Cara Menjadi Pemilih dan Pendukung yang Cerdas dan Beretika

Pikada sudah di depan mata, nih, gaes! Yang udah melek politik, udah pada memantapkan pilihannya, belum? Hihihi.

Apapun alasan di balik keyakinan kamu terhadap paslon yang kamu jagokan, sudah pasti kamu sangat mengharapkan mereka untuk menjadi yang terpilih sebagai Kepala Daerah kamu selama satu periode ke depan. Youthmanual juga yakin kamu punya cara kece masing-masing untuk menyuarakan dukungan kamu terhadap mereka. Kasih jempol!

Tapi, sebagai generasi muda yang cerdas, kamu mesti paham dulu, nih, bahwa melek politik itu bukan berarti memilih dan mendukung paslon pilihan kamu dengan menghalalkan segala cara, lho. Terutama buat kamu yang baru pertama kali mendapatkan hak pilih alias first voter, yang pengalaman politiknya baru sebatas memilih ketua kelas. Berpolitik itu ada etikanya, gaes!

Jadi, gimana sih, caranya menjadi pemilih dan pendukung yang cerdas dan beretika?

1. Paham betul program kerja paslon dukungan kamu

1

Dalam memilih Kepala Daerah, hal paling utama yang harus kamu perhatikan adalah program kerja yang mereka tawarkan selama masa menjabat jika terpilih. Jangan sekali-kali jadikan popularitas atau bahkan tampang untuk menjadi bahan pertimbangan kamu untuk memilih dan mendukung mereka.

Dengan memahami program kerja mereka, kamu jadi tahu sejauh mana paslon tersebut menguasai bidangnya dan sepeduli apa mereka dengan kondisi rakyatnya.

Banyak paslon di luar sana yang memiliki program kerja jempolan, tapi ternyata nggak feasible untuk direalisasikan, atau sebaliknya—mereka paham permasalahan masyarakat, tapi program kerjanya sangat nggak tepat guna. Dari sini, kamu bisa memantapkan diri untuk memilih paslon mana yang layak mendapat dukungan dan suara kamu.

Selain itu, dengan memahami betul program kerja paslon jagoan, dijamin kamu nggak bakal kalah adu argumen dengan suporter lawan!

2. Nggak memaksakan pilihan kamu ke orang lain, serta dapat menghargai pilihan orang lain

2

Sudah bisa memilih dan memantapkan hati untuk mendukung paslon yang mana? Good for you. Langkah selanjutnya yang wajib banget kamu ikuti adalah: jangan menjadi pendukung yang fanatik.

Mendukung sesuatu yang kamu yakini itu boleh banget, asal masih berada dalam batas kewajaran. Kalau udah terlalu “gila” sampai membutakan kamu untuk memaksakan pilihan kamu ke orang lain dan nggak menghargai pilihan orang lain, itu sih jauh banget dari kata cerdas dan beretika.

Semua orang punya opini dan sudut pandang yang berbeda, dan kamu nggak bisa memaksakan kehendak kamu pada mereka. Kuncinya, kalau kamu ingin pilihanmu dihargai oleh orang lain, hargailah pilihan mereka. Berikan dukungan yang rasional kepada pilihan kamu tanpa harus melanggar batas kenyamanan orang lain. Lebah nggak akan menyengat kamu kalau sarangnya nggak diganggu, kok!

3. Selalu kritis

3

Bahaya hoax kini semakin sulit untuk dihindari—mulai dari judul clickbait (judul yang memprovokasi, lebay, dan nggak sesuai dengan isi dengan tujuan banyak yang nge-klik) sampai beribu desas-desus “katanya” yang kamu dengar dari percakapan sehari-hari. Nah, kamu harus bisa menjaga sikap kritis agar dapat bisa menyaring informasi dengan baik dan nggak gampang terpancing dengan hoax.

Kamu harus selalu kritis dalam mencerna segala informasi dan opini yang kamu dengar dari berbagai media. Biasakan untuk mengkroscek keabsahan informasi yang kamu dapatkan sebelum ditelan bulat-bulat--apalagi di-share--untuk menghindari kesalahpahaman dan konflik yang dapat terpicu cuma gara-gara berita yang hanya cari sensasi.

Ingat, sob—jadi anak muda jangan gullible amat, lah. Jangan mudah terpengaruh. Perbanyak kepo yang positif. Bukan kepoin akun hosyip, lho!

4. Tidak menebar kebencian

4

Namanya juga politik, pasti selalu adaaaa aja yang “perang” opini dan saling menjatuhkan lawan. Tapi, sebagai pendukung, apakah kamu harus beropini dan menjatuhkan lawan paslon kamu dengan cara meniggalkan hate comment?

Duh, nggak classy banget!

Menebar kebencian yang nggak beralasan cuma bisa bikin kamu terlihat insecure dan kekanakan di mata masyarakat. Lagipula, menunjukkan kelemahan lawan bukan berarti kamu lebih baik dari mereka, gaes. Kamu juga hanya membuang waktu dengan memberikan sorotan kepada lawan dan nggak memberikan dukungan yang berarti pada paslon jagoan kamu.

Kalau kamu memang benar-benar percaya bahwa paslon dukungan kamu bisa terpilih, lebih baik kamu sampaikan hal-hal baik yang menginspirasi kamu untuk mendukung mereka. Jauh lebih berfaedah dan tentunya lebih cerdas dan beretika, ‘kan?

Baca juga:

(sumber gambar: youthmanual, antikorupsi.org, kendaripos.co.id, blogspot.com, fitzpatrick-mod.net)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 19 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 29 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1