Suka Duka Mahasiswa asal Jawa yang Merantau di Ibukota

Konon katanya, hampir semua daerah di Indonesia pasti ada orang Jawanya. Kalau ditanya sebabnya, mungkin karena Pulau Jawa adalah pulau yang paling padat di Indonesia, sehingga akhirnya, penduduknya merantau kemana-mana. Katanya juga, karena orang Jawa itu mudah berbaur dan beradaptasi. Benar nggak, ya?

Anyway, kalau kamu mahasiswa Jawa yang sedang merantau di ibukota tercinta alias Jakarta, pasti kamu pernah merasakan hal-hal di bawah ini!

1. Kamu suka gagal paham ketika orang-orang bilang kamu dari Jawa, karena secara teknis, kalian sama-sama sedang di Pulau Jawa.

A: Kamu dari Jawa ya?

B: Iya (dalam hati mikir, memang kita lagi di Sumatra ya?)

Orang yang berasal dari selain suku Jawa suka menganggap Jawa hanyalah suku. Sementara buat kamu, Jawa adalah suku dan nama pulau.

2. Walau kamu belum bilang, teman-temanmu langsung tahu kalau kamu orang Jawa.

Kamu: Kamu orang Jawa ya?

B: Iya, kok tau?

Kamu: Tau dong...

Ya iya lah! Orang bahasa kamu medok logat Jawa banget, hehehe.

Orang Jawa—apalagi yang lahir dan besar di Jawa—pasti punya logat Jawa medok yang sudah terbentuk dengan pakem. Karena ke-medok-anmu ini, menegaskan kalau kamu adalah orang Jawa.

3. Kamu kaget dan stres melihat harga-harga yang mahal (dan lama adaptasinya sampai nggak kaget lagi)

Kamu: Bu, beli gorengan ya, Rp5000

B: Iya

Kamu: Lho, kok cuma dapat lima?

B: ‘Kan harga satunya Rp1000?

Kamu: Haaaa...?!

Harga makanan di daerah Jawa memang murah banget. Di daerah asal saya, di Yogyakarta, masih ada tempe goreng seharga 500 perak, lho. Kosan seharga 2 jutaan per tahun pun masih ada. Wah, dibandingkan dengan harga-harga di sekitar Jabodetabek, jauh banget ‘kan? Pantas aja kalau kamu kaget!

4. Ketemu sesama perantau dari daerah Jawa, senangnya seperti ketiban durian runtuh!

A: Kamu aslinya mana?

B: Jogja

A: Owalaah... cah Jogja tho! Aku arek Malang

B: Woalaah... jebul wong Malang!

Jelas aja kamu senang banget. Soalnya selama merantau di Jakarta, kamu ‘kan harus ngobrol dalam bahasa Indonesia melulu. Padahal kadang kamu pun kangen ngomong bahasa Jawa. Makanya, kamu senang banget kalau bisa ketemu sesama perantau Jawa, karena kamu jadi bisa ngobrol dalam bahasa Jawa lagi. Rasanya lidah enak banget, nggak pegal karena harus jaga omongan dalam bahasa Indonesia terus!

5. Kalau pulang kampung, kamu dibilang sudah seperti orang Jakarta

Karena selama merantau kamu sudah terbiasa ngomong bahasa Indonesia dan bahasa gaul, ketika kamu pulang kampung, masih ada sisa-sisa logat Jakarta saat kamu berbicara. Ditanya orang tua pakai bahasa Jawa pun, kamu reflek menjawab dengan bahasa Indonesia.

6. Namun begitu balik ke rantauan, kamu masih aja dikatain medok.

Sebaliknya, setelah beberapa hari mudik, lidah Jawa kamu pun langsung di-charge ulang. Kamu jadi terbiasa lagi ngomong bahasa Jawa. Akibatnya, ketika kamu balik lagi ke perantauan, logat Jawamu kembali kental. Medok lagi, deh!

7. Kalau kamu perempuan dan rada tomboy, orang nggak percaya kalau kamu asli Jawa

Orang Jawa punya image khas berperilaku halus dan punya tutur kata yang lembut. Apalagi cewek Jawa! Pokoknya dibayangkannya seperti Putri Keraton yang jalannya pelan, bicaranya lembut, dan kalau ketawanya pelan. Padahal hak kamu, dong, kalau kamu mau jadi “Putri Keraton” yang tomboy. Eaaa.

***

Tetapi walaupun sudah merantau jauh, pastinya kamu tetap bangga sebagai orang Jawa. Menjadi orang Jawa berarti menjadi seorang yang mengedepankan arti kebersamaan dan kesopanan.

Meskipun bertahun-tahun merantau di Jakarta, kamu tetap saja refleks menundukkan kepala kalau lewat di depan orang tua, tetap suka minum teh yang manis dan kental, dan tetap medok. Karena bagaimanapun juga, ke-Jawa-anmu adalah salah satu identitas yang melekat di dirimu. Setuju?

(sumber gambar : youtube.com, kaskus.com, blog.platechno.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 9 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 19 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1