Dunia Kuliah

Panduan ini akan mengajak kamu untuk menyelami dunia kuliah mulai dari berkenalan dengan berbagai istilah yang ada di dalam dunia perkuliahan, serba-serbi merantau dan kost, kegiatan dan organisasi kemahasiswaan, hingga panduan lengkap akademik perkuliahan.

Mahasiswa rantau mana, sih, yang diperbolehkan tinggal di perantauan dengan tangan kosong?

Eits, tangan kosong di sini bukan berarti kamu nggak dibekali dengan rendang buatan Ibu ataupun transferan uang jajan yang mencukupi—melainkan kemampuan-kemampuan tertentu yang sudah kamu kuasai untuk dapat bertahan hidup di perantauan yang nun jauh di sana.

Jangan pernah berekspektasi hidup jadi anak kost bakal sesimpel bangun tidur-berangkat ke kampus-pulang trus tidur, lho, ya. Jangan lupa kalau kehidupan sehari-hari kamu sebagai mahasiswa pun nggak sesimpel belajar, belajar, dan belajar. Gimana kalau kamu laper? Atau kehabisan baju karena belum nge-laundry?

Oya, terlepas dari apakah kamu seorang anak kost atau bukan, setidaknya kamu harus bisa menguasai hal-hal dasar untuk merawat dirimu sendiri. Menurut Youthmanual, ada 4 life skill dasar yang harus kamu kuasai agar bisa bertahan hidup dengan aman sentausa di perantauan. Karena skill bukanlah sesuatu yang bisa kamu kuasai dalam waktu satu malam, sebisa mungkin kamu harus aware dengan level kemampuanmu dalam penguasaan skill-skill ini jauh sebelum kamu menjadi anak kost.

Skill-skill ini juga akan sangat membantu kamu untuk dapat hidup mandiri di kemudian hari. Misalnya, kalau ditinggal mama-papa kerja ke luar kota, kamu nggak gamang ditinggal sendiri karena kamu udah bisa mengurus diri sendiri tanpa merepotkan orang lain. Kasih jempol!

Without further ado, berikut life skill paling basic yang harus kamu kuasai untuk bisa survive di perantauan. Kamu yang bukan anak rantau pun bisa intips tips dan triknya agar kamu juga bisa melatih kemandirian biarpun nggak ngekost. Cekidot!

 

Memasak bukan cuma skill yang harus dikuasai para cewek agar bisa menyandang gelas calon istri idaman, sob. Kamu para mahasiswa (terutama yang bakal ngekost jauh dari orang tua) bakal merasakan faedah yang berlimpah kalau emang niat untuk mempelajari skill dasar satu ini. Kenapa, tuh?

Selain berguna untuk menyambung hidup (in case dompet udah cekak dan kamu nggak mampu untuk beli makanan jadi), memasak juga bisa menjadi salah satu penunjang social skill kamu, lho. Kalau kamu dan teman-teman sesama anak kost dalam masa-masa sulit (baca: tanggal tua), skill masak kamu bisa aja jadi pemersatu solidaritas kalian sebagai mahasiswa yang hidupnya harus saling gotong royong dan bahu membahu untuk bisa bertahan hidup. Jadi, berbahagialah jika kamu sudah bisa menguasai skill ini sejak sebelum kamu resmi menyandang status sebagai mahasiswa.

Trus, apa kabar kamu yang nggak jago-jago amat dalam urusan masak-memasak atau bahkan nggak tahu apa-apa? Don’t worry, we got you covered. Berikut adalah hal-hal yang harus kamu tahu dan beberapa informasi penting agar kebutuhan primer satu ini dapat kamu penuhi tanpa ngeribetin dirimu sendiri.

Pastikan kamu sudah punya peralatan masak yang paling esensial

Gaes, apalah artinya niat memasak kalau kamu aja bahkan nggak punya peraralatan masak yang paling esensial. Kalau lagi laper mau bikin mie instan tapi kompor aja nggak punya, gimana ceritanya? Masa’ mau bikin api unggun?

Kalau kamu merasa butuh untuk memasak makananmu sendiri dan ingin berkomitmen untuk melakukannya selama ngekost, pastikan lagi untuk mengecek fasilitas dapur bersama yang disediakan di kostan pilihanmu. Jangan sampai nyesel nggak milih kostan yang nggak menyediakan dapur bersama ketika kamu kepikiran untuk masak indomie tengah malam!

Biasanya, fasilitas dapur bersama menyediakan berbagai alat masak lengkap yang bisa kamu gunakan sesuka hati. Tapi, kalau kostan kamu nggak memiliki fasilitas dapur bersama atau nggak menyediakan peralatan masak yang lengkap, kamu bisa contek daftar peralatan masak paling basic yang harus kamu punya di bawah ini.

Cari tahu dan kuasai skill memasak paling dasar

Kegiatan apa pun—nggak terkecuali memasak—membutuhkan kemampuan tertentu yang harus kamu kuasai agar bisa berjalan dengan baik. Iya, dong, masak mie instan aja kamu harus tahu gimana caranya menyalakan kompor dan merebus air dengan baik dan benar!

Ada, lho, beberapa skill memasak yang paling dasar yang seenggaknya harus kamu tahu dan kuasai agar kemampuanmu di dapur bisa naik level, seperti…

  • Cara menggunakan pisau yang benar
  • Cara memotong, mengiris, mencincang, dan mengupas
  • Cara membersihkan bahan makanan
  • Cara mengolah bahan makanan (tumis, goreng, rebus, kukus)
  • Cara mengukur tingkat kematangan bahan makanan
  • Cara meracik dan menggunakan bumbu masakan
  • Cara menjaga kesehatan dan keselamatan ketika memasak

Sedia bahan makanan yang mudah diolah dan tahan lama

Bagi umat mahasiswa (terutama yang nggak jago masak), mie instan dianggap anugerah terindah karena kamu cuma perlu 3 menit untuk ngerebus mie sampai mateng—atau langsung ambil shortcut alias dimakan mentah. Harganya pun nggak lebih mahal dari ongkos naik angkot dari kostan ke kampus!

Makan mie instan emang nggak dosa, tapi ada baiknya kalau kamu membatasi diri untuk nggak terlalu sering mengonsumsinya. Cukup kalau lagi kepepet aja lah. Lagipula, mie instan nggak cuma satu-satunya bahan makanan yang membantu kamu survive jadi anak rantau yang tinggak di kosan, kok. Sebagai “pengganti” stok mie instan, nyetok makanan-makanan di yang mudah diolah dan tahan lama juga nggak kalah penting, apalagi kalau sampai bisa nggak menguras kantong kamu yang udah dangkal (huhu) dari sananya. Stock up!

Saatnya berkreasi!

Nggak masalah kalau kamu skill masak kamu emang cetek. Meskipun kamu nggak bisa masak masakan yang bakal dinikmati banyak orang, kamu harus bisa menguasai skill ini untuk keberlangsungan hidupmu sendiri. Seenggaknya, kamu harus tahu gimana caranya merebus air, memasak nasi, dan bisa bikin telur ceplok/dadar. Itu udah minimal banget. lho, ya.

Sebagai permulaan, ada baiknya kalau kamu cari tahu beberapa resep-resep masakan yang mudah untuk diikuti. Youthmanual pernah mengkurasi beberapa resep masakan andalan anak kost seperti resep pengolahan mie yang gampang in case kamu bosen makan mie dengan style yang gitu-gitu aja, metode food combining untuk kamu yang pengen diet sekaligus berhemat, sampai tips dan trik cantik menggunakan rice cooker untuk memasak aneka makanan.

Dari sana, kamu bisa belajar sedikit demi sedikit tentang “seni” memasak yang seru untuk meningkatkan skill kamu dalam dunia permasak-masakan. Serius, deh, hal yang paling menyenangkan ketika memasak adalah kamu bisa berkreasi sesuka hati untuk menciptakan masakan yang sesuai dengan selera kamu!

 

Mau ngekost atau nggak, menjaga kebersihan diri dan lingkungan udah jadi harga mati kalau kamu mau jadi anak yang mandiri. Kalau kamu bisa menjaga kebersihan, nggak cuma kamu, tapi siapa pun yang ada di sekitarmu juga akan merasakan manfaatnya. Nah, apa aja, sih, kebersihan yang harus kamu jaga—baik dari diri ataupun lingkungan sekitarmu?

Seberapa Sering Kamu Harus Membersihkan Badanmu?

Sebagai anak kost, “berbenah” dan menjaga kebersihan diri adalah bentuk self-care paling simpel yang bisa kamu lakukan setiap harinya. Kalau kamu bersih, wangi, dan sedap dipandang (aih), dijamin kamu pun bakal nyaman menjalani hari dan orang-orang yang ada di sekitarmu juga akan mengapresiasi hal tersebut. You should feel good and look good every day, lah. Hihihi.

Berikut adalah aturan yang harus kamu taati untuk menjaga kebersihan dirimu setiap hari.

Seberapa Sering Kamu Harus Mencuci Pakaianmu?

Tahu nggak, sih, kalau baju-baju kamu itu punya “jadwal” sendiri untuk dicuci? Yup, perbedaan bahan dan fungsi dari pakaian berpengaruh juga pada frekuensi baju tersebut sampai dianggap “kotor” dan harus dibersihkan.

Kalau kamu anak kost yang lagi mencari cara untuk menghemat pengeluaran laundry atau belanja deterjen, nah panduan jadwal mencuci baju ini mungkin jadi hal yang kudu banget kamu pahami. Simak baik-baik, ya!

Seberapa Sering Kamu Harus Membersihkan Lingkungan Tempat Tinggalmu?

Nggak cuma kebersihan diri sendiri, kebersihan lingkungan tempat tinggal kamu juga nggak kalah penting untuk diperhatikan, gaes. Lingkungan yang bersih, rapi, dan terawat akan berdampak pada taraf kesehatan kamu, lho. Nggak mau, 'kan, penampilan udah perlente tapi lingkungan kamu jadi sarang penyakit gara-gara kamu cuma perhatian dengan kebersihan diri dan nggak peduli dengan kebersihan lingkunganmu?

Nah, disini Youthmanual memberikan daftar jadwal bersih-bersih lingkungan yang harus kamu lakukan secara rutin, mulai dari harian sampai tahunan. Jadi, kamu bakal tahu apa aja yang harus kamu bersihkan secara rutin dalam jangka waktu tersebut untuk menjaga lingkungan kamu tetap bersih dan terawat. Buat yang nggak ngerantau, itung-itung nambahin pahala buat bantuin orangtua kamu benah-benah lingkungan rumah, deh. Hihihi.

  • Setiap hari
    • Merapikan tempat tidur
    • Mencuci piring kotor
    • Merapikan meja belajar
    • Menyapu lantai
    • Mencuci baju
    • Membuang sampah
  • Setiap minggu
    • Membersihkan perabotan rumah yang berdebu
    • Mengepel lantai
    • Mengganti sprei
    • Mengganti spons cuci piring
    • Membersihkan kamar mandi
    • Membersihkan isi kulkas
  • Setiap bulan
    • Membersihkan alat-alat kebersihan
    • Mengganti selimut
    • Membersihkan keset kaki
    • Mencuci kendaraan pribadi (jika ada)
    • Membersihkan ventilasi udara
    • Membersihkan cermin
  • Setiap 3-6 bulan
    • Mengganti sikat gigi dan waslap
    • Membersihkan saluran air dan tempat sampah
    • Menjemur kasur
    • Mencuci bantal
  • Setiap tahun
    • Membersihkan semua jendela
    • Membersihkan pagar rumah (jika ada)
    • Membersihkan selokan
    • Mencuci tirai jendela
    • Mencuci karpet

 

Di Amerika Serikat sana, banyak sekali, lho, mahasiswa terlibat utang sampai puluhan bahkan ratusan ribu dollar karena tunggakan semasa sekolah atau kuliah. Padahal, menurut situs College Board, rata-rata uang sekolah di Amerika Serikat “hanya” sekitar US$10.000 untuk sekolah negeri selama empat tahun. Sisanya utangnya buat apa? Biaya hidup selama kuliah! Serem, yaaa…

Sebenarnya, mahasiswa Indonesia juga harus cermat dalam mengatur keuangan, terutama karena pada umumnya, anak muda Indonesia mulai hidup benar-benar mandiri dan lepas dari orang tua saat jadi mahasiswa.

Youthmanual sempet ngobrol cantik bareng Ligwina Hananto, founder sekaligus CEO QM Fiancial yang bergerak di bidang perencanaan keuangan. Nah, Mbak Wina dengan senang hati ngasih bocoran seputar hal-hal penting yang harus kita tahu dalam mengatur keuangan, supaya kita nggak “kepeleset” menggunakan uang untuk hal-hal yang akhirnya nggak bisa kita kontrol, seperti…

Tahu nggak, sih? Banyak orang memahami ilmu ekonomi, tapi belum tentu bisa mengatur keuangannya dengan baik.

Memang banyak orang—termasuk mahasiswa—yang paham dengan ilmu akuntansi, arus kas, makro ekonomi, dan lain sebagainya. Tapi bukan berarti mereka lalu handal mengatur keuangan pribadi, karena ternyata ada, lho, ilmu khusus untuk mengatur keuangan pribadi.

Jadi, mereka yang mengerti debit kredit belum tentu bisa mengatur keuangannya sendiri.

Itulah kenapa Mbak Wina punya slogan finance should be practical, karena ternyata ada perbedaan besar antara finance teori dan praktek.

Tahu nggak, sih? Kunci untuk tidak “merusak” financial plan yang sudah disusun rapi adalah fokus sama tujuan.

Kunci sukses dalam mengatur keuangan adalah fokus sama tujuan.

Banyak, lho, orang rajin menabung, tapi mereka nggak tahu tabungannya dikumpulkan untuk apa. Padahal kalau kita nabung tapi nggak punya tujuan, kita tuh ibarat naik angkot tapi nggak tahu mau turun dimana. Tapi kalau tujuannya sudah jelas, kita jadi bisa tahu jalur apa yang perlu kita ambil untuk mencapai tujuan itu.

Saat membuat rencana keuangan, banyak sekali orang yang langsung sibuk mikirin produknya seperti deposito, saham, dan sebagainya. Padahal yang seharusnya menjadi fokus kita adalah tujuannya, sehingga kita tahu rencana perjalanan keuangan kita harus dimulai dari titik mana ke titik mana.

Tahu nggak, sih? Saat melamar kerja sebagai fresh graduates, bukan gaji besar yang harus menjadi pertimbangan utama, melainkan bos yang asik!

Adaaaa aja anak-anak muda fresh graduates yang langsung minta angka delapan juta rupiah sebagai gaji pertama mereka. Widih, emang udah pada bisa ngapain? ‘Kan belum pernah kerja!

Jack Ma, CEO Alibaba, pernah bilang bahwa pada saat kita mencari kerja, carilah pekerjaan yang bosnya asik, bukan yang gajinya besar. Pasalnya, atasan maupun kolega kita akan menjadi sumber ilmu kita selama selama bertahun-tahun ke depan, dan ilmu itu akan sangat berharga. Maka carilah yang pintar, asik dan inspiratif.

Apalagi fresh graduates punya opsi sebesar-besarnya untuk memilih tempat kerja yang disuka. Kalau nggak sreg, bisa pindah dan mencari tempat yang bikin kita hepi. Mumpung masih muda!

Tahu nggak, sih? Asuransi kesehatan perlu dimiliki oleh semua orang, termasuk mahasiswa!

Yup, mahasiswa juga perlu punya asuransi, lho.

Asuransi yang diperlukan oleh semua orang tanpa terkecuali adalah asuransi kesehatan. Wah, kita musti buru-buru beli asuransi kesehatan, dong? Tunggu dulu. Cek dulu, deh, kita masih punya asuransi dari orang tua nggak? Soalnya biasanya kantor ortu kita membiayai asuransi anak sampai si anak berusia 24 tahun.

Kalau ternyata kita masih punya asuransi kesehatan dari orang tua, nggak perlu beli baru. Tapi kalau ternyata harus beli sendiri, sekarang sudah ada asuransi BPJS kesehatan, kok, yaitu asuransi dari negara dengan premi murah yang bisa membiayai kita rawat inap rumah sakit.

Tapi ingat, ya, gaes, asuransi BUKANLAH sarana untuk menyimpan uang seperti tabungan, bukan juga untuk mengembangkan uang seperti reksa dana. Asuransi itu kayak payung, bisa dipakai hanya kalau hujan. Tapi ada atau nggak ada hujan, kita tetap harus punya payung di rumah ‘kan?

Tahu nggak, sih? Nggak masalah doyan shopping, asal budget-nya disiapkan dengan baik.

Doyan shopping? Nggak masalah, dong. Malah aktivitas berbelanja bisa membantu menggerakkan perekonomian negara. Pertanyaannya, ada budget-nya nggak? Yang penting atur dulu budget-nya, sehingga kita bisa menentukan berapa uang saku yang bisa kita pakai untuk shopping. Jangan sampai kamu “latah” berbelanja hanya karena barang tertentu lagi nge-tren di kalangan teman-temanmu.

Oya, Youthmanual pun tentunya nggak lupa “nodong” Mbak Wina untuk bagi-bagi tips ngatur keuangan untuk mahasiswa. Kalau bicara soal financial planning untuk anak muda, Mbak Wina biasanya menekankan empat hal, yaitu BBM (Berbelanja, Berbagi dan Menabung) + Menghasilkan.

Jadi, setiap bulan, kita musti membagi keuangan ke tiga pos BBM itu tadi, plus berusaha menghasilkan uang tambahan sendiri. Begini, nih, penjelasannya!

Berbelanja

Sebetulnya berbelanja adalah ilmu mengambil keputusan. Sebagai mahasiswa, kita harus tau, barang apa yang sebaiknya kita beli dan barang apa yang nggak perlu.

Banyak orang menganggap berbelanja barang mahal adalah pemborosan. Padahal nggak juga, lho. Terkadang membeli beberapa barang mahal itu malah perlu, tapiiii kita harus memutuskan mana barang mahal yang nilainya paling cocok dengan kita. Murah atau mahal itu relatif, tapi nilai itu personal. Misalnya, buat apa beli laptop murah kalau setiap enam bulan sekali laptop-nya rusak?

Intinya, sebagai mahasiswa, kita nggak harus selalu memilih barang yang paling murah, tapi memilih yang nilainya pas dengan kita.

Kita juga harus mulai memisahkan, apa hal-hal yang masih pantas dibiayai oleh orang tua dan apa hal-hal yang sudah bisa kita biayai sendiri. Tujuannya agar budget berbelanja bisa kita atur dengan baik.

Berbagi

Banyak orang menganggap berbelanja barang mahal adalah pemborosan. Padahal nggak juga, lho. Terkadang membeli beberapa barang mahal itu malah perlu, tapiiii kita harus memutuskan mana barang mahal yang nilainya paling cocok dengan kita. Murah atau mahal itu relatif, tapi nilai itu personal. Misalnya, buat apa beli laptop murah kalau setiap enam bulan sekali laptop-nya rusak?

Intinya, sebagai mahasiswa, kita nggak harus selalu memilih barang yang paling murah, tapi memilih yang nilainya pas dengan kita.

Kita juga harus mulai memisahkan, apa hal-hal yang masih pantas dibiayai oleh orang tua dan apa hal-hal yang sudah bisa kita biayai sendiri. Tujuannya agar budget berbelanja bisa kita atur dengan baik.

Menabung

Teman Mbak Wina yang psikolog pernah bilang, menabung untuk membeli sesuatu—sampai tiba waktu yang tepat—sebetulnya adalah latihan mengendalikan diri. Efek dari kebiasaan mengendalikan diri ini bisa berguna di banyak hal, lho. Misalnya, mahasiswa yang terbiasa menahan diri bela-beli impulsif juga akan bisa menahan diri nggak berhubungan intim sampai tiba waktunya, atau bahkan menahan diri untuk nggak pake drugs. Pokoknya, mahasiswa seperti ini jadi terlatih untuk bikin prioritas.

Jadi, menabung adalah latihan yang harus dilakukan terus menerus karena pada akhirnya, menabung bukan hanya untuk mengatur keuangan, tetapi juga membentuk karakter yang baik. Woohoo!

Nah, tips mengatur keuangan yang terakhir namun nggak kalah penting adalaaah...

Menghasilkan

Mahasiswa boleh banget, lho, mulai belajar menghasilkan, entah dengan cara berdagang sendiri atau kerja untuk orang lain. Mbak Wina sendiri nggak menyarankan anak kuliah langsung punya bisnis besar, ya. Soalnya, masa kuliah adalah masa dimana kita bisa bebas belajar sebanyak-banyaknya. Khawatirnya, kalau mahasiswa terlalu memikirkan bisnis dan investasi, nanti malah kehilangan waktu untuk menikmati masa muda.

Mbak Wina yakin anak-anak muda sekarang itu kreatif banget, sehingga mereka bisa menghasilkan uang tanpa menghabiskan banyak waktu. Banyak yang menganggap generasi millennial pada malas dan lembek, padahal nggak gitu, kok. Memang eranya aja yang sudah berbeda. Era sekarang lebih serba mudah, jadi kesannya anak muda sekarang malas. Padahal malah mungkin generasi senior yang seharusnya menyesuaikan diri.

Mbak Wina bilang, sewaktu dia kuliah di Australia, dia juga sudah mulai mikirin gimana supaya bisa menghasilkan tapi tetap bisa menikmati masa muda. Jadi, deh, Mbak Wina kerja jadi pelayan resto! Mumpung masih muda, serap pengalaman sebanyak-banyaknya, ya.

***

Untuk mengantisipasi krisis keuangan yang bisa terjadi ditengah-tengah kebutuhan kuliah, kost, dan keseharian, ada baiknya kalau kamu puna daftar pengeluaran serta catatan cash flow yang jelas. Nah, di bawah ini Youthmanual sudah menyusun daftar pengeluaran mahasiswa per bulan—baik untuk kamu yang ngekost ataupun nggak ngekost—sebagai panduan kamu untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan masing-masing.

Rincian Biaya Jumlah (Rp)

Uang sewa kost

Transportasi

Belanja keperluan bulanan

Uang jajan

Biaya nongkrong

Buku, ATK, print, fotokopi

Biaya kursus

Iuran organisasi/kelas/UKM

Pulsa dan paket data

Biaya tak terduga

 


Life Skill #4: Menjaga Keamanan

Gaes, nyari kostan di daerah yang dikenal aman aja nggak cukup untuk menjaga keamanan dirimu, lho. Masih ada banyak hal tak terduga lainnya yang nggak bisa kamu kontrol (dan kompromikan!) menyangkut rasa aman dan kenyamanan yang kamu rasakan selama di kostan. Segala pikiran parno melintas di kepala. Walhasil, semua pikiran parno pun terlintas di kepala. Misalnya, gimana kalau ada maling? Gimana kalau teman kost-nya nggak bisa dipercaya? Gimana kalau ada api? Dan berbagai hal yang bikin deg-degan lainnya.

Dulu sih, nggak banyak referensi yang membahas soal keamanan di kosan. Jadi, cuma bisa banyak-banyak doa. Makanya, di sini Youthmanual mau berbagi tips menjaga keamanan diri paling basic lagi efektif yang harus kamu terapkan di dunia per-kost-an.

  1. Perhatikan baik-baik kondisi kamar yang akan kamu tempati, seperti dinding, plafon, pintu dan jendela. Amati keseluruhannya, apakah ada yang mencurigakan atau tidak. Misalnya, pintu bekas di congkel/dirusak atau yang lainnya.
  2. Selalu jaga barang yang menurutmu berharga, seperti laptop, hape, tablet, perhiasan, atau pakaian. Masalahnya, kita suka sembarangan meletakkan barang-barang ini. Misalnya, menggeletakkan hape atau laptop di ruang bersama kosan. Atau meninggalkannya saat untuk mengambil barang lain.
  3. Simpan perhiasan di dalam lemari terkunci atau lokasi yang benar-benar tersembunyi dalam kamar. Kalau perlu, beli gembok khusus untuk sebagai perlindungan ekstra. Atau, kalau nggak perlu-perlu amat, jangan bawa perhiasan berlebihan ke kostan, deh.
  4. Biasakan mengunci pintu kamar kost kamu. Baik saat kamu berada di dalam, ataupun saat keluar kamar, meskipun cuma sebentar.
  5. Cabut kunci kostan pada saat tidur, terutama jika posisi pintu dekat dengan jendela.
  6. Beri password pada gadget kamu. Supaya aman dari tangan usil yang pengen kepo. Aktifkan juga aplikasi pengecek lokasi. Seandainya ada yang hilang, kamu bisa berusaha mengecek lokasi perangkat tersebut.
  7. Jangan nyalakan lilin, aromaterapi, obat nyamuk, rokok, atau benda lain yang mudah terbakar di kamar kos tanpa pengawasan. Apalagi meninggalkannya atau menyalakannya saat kamu tertidur!
  8. Berhati-hati saat sedang memasak dan jangan pernah tinggalkan kompor di dapur kost dalam keadaan menyala.
  9. Kalau melihat ada orang asing atau mencurigakan di sekitar area kost, jangan segan untuk bertanya. Tanyanya baik-baik aja, sih. Misalnya, “Cari siapa, ya?” atau “Kuliah di sini juga?”. Bisa juga kamu langsung memberitahukan ke penjaga kost atau pak RT.
  10. Catat barang yang dipinjam orang lain. Begitu pula sebaliknya, catat barang yang kamu pinjam. Dari pengalaman ngekost, masalah pinjam-pinjaman ini memang agak tricky, karena barangnya gampang terselip atau terlupakan.
  11. Tetap waspada dengan orang-orang di sekitar. Walaupun ingin cepat akrab dan punya banyak teman, jangan jadi nggak aware dengan keadaan sekitar. Boleh berteman sama siapa aja, tapi tetap buka mata dan telinga, ya.

Take care!


Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1