Nggak hanya gebetan, dosen pun ada tipe-tipenya. Dan yang biasanya bisa bikin pusing kepala, lutut lemas, dan jantung berdegup kencang adalah yang killer a.k.a berwibawa dan disiplin abis, plus perfeksionis.

Sebelumnya, harus dibedakan dulu nih, dosen galak karena jaga imej dan ingin ditakuti mahasiswa, sama dosen yang galak karena disiplin, tapi saat mengajar sangat open-minded dan membuka wawasan. Tentunya, dosen killer dan perfeksionis yang dimaksud adalah yang kedua. Meskipun tetap horor sih.

Kenapa sih, do’i nggak lebih santai, 'nrimo, dan asik? Tipikal dosen gaul gitu, lah. Jangan protes dulu sob, sebelum kamu mengetahui keuntungan punya dosen “singa”.

1. “Memaksa” kamu buat disiplin.

Masuk kelas jam 7 pagi, nggak ada toleransi bagi yang terlambat semenit pun. Tugas dikumpulkan paling lambat tanggal 20.00 jam 11.00. Lewat dari waktu yang ditentukan, tidak akan dinilai. Bagi yang tidak membuat format presentasi sesuai kesepakatan, tidak presentasi.

Sadis?

Gimana pun juga kekerasan dosen ini bakal membuat kamu disiplin dan nggak meremehkan, terutama dalam urusan waktu dan aturan. Percaya deh, hal ini bakal berguna banget buat kehidupanmu.

Bayangkan aja, banyak kesempatan yang bakal hilang jika kamu terlambat, juga kalau kamu bikin kesalahan “kecil” hanya gara-gara nggak baca/memperhatikan instruksi atau aturan main dengan benar.

Dengan punya dosen super disiplin, mau nggak mau kamu akan jadi disiplin. Dan semoga aja sikap disiplin tersebut bakal terus terjaga.  

2. Bikin kamu nggak lembek

Udah baca artikel ini? Nggak sedikit fresh graduate dan anak magang yang ngambek, lantas berhenti bekerja saat punya bos yang agak keras atau mendapat kritik.

Gaes, atasan dan rekan kerja bukan babysitter atau ibu guru yang harus memomong dan puk-puk kamu. Memang nggak semuanya strick dan galak, sih. Tapi kamu harus terbiasa dan lebih tough menghadapi berbagai tipe orang dan menerima kritikan.

3. Membuatmu siap menghadapi “dunia” yang kejam

Raras Adrina seorang desainer grafis di media cetak dan digital bilang bahwa dia sudah terbiasa saat bekerja dan menemukan klien yang  ‘menantang’.  Raras tahan banting dengan permintaan yang ribet, bolak-balik revisi, dan tetek bengeknya.

Soalnya, saat kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual‍ di Universitas Bina Nusantara‍, Raras berhadapan dengan para dosen yang perfeksionis. Yup, sikap keras dan perfeksionis para dosen ini bikin kamu lebih siap buat terjun ke dunia nyata dan bekerja.

4. Bring the best in you

Bagi saya, dosen yang punya standar tinggi bisa membuat mahasiswanya lebih berusaha keras. Sunggguh-sungguh dalam mengerjakan segala sesuatunya dan lebih memperhatikan detail, sehingga bisa menghasilkan yang terbaik.

Apalagi dosen tipe ini biasanya menilai semua aspek dalam pekerjaan muridnya, seperti konsep, penyampaian, format penulisan, hingga ejaan.

Saat ujian, dosen ini juga nggak hanya melihat sejauh mana yang kamu tahu dan hapal, tapi lebih kepada yang kamu mengerti. Bagi dia, nggak cukup hanya sekadar menjawab dengan teori text book. Tapi harus disertai argumen kamu dan contoh yang relevan. Demanding abis, ya?

Dengan tekanan dan standar yang diberikan, kamu pun jadi terpacu buat memberikan hasil terbaikmu.

5. Mendapatkan kepuasan luar biasa

Dosen killer bin perfeksionis tentunya nggak gampang memberi nilai. Jadi saat kamu lulus, dan dapat nilai bagus, rasanya happy luar biasa. Kayak abis jadi juara maraton 10K *lap kemeringet* Hihihi!

(sumber gambar: gregmowbray.com)