5 Miskonsepsi Paling Umum Terhadap Jurusan Hubungan Internasional

Ketika kuliah, banyak teman saya merasa “kecebur” kuliah di jurusan Hubungan Internasional (HI). Kenapa? Karena ternyata jurusan HI nggak seperti yang mereka bayangkan. Ada banyak hal yang nggak disangka sebelumnya, dan ini ngaruh banget sama semangat belajar.

Padahal, ya, untuk bisa tembus ke jurusan Ilmu Hubungan Internasional nggak gampang, lho. Sebagai contoh, passing grade jurusan HI di Universitas Indonesia (UI) adalah salah satu yang tertinggi di kelompok jurusan IPS. Rata-rata nilai nasional yang diterima di jurusan ini adalah 800,00 poin keatas. Artinya, untuk bisa menembus jurusan HI di UI, seenggaknya kamu harus bisa menjawab 55% soal SPMB IPS dengan benar. Dengan kata lain, nilai mentah kamu kudu lebih dari 320.

Jadi sayang banget ‘kan, gaes, kalau kamu udah bisa masuk jurusan HI, tapi ternyata malah merasa “salah jurusan”?

Maka kali ini, Youthmanual mau ngasih tahu, apa aja hal-hal yang sering jadi salah kaprah dari jurusan HI, supaya kamu bisa lebih mantap sebelum memilih jurusan ini.

1. HI adalah jurusan Komunikasi dengan skala internasional

Youthmanual Miskonsepsi HI 2

Banyak orang menyangka jurusan HI sama dengan jurusan Hubungan Masyarakat (Humas), tapi levelnya internasional. Wah, ini salah! Banget!

HI adalah jurusan kuliah yang berbasis ilmu politik, sedangkan Humas adalah jurusan kuliah yang berbasis ilmu komunikasi. Jurusan HI sendiri lahir dari cabang spesialisasi jurusan Ilmu Politik, yaitu Politik Internasional.

HI lebih banyak mempelajari politik internasional yang menekankan adanya variabel internasional dalam hubungan aktor-aktor politik. Aktor politik, tuh, siapa, sih? Bukan aktor Hollywood yang berperan jadi politikus di film, lho #zzzz. Aktor politik bisa berarti partai, perusahaan multinasional, teroris, LSM, individu, bahkan hacker. Hanya saja setiap perspektif dalam ilmu HI punya pemahaman yang berbeda siapa aktor dominannya.

HI juga bisa bersentuhan dengan disiplin ilmu lainnya, seperti Geografi atau Sejarah. Dalam kuliah, mahasiswa HI akan belajar bagaimana politik dilihat dari disiplin-disiplin ilmu tersebut. Otomatis, mahasiswa HI selalu dituntut  untuk tahu isu global, karena isu global pasti akan mempengaruhi keputusan politik.

2. HI terkesan bergengsi tinggi, bakal bikin kita sering keluar negeri dan jago bahasa Inggris

youthmanual english

Kata “Internasional” di nama jurusannya membuat HI terkesan bergengsi tinggi, dan anak HI dianggap bakal sering jalan-jalan ke luar negeri dan dijamin akan berkiprah di luar negeri. Minimal berkarir di perusahaan multinasional, deh.

Kenyataannya? Jangankan sering ke luar negeri. Ke luar kota aja cuma setahun sekali. Ciyaaannn…

Bukan berarti nggak mungkin juga, sih. Tapi semuanya balik ke diri masing-masing. Kalau mau jadi anak HI yang sukses—dan akhirnya bisa berkiprah di luar negeri—ya harus usaha keras, ya, Kak!

Selain itu, orang juga suka banget ngomong gini ke anak HI, “Ajarin bahasa Inggris, dong! Kamu kan anak HI!”. Ih, rasanya pengen gigit Alfalink aja, deh, kalau ada yang ngomong begitu. Nggak semua anak HI bahasa Inggrisnya sempurna, tauk! Dan sebaliknya, nggak semua mahasiswa yang lancar berbahasa Inggris itu anak HI. Lagi-lagi, semuanya balik ke individu masing-masing.

FYI, di HI sendiri, mata kuliah bahasa Inggris nggak pernah lebih dari enam SKS.

3. Jurusan HI punya banyak dosen bule

Ini salah banget, gaeees! Karena basisnya politik, tenaga pengajar jurusan HI justru banyak yang berasal dari kalangan politik.

Jadi, calon mahasiswa HI, plis jangan ngayal babu bisa rutin ketemu dosen bule cantik atau ganteng ber-cas-cis-cus di depan kelas.

4. Anak HI nggak belajar hitungan

youthmanual matematika

“Kenapa masuk jurusan HI?”

“Biar nggak ketemu pelajaran hitungan!”

Ini adalah persepsi yang dimiliki oleh hampir semua anak HI. Padahal HI juga punya mata kuliah Ekonomi dan Statistik yang menuntut mahasiswanya untuk ngitung. Mata kuliah-mata kuliah ini wajib, lho, dan harus diambil di semester-semester awal. Dengan kata lain, kamu harus lulus dari mata kuliah-mata kuliah ini dulu, supaya bisa ambil mata kuliah pilihan di semester berikutnya.

5. Anak HI bakal gampang jadi diplomat

diplomat youthmanual

Walaupun misalnya cita-cita awal kamu adalah jadi diplomat, setelah kuliah di HI, kemungkinan besar minat kamu akan bergeser.

Asal tahu aja, jadi diplomat itu prosesnya panjang dan rumit. Awalnya, kamu harus ikut tes masuk kerja di Kementrian Luar Negeri dan bersaing dengan puluhan, bahkan ratusan ribu, orang lainnya. Jangan lupa, yang bisa kerja di Kemenlu bukan hanya para lulusan jurusan HI, lho!

Setelah masuk kerja di Kemenlu pun, ada jenjang karir panjang yang harus dilalui dulu sebelum kamu bisa jadi diplomat.

Kesimpulannya, kalau beneran mau jadi diplomat, kamu harus punya passion yang benar-benar tinggi di bidang HI. Kalau sekedar kuliah di HI, sih, nggak menjamin kamu gampang jadi diplomat.

Saya mau cerita sedikit, ya. Saya dulu termasuk mahasiswa yang kuliah di jurusan HI karena ingin jadi diplomat. Saya ngebayangin, jadi diplomat itu berarti ditugaskan ke negara-negara lain, jalan-jalan gratis dan ketemu banyak bule #ahzek.

Namun semakin lama mendalami ilmu HI, saya melihat bahwa sebenarnya ada banyak kesempatan lain untuk menerapkan ilmu jurusan saya ini. Lama-lama, keinginan jadi diplomat pun hilang. At least, keinginan dangkal saya untuk jalan-jalan dan ketemu bule bergeser jadi keinginan yang lebih bermakna #tsaaah

Belajar di HI bikin saya jadi tertarik sama lingkungan, bahasa, menulis, bahkan isu-isu global. Kuliah di jurusan HI juga “memancing” saya untuk berpikir, gimana cara membuat perubahan politik, meskipun dalam skala lokal. Karena meskipun nggak langsung berkiprah di dunia internasional macam Agnes Monica, saya paham bahwa sekecil apapun, tindakan saya bisa menjadi proses politik yang akan berdampak, minimal di lingkungan terkecil saya.

So, guys, sudah mantap kuliah di jurusan HI?

(sumber foto: Lotpotoa, Student World Online, Limun)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1