Apa Itu Kuliah Online dan Bisakah E-learning Menggantikan Kuliah Tatap Muka?

Pagi ini, persiapan kuliah Dian tak seperti biasanya. Nggak bergegas mandi, berpakaian, seruput minuman, dan memburu kereta pagi, yang kemudian dilanjutkan naik angkot. Hari ini, Dian terkesan santai, penampilan seadanya, dan hanya memastikan laptop serta koneksi internet rumah aman terkendali. Ternyata kuliah hari itu dilakukan secara online dengan sistem e-learning. Eits, gimana tuh?

Pertengahan November 2017 lalu Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir sempat menyampaikan bahwa perguruan tinggi Indonesia harus mengembangkan sistem kuliah e-learning. “Kalau sudah e-learning, nantinya kelas menjadi museum. Pemakaian kelas akan berkurang karena konsep belajarnya bisa di mana saja, bisa saja di rumah.”

Jadi, apakah nantinya kuliah online dengan sistem e-learning bakalan menggantikan kuliah tatap muka? Kayak gimana sih, perkuliahannya?

Seperti Apa Sih, Kuliah Online?

Sesuai namanya, konsep kuliah online adalah perkuliahan yang dilakukan secara online dan didukung oleh teknologi informasi. Jika kuliah konvensional  memberlakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka di kampus, maka kuliah online menerapkan sistem e-learning alias kegiatan belajar dengan media internet. Kuliah online sudah mulai banyak dilakukan di kampus, termasuk di Indonesia. Meskipun demikian, pelaksanaan kuliah online bisa sangat berbeda-beda.

Dari pengamatan Youthmanual, setidaknya ada 3 tipe kuliah online yang bisa diakses mahasiswa Indonesia.

1. Program Khusus Kuliah Online

Pihak kampus menyelenggarakan program khusus kuliah online, yang dibedakan dari program kuliah reguler. Salah satu contohnya adalah program Binus Online Learning. Jika mendaftar di Binus Online Learning, kamu akan menjalani kuliah dengan fleksibel, kapan saja dan di mana saja. Yup, seluruh materi kuliah, kuis, tugas, semua bisa diakses secara online. Mahasiswanya bisa menyimak dosen menyampaikan materi dari laptop/komputer masing-masing.

Untuk menunjang perkuliahan, terdapat tiga fitur chat room berbeda untuk berdiskusi dengan anggota kelas, berkomunikasi personal dengan dosen, serta untuk diskusi kelompok. Ada pula kuliah yang dilakukan secara real time, artinya secara langsung (live) dengan perantara internet. Nah, sesekali dilangsungkan kuliah onsite alias tatap muka di kelas. Tapi frekuensinya jarang.

Binus online learning sudah berlangsung beberapa tahun belakangan, dan proses penerimaan mahasiswanya pun tersendiri, alias nggak sama dengan seleksi mahasiswa reguler. Kalau dilihat dari situs kampus, mahasiswa kuliah online Binus ini berasal dari berbagai daerah, bahkan ada yang tinggal di luar Indonesia. Salah satu di antaranya adalah pramugari yang memang membutuhkan sistem kuliah fleksibel.

2. Kuliah online yang mendukung kuliah tatap muka

Adapula perguruan tinggi yang menerapkan sistem kuliah online untuk mendukung perkuliahan tatap muka. Jadi teknologi dan konsep kuliah online dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas perkuliahan. Misalnya, modul dan materi kuliah, presentasi kelompok, hingga tugas, dapat diakses dan di-upload secara online. Jadi nggak perlu lagi ngantri di fotokopian atau kebingungan gara-gara bahan ujian hilang. Trus, absensi serta nilai bisa dipantau secara online. Lebih efisien dan efektif, ‘kan?

Untuk kuliahnya sendiri bisa dikombinasikan antara online dan tatap muka, meskipun relatif lebih banyak tatap mukanya. Salah satu yang memberlakukan sistem seperti ini adalah Universitas Indonesia. Jadi UI memiliki program SCELE alias Student Centered E-Learning. “Di UI, kelas-kelas didorong untuk menggunakan teknologi SCELE. Fakultas Kedokteran terkenal paling banyak memanfaatkan SCELE, sedangkan di FIB belum terlalu banyak yang pakai. Saya sendiri menggunakan SCELE untuk beberapa kelas,” jelas Harumi Manik Ayu, dosen Program Studi Inggris UI.

“SCELE ini bisa menjadi tambahan kelas tatap muka (jadwal kelas tatap muka tetap dengan tambahan SCELE untuk belajar), atau sesekali SCELE menggantikan kelas tatap muka. Sistem ini fleksibel sih, walaupun nggak bisa full online (tanpa kelas tatap muka). Dalam satu semester, biasanya saya mengganti satu kali kelas tatap muka dengan SCELE. Tapi, bisa juga dosen lain menerapkan 2 sampai 3 kali kelas online dalam satu semester," ungkapnya lagi.

C. Kuliah online non gelar

Sekarang, terdapat banyak banget kampus yang membuka kuliah online untuk berbagai subjek. Kelasnya ada yang bayar namun nggak sedikit juga yang gratis atau menyediakan beasiswa, sementara pesertanya terbuka dari berbagai negara. Umumnya, kuliah ini nggak berkaitan dengan gelar. Yup, nggak ngaruh dengan SKS kamu dan nggak bikin kamu mendapatkan gelar apa-apa. Paling banter kamu dapat sertifikat.

Nah, yang paling penting dari kuliah ini adalah ilmunya, gaes! Lumayan banget kan, kalau bisa ikutan kelas online dari kampus top di luar negeri, macam MIT, Berkeley, dan Harvard? Meskipun belum kesampaian menjejakkan kaki  di sana, setidaknya kamu bisa meninggalkan jejak digital di kelas online-nya. Caelah! Serunya lagi, mata kuliah kelas online ini biasanya menarik dan nggak kamu temukan di kampusmu.

“Umumnya, untuk ikutan kuliah online (tanpa gelar) tinggal mendaftar aja, trus ikutin kuliahnya. Ada kegiatan nonton video, kuis, dan tugas-tugas. Ada forum juga buat ngobrol sama peserta kuliah lain dan dosennya. Kuliahnya ada periodenya (jadwalnya) dan ada deadline untuk tugasnya,” jelas Shanti Nurfianti Andin M.Psi, Head of Product Youthmanual yang sempat beberapa kali ikutan kuliah online.

Kelas fleksibel, bisa ambil studi di kampus luar negeri, ada yang gratis, banyak ilmu, subjek seru, sekalian belajar bahasa Inggris, plus dapat teman dari berbagai negara dan latar belakang. Enak banget, ya? Tapi menjalani kuliah online yang seperti ini banyak godaannya, sob, lantaran nggak ngaruh dengan gelar kuliah resmi dan nggak ada yang mengawasi. Mungkin banget lho, mahasiswanya jadi nggak semangat di tengah jalan. Artinya, kamu sendiri yang mesti rajin dan benar-benar berkomitmen.    

Menggantikan kuliah tatap muka?

Apakah di kuliah online bakalan menggantikan kuliah konvensional, sehingga nggak perlu lagi ada kuliah tatap muka dan di masa depan kampus jadi “museum”?

Kalau kata pak menteri Mohamad Nasir sih begini, “Kita harus dorong perguruan tinggi mengikuti perkembangan teknologi, misalnya nanti diarahkan kepada “classroomless”, “borderless”, dan “paperless” yang sudah berbasis teknologi informasi.”

Yup, perkembangan teknologi memang menembus batas ruang dan waktu, dan menjadikan semua serba digital. Kalau di dunia kerja ada istilah remote working atau work from home, yaitu bekerja jarak jauh dan tidak di kantor, maka bukan nggak mungkin ada kelas jarak jauh dengan kuliah online, kan?

Tapi, kegiatan di kampus bukan sekadar bangunan fisik dan materi kuliah yang bisa dengan mudahnya dikonversikan ke versi online. Ada interaksi sosial, pengalaman, serta memori yang hanya kamu dapatkan dengan ngampus.

“Menurutku ada hal-hal yang nggak bisa digantikan dari kuliah tatap muka. Walau demikian kuliah online memang efektif untuk mendapatkan pengetahuan serta skill baru. Kuliah online juga membantu orang-orang yang kesulitan waktu (untuk kuliah reguler), tapi tetap pengen belajar. Saranku, untuk yang kuliah online, tetap harus inisiatif untuk mempraktikkan ilmunya,” ujar Shanti.

Sementara menurut Harumi, kuliah online dan perkembangan teknologi pendidikan nggak akan menggantikan kuliah tatap muka, “Interaksi langung dalam kuliah tatap muka tetap muka masih diperlukan. Mungkin tujuan (pernyataan) Menristekdikti adalah mendorong dosen supaya lebih memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran. Dalam hal ini, saya pun setuju dengan beliau. Tapi mengenai “kelas menjadi museum”, kesannya sesi tatap muka itu sudah nggak berguna dan bisa digantikan. Padahal, nggak demikian,” tegasnya.

Gimana dengan kamu? Apakah kamu tertarik ikutan kelas online? Trus, apakah kelas online menjadi salah satu alternatif atau malah akan menggantikan kelas tatap muka?  

(sumber gambar: edtechreview.com, getapp.com, binus, edx.org, gracehill.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 16 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 26 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1