"Ugly Truth" dan Tantangan Kuliah Jurusan Komunikasi

Prodi Ilmu Komunikasi merupakan salah satu jurusan kuliah terpopuler yang banyak diincar calon mahasiswa. Jurusan bidang komunikasi lainnya seperti Periklanan, Hubungan Masyarakat, Penyiaran, dan Manajemen Komunikasi juga punya banyak peminat. Jurusan populer belum tentu yang punya peluang kerja terbaik dan segudang kesempatan emas lainnya.

Perkuliahan yang “katanya” seru dan santai serta mahasiswanya yang kelihatan cool menjadi daya tarik prodi bidang Komunikasi. Apalagi, lulusan Komunikasi termasuk “fleksibel”; bisa kerja di media, jadi PR, hingga staf marketing komunikasi di berbagai industri. Wih, kayaknya asik banget ya, kuliah Komunikasi?

Sebelum kamu memutuskan mengambil studi Komunikasi, cek dulu apa tantangan yang dihadapi bidang ini. Setidaknya, ada tiga kekhawatiran besar mengenai kuliah di jurusan-juruan bidang Komunikasi, yaitu…

1. Terlalu populer

Banyak orang yang ingin kuliah Komunikasi dan banyak perguruan tinggi membuka prodi bidang ini.sehingga lulusannya terlalu banyak, bahkan lebih banyak dibandingkan lapangan pekerjaan yang tersedia. Ini senada dengan disampaikan oleh  Bapak Inco Harper, dosen sekaligus Kepala Departemen Komunikasi Strategis Universitas Multimedia Nusantara “Yang dikhawatirkan, ketersediaan lulusan Komunikasi jauh lebih banyak dibandingkan kebutuhan industri.”

Yup, kalau mengintip data Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi terdapat lebih dari 400 jurusan D3 dan S1 bidang komunikasi, 217 di antaranya adalah prodi S1 Ilmu Komunikasi. “Kebayang nggak, berapa lulusan jurusan bidang Komunikasi setiap tahunnya?” Tanya Pak Inco lagi.

Itu artinya, setiap tahun ada tambahan puluhan ribu freshgrad jurusan Komunikasi yang harus bersaing dengan pencari kerja lainnya.

2. Pekerjaan untuk semua jurusan

Pekerjaan yang sesuai untuk lulusan jurusan komunikasi antara lain adalah broadcaster (pekerja televisi atau radio), jurnalis, Public Relations, pekerja periklanan, dan divisi marketing komunikasi. Nah, coba cek deh, lowongan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Umumnya, kualifikasi yang disyaratkan adalah: “lulusan semua jurusan”.

Pada akhirnya hampir semua jurusan bisa bekerja di “lahan” lulusan Komunikasi. Sementara jurusan Komunikasi rasanya nyaris mustahil untuk jadi, misalnya, bagian keuangan, pekerja teknik, atau legal. Tentunya, kondisi ini makin nggak menguntungkan buat masa depan mahasiswa Komunikasi.

Apalagi suka ada pendapat semacam, “Mendingan ngajarin anak Ekonomi untuk nulis (jurnalistik) daripada ngajari ngajarin anak Komunikasi soal Ekonomi.” Kalau prinsipnya demikian, maka yang bakalan diprioritaskan untuk media yang membahas Ekonomi adalah orang dengan latar belakang Ekonomi. Trus, yang diutamakan jadi PR di perusahaan Teknologi adalah lulusan jurusan Teknik, dan seterusnya.   

3. Penghasilan Fantastis? Lupakan!

Rata-rata gaji pekerja lulusan bidang Komunikasi nggak sebesar lulusan jurusan seperti Teknik, Kedokteran atau Hukum. Malah, banyak freshgrad atau pekerja pemula yang digaji sebesar Upah Minimum Provinsi.

Ini nggak cuma di Indonesia aja lho. Sebagai gambaran, PayScale mengeluarkan Salary Report 2017-2018 yang berisi hasil survei gaji lulusan berbagai program studi jenjang sarjana di Amerika Serikat. Hasilnya, bisa ditebak penghasilan lulusan jurusan Komunikasi menempati peringkat bawah, alias termasuk kecil.

Gimana, masih berminat masuk jurusan bidang Komunikasi? Ini bukan buat nakutin kamu sih, tetapi lebih ke memaparkan tantangan yang akan dihadapi. Kalau kamu memang niat mengambil studi bidang Komunikasi, harus siap menghadapi ugly truth tadi.

Jadi, apa yang perlu dilakukan jika kamu ingin menjadi mahasiswa jurusan Komunikasi?

Kamu harus benar-benar belajar dan menguasai ilmu dan skill yang diberikan. Lakukan yang terbaik dan  jangan pilah-pilih.

Dulu ketika kuliah di jurusan Penyiaran, saya lebih menyukai materi non teknis seperti jurnalistik, komunikasi, dan kreativitas. Sementara saya kurang berminat dengan pelajaran teknis macam teknik kamera dan editing audio-visual. Sebaliknya, ada juga teman yang jago soal teknis, tapi nggak tertarik untuk belajar menulis atau skill komunikasi. Yang seperti ini sayang banget, sih. Karena lulusan Komunikasi akan standout kalau punya multiskills.

Trus, pastikan pengetahuan dan kemampuan kamu benar-benar mumpuni. Banyak baca buku, praktekkan ilmu, dan asah kemampuan lewat kegiatan magang, volunteer, atau bikin proyek sama teman-teman.  Ikuti perkembagan teknologi, terutama yang berkaitan dengan studi kamu. Misalnya, aplikasi terbaru editing video. Penguasaan bahasa Inggris juga penting banget. Terakhir, perluas wawasan dan jangan kudet (kurang update). 

Semoga sukses!  

(sumber gambar: squarespace.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 11 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 22 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1