki prospek cerah. Dan STEM ada di jurusan IPA.

STEM alias bidang ilmu Sains, Teknologi, Engineering (Teknik Rekayasa), dan Matematika sangat berpengaruh bagi perkembangan peradaban dan berbagai inovasi saat ini. Kini, pendidikan sejak dasar pun mulai menggunakan pendekatan STEM.

Di dunia kerja, para pekerja diharapkan memiliki pengetahuan dan skill STEM. Sementara itu, lulusan kuliah bidang STEM seperti Teknik Informatika, Ilmu Komputer, Sistem Informasi, Teknik Mesin, dan Statistika, lebih banyak dicari prusahaan dibandingkan jurusan non STEM. Gaji mereka pun relatif lebih besar.

Di Indonesia, gaji karyawan entry level berdasarkan survei tahun 2016 paling tinggi ada di perusahaan bidang Pertambangan, Minyak dan Gas, serta Teknologi dan Komunikasi. Indonesia pun masih membutuhkan banyak lulusan berlatar belakang Teknik dan prodi STEM lainnya.

Nah, jika kita masuk IPS, akankah interaksi kita dengan pelajaran STEM menjadi sangat minim? Trus, prodi kuliah di bidang STEM juga sejalan dengan jurusan IPA, bukan IPS atau Bahasa.

Bagaimana jika kamu bercita cita kerja di perusahaan Teknologi atau pembangunan infrastruktur? Mungkin aja sih, lulusan prodi saintek bekerja di bagian humas, misalnya. Namun lowongan pekerjaan tentu saja lebih banyak untuk lulusan Fakultas Ilmu Komputer, Teknik, atau MIPA ‘kan? Bahkan nggak jarang perusahaan tersebut mempekerjakan lulusan Sistem Informasi atau Teknik di divisi Humas atau Marketing, karena dianggap punya dasar yang kuat soal sains dan teknologi.  

***

Mencermati hal-hal di atas, saya kok, jadi merasa bahwa seolah-olah siswa jurusan IPA di SMA memang dipersiapkan untuk kuliah di prodi manapun. Sementara jurusan IPS dan Bahasa hanya dipersiapkan untuk kuliah di prodi tertentu. Jika memang yang terjadi demikian, maka sudah saatnya mengevaluasi serta merombak sistem jurusan IPS dan Bahasa, sehingga menjadi lebih siap bersaing menuju bangku kuliah dan lebih siap menghadapi kemajuan zaman.

Rombak Kurikulum & Sistem Penerimaan Mahasiswa yang Lebih Fair

Jadi ambil IPA aja nih, nggak usah IPS atau Bahasa?

Kalau bagi saya, keempat alasan di atas cenderung menguntungkan anak IPA, dan itu perlu kalian ketahui, terutama poin 1 dan 2 alias soal kesempatan masuk perguruan tinggi yang hingga saat lebih terbuka lebar untuk anak IPA. Tapi bukan berarti kamu jadi langsung meninggalkan minat dan bakat kamu di bidang IPS atau Bahasa. Bukan itu.

Seperti yang sempat disinggung, sudah saatnya jurusan IPS dan Bahasa dievaluasi, bahkan dirombak menjadi lebih baik lagi. Misalnya, perlu ada pergeseran materi yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Perlu juga memperbanyak materi-materi yang memang dibutuhkan untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Supaya, lulusan jurusan IPS dan Bahasa memiliki "posisi tawar" yang sama dengan lulusan jurusan IPA di mata perguruan tinggi. 

Akan lebih baik lagi, jika dibuat aturan penerimaan mahasiswa baru yang lebih fair. Kalau misalnya, anak IPS dan Bahasa hanya bisa mengambil prodi Soshum pada SNMPTN dan tidak bisa Saintek, maka sebaliknya anak IPA pun seharusnya hanya bisa mengambil Saintek di SNMPTN. Dan jika memang ingin lintas jurusan, biarkan mereka bersaing di SBMPTN. Yekan?

Apa yang Bisa Dilakukan?

Walaupun gemas pengen merubah sistem dan kurikulum, tapi kedua hal tersebut bukan di tangan kita (baca: pelajar), melainkan di pemerintah dan sekolah. Lantas, apa yang bisa dilakukan siswa atau calon siswa, terutama yang pengen mengambil jurusan IPS dan Bahasa?

Pertama, kamu perlu menyadari bahwa jurusan IPS dan Bahasa memiliki tantangan, walaupun mungkin kamu berbeda pandangan dengan alasan yang saya kemukakan di atas. Jangan langsung ciut gaes, jadikan tantangan tersebut penyemangat untuk berusaha lebih keras lagi.

Kedua, jangan memilih prodi IPS atau Bahasa hanya karena menganggap "gampang", "nyantai" atau kamu ingin menghindari Matematika. Gimana pun juga, siswa IPS dan Bahasa harus memiliki pengetahuan yang baik tentang bidangnya serta punya kemampuan Matematika yang oke. Jangan sampai kamu bersikap masa bodoh dengan pelajaran Matematika dan alergi soal sains dan teknologi. Jangan juga menggampangkan mata pelajaran yang diberikan atau kelewat santai. Kelengahan kayak begini yang bakal merugikanmu.

Ketiga, masih terkait dengan poin 2, kamu memang mesti sungguh-sungguh dengan jurusan yang dijalani. Kalau jadi anak IPS, ya rajin baca, perkaya pengetahuan, perdalam ilmu Ekonomi, Akuntansi, dan Ilmu Sosial lainnya. Sedangkan yang jurusan Bahasa, asah terus skill bahasa serta pengetahuan soal sastra dan budaya. Seperti yang sering diingatkan, usaha nggak akan mengkhianati hasil. Semua balik lagi pada bagaimana dan sejauh apa kamu berusaha.

Jadi apa jurusan SMA pilihanmu?

Baca juga:

(sumber gambar: bls.gov.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 18 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 29 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1