8 Mata Kuliah Seru Yang Pasti Akan Saya Ambil (Kalau Saja Ada di Indonesia)

Amerika Serikat emang biangnya kreativitas! Saya nggak tahu, orang-orang sana dikasih makan apa waktu kecil, sampai bisa pada kreatif banget. Pantes aja, pusat entertainment dunia ada di sana.

Kreativitas ini juga diterapkan di lingkungan universitas. Setiap tahun, berbagai universitas di Amerika menciptakan beragam mata kuliah yang seru-seru banget! Berikut adalah 8 mata kuliah yang PASTI saya ambil, kalau saya kuliah di sana. Kalau satu mata kuliah bobotnya 6 SKS pun, saya nggak takut! #napsu

Stupidity (Kebodohan)

Ditawarkan di: Occidental College

Ternyata sikap “bodoh” dalam diri manusia nggak sesimpel itu, lho. Konsep “bodoh” bukan sekedar lawan dari “pintar”.

Yang pasti, “kebodohan” adalah bagian utama dari diri kita, dan bisa jadi penentu takdir umat manusia. Di mata kuliah ini, mahasiswa akan diberi banyak materi yang menampilkan sikap-sikap “bodoh”, misalnya berbagai tayangan bego-begoan, seperti Beavis and Butthead.

Yang pasti juga, mahasiswa mata kuliah ini diajari untuk melihat hal-hal dari perspektif yang sangat berbeda.

“Oh, Look, A Chicken!” Embracing Distraction as a Way of Knowing (“Eh, Ada Ayam!” Merangkul Pengalihan Sebagai Sumber Pengetahuan)

Ditawarkan di: Belmont University

Kenapa, sih, pikiran kita sering banget teralihkan? Baru bikin PR 5 menit, udah ngoprek handphone lagi. Lagi berusaha memperhatikan dosen ngomong, malah kepikiran makanan di kantin. Ujung-ujungnya kita lupa, tadi mau ngapain, ya?

Di mata kuliah ini, mahasiswa akan meriset serta mengembangkan kesadaran indra mereka, yang seringkali terekspos terlalu banyak hal sehingga gampang terdistraksi.

Tapi intinya, mata kuliah ini mengajarkan bahwa “meleng” itu nggak apa-apa, lho. Kita malah bisa belajar dari situ, kok!

Yang kocak, sih, silabus mata kuliah ini. Mendeskripsikan jalan pikiran “meleng” banget! Baca deh:

"We will pursue ways of knowing through embracing [little ants, carrying a morsel of food across the table] what it means to be a distracted [I could sure enjoy a peanut butter sandwich right now] learner as well as [OMG - I get to go to the beach this summer] developing an awareness [I need to trim my fingernails] of one's senses…

Demystifying the Hipster (Membongkar Hipster)

Ditawarkan di: Tufts University Experimental College

Mungkin awalnya hipster cuma dipandang sebagai sekumpulan anak muda stereotipikal yang hobi ngopi di pasar, cuma mau baca majalah Monocle atau Kinfolk, dan berkacamata frame tebal (apakah matanya beneran minus? Tentu tidak!)

Tetapi, suka atau nggak, kini hipster sudah jadi bagian dari generasi muda seluruh dunia, sehingga mempengaruhi media, seni, literatur, juga sosial politik. Sampai dibuatin mata kuliahnya!

Mata kuliah ini mempertanyakan hal-hal seperti: hipster itu apa, sih? Apakah hipster memang bagian dari budaya manusia, atau cuma bisa-bisaannya marketing? Dan yang terpenting, budaya hipster ini akan ada sampai kapan?

Mahasiswa mata kuliah ini mempelajari ilmu sosiologi budaya hipster masa kini lewat film, karya fiksi, fashion, dan musik selama 20 tahun terakhir.

Kalau yang ikut mata kuliah ini adalah mahasiswa-mahasiswa hipster juga, bakal awkward nggak, ya? Serasa menelanjangi diri sendiri!

Death in Perspective (Kematian Dalam Perspektif)

Ditawarkan di: Kean University

Nggak bisa disangkal, mata kuliah ini gloomy dan sedikit seram. Tengok aja kegiatan mahasiswanya—karya wisata ke kuburan, berdebat tentang kebijakan hukuman mati, dan merancang warisan. Duh.

Namun ironisnya, mata kuliah ini malah membuat mahasiswanya berpikir, hidup seperti apa yang ingin mereka jalani di sisa umur mereka. Mahasiswa pun jadi lebih menghargai kehidupan, mumpung masih diberi waktu di dunia… *sendu*

Wasting Time on the Internet (Membuang-Buang Waktu di Internet)

Ditawarkan di: The University of Pennsylvania

Yakin, nih, buang-buang waktu di Internet perlu mata kuliahnya sendiri? Kayaknya kita semua udah jago, deh!

Sebenarnya mata kuliah ini adalah bagian dari pelajaran Creative Writing untuk para mahasiswa Sastra Inggris, karena ternyata “buang-buang waktu di Internet” melibatkan banyak kegiatan membaca dan menulis.

Seperti kata dosen Kenneth Goldmsith di sebuah artikel New Yorker,

“Generasi ini sebenarnya paling banyak menulis dan membaca dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Namun generasi ini membaca dan menulis dengan cara yang berbeda, yaitu lewat browsing, bookmarking, forwarding, retweeting, reblogging, serta menulis komen di berbagai media sosial.”

Meskipun cara-cara tersebut belum diakui sebagai bagian dari praktek literary, intinya tetap membaca dan menulis, ‘kan?

Mata kuliah ini nggak memerlukan textbook, hanya laptop dan wi-fi (hemat!). Mahasiswanya pun cuma boleh berinteraksi lewat social network dan chat room.

#SelfieClass

Ditawarkan di: University of Southern California

Nama resmi dari mata kuliah ini sebenarnya “Writing 150: Writing and Critical Reasoning: Identity and Diversity” dan merupakan bagian dari mata kuliah Writing.

Mata kuliah ini meminta mahasiswanya untuk membuat lima buah selfie, lalu selfie tersebut dianalisa, mulai dari baju yang dipakai, latar belakang, sampai gestur mereka sendiri. Ujung-ujungnya, mahasiswa disuruh menulis sebuah esai yang menjawab pertanyaan, “Bagaimana selfie-selfie kamu menciptakan—atau malah mengacaukan—pandangan kamu tentang identitas kamu sendiri?”

Hmmm.

Ternyata ada banyak hal yang bisa dianalisa dari selfie. Misalnya, selfie bisa dilihat sebagai sejenis autobiografi, lho, karena selfie bisa “bercerita” tentang diri kita sendiri.

Bahkan menurut dosen Mark Marino, selfie bukanlah sekedar narsis-narsisan, tetapi udah jadi ikon dari era kita. Fenomena “selfie” pun sebenarnya sudah ada dari dulu, ketika para bangsawan rame-rame membuat lukisan diri untuk mengabadikan identitas mereka. Benar juga, yaaa…

Create Your Own Religion (Ciptakan Agamamu Sendiri)

Ditawarkan di: Alfred University

Berdasarkan sebuah buku karya Daniele Bolellu, Create Your Own Religion: A How-To Book Without Instructions, mata kuliah ini mempersilahkan mahasiswanya untuk menyelami dan mengembangkan kepercayaan masing-masing tanpa tekanan atau penilaian.

Dalam hidup, sekelompok masyarakat yang menganut kepercayaan tertentu biasanya selalu berusaha mengajak orang lain untuk masuk ke kepercayaan mereka. Jadi, di kelas ini, mahasiswa didorong untuk mencoba “mengarang” sebuah agama baru—dengan segala aturannya—tanpa pengaruh orang lain ataupun agama yang sudah ada. Kira-kira agama yang ideal seperti apa?

Menarik banget!

Surviving the Coming Zombie Apocalypse: Disasters, Catastrophes and Human Behavior (Bertahan di Tengah Wabah Zombie: Musibah, Bencana, dan Perilaku Manusia)

Ditawarkan di: Michigan State University

Sumpah, ini adalah mata kuliah paling seru yang pernah saya temui. Pengemasannya bagus banget!

Mata kuliah yang digawangi oleh dosen Glenn Stuzky ini sebenarnya mengajarkan manajemen bencana dan perilaku manusia. Namun supaya seru, mata kuliah ini dikemas dengan skenario serangan zombie.

Bahan kuliah ini beragam, mulai dari textbook yang berisi tentang perilaku manusia, sampai video tentang situasi-situasi dimana manusia harus membuat keputusan hidup dan mati. Misalnya, saat terjebak bencana alam.

Tapi yang paling seru, mata kuliah ini membuat latihan-latihan praktek. Mahasiswanya dibagi per kelompok, lalu dibawa ke sebuah tempat asing dan diberi skenario bahwa dunia ceritanya sedang terkena wabah zombie. Benar-benar kayak The Walking Dead!

Selama latihan, mahasiswa harus menganalisa situasi, melaksanakan teamwork dengan baik, dan membuat-membuat keputusan penting demi bertahan hidup.

Misalnya, ketika menemukan seorang gadis yang (pura-pura) pingsan di hutan, mereka harus bikin keputusan dengan cepat—mau merawat gadis ini sampai sadar, atau “dibunuh” sekalian, karena takutnya ia sudah terinfeksi virus zombie?

Selama latihan ini berlangsung, mahasiswa harus mencatat perjalanan mereka dalam sebuah jurnal.

Apa, sih, inti dari latihan ini? Agar mahasiswa paham bahwa umat manusia akan selalu dihadapkan dengan bencana, dan tahu apa hal-hal yang membuat manusia survive ketika menghadapi bencana tersebut. Keren!

(sumber gambar: Yre Mobi, Watch Cartoon Online, The Gueardian, Fine Dining Lovers, CNN. Jefferson County Cemetaries)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1