Berbagai Kesalahan Generasi Z Saat Melamar Magang

Kamu lagi siap-siap mau magang? Jangan pernah lakukan kesalahan yang dibuat generasi Z ketika melamar magang, ya.

Ada berbagai deskripsi mengenai generasi Z. Tetapi yang Youthmanual ambil adalah kamu-kamu kelahiran tahun 1995 hingga 2010. ‘Kan, banyak tuh, yang sudah mulai magang atau akan mendaftar magang. Dari pengamatan saya, inilah kesalahan yang suka dilakukan oleh generasi Z pada saat melamar magang. Ini penting, lho. Gimana bisa magang di perusahaan incaran, jika pas daftar kamu sudah bikin ilfil?

Perhatikan masalah dan error berikut ini, supaya kamu terhindar dari kesalahan yang sama.

1. Nggak bikin surat lamaran

Oke, CV dan surat keterangan dari kampus memang merupakan dokumen penting saat melamar kerja. Tapi kamu nggak bisa mengabaikan surat lamaran. Surat lamaran ini semacam perkenalan diri kamu yang memuat tujuan kamu. Mau melamar kerja atau magang, divisi apa yang dituju, motivasi melamar ke sana, dan lain sebagainya, dituangkan di application letter. Jangan ujug-ujung “ngelempar” curriculum vitae, karena itu ibarat kamu nyelonong masuk ke rumah orang lain tanpa permisi.

2. Mengemail tanpa subjek dan "asal"

Karena tujuan kamu mengemail adalah melamar magang, maka emailnya pun harus formal dan sesuai etika. Pertama, tulis subjek email. Pesan tanpa subjek itu nggak profesional dan nggak jelas, sehingga biasanya bakal dicuekin.

Lagipula, kalau email kamu udah ketumpuk email lain, semakin nggak terlihat lah, “si email tanpa subjek” tersebut.

Untuk isi email, buatlah secara formal, diawali dengan sapaan, memuat isi yang merangkum tujuan kamu (melamar magang), dan menyertakan ucapan terimakasih, salam beserta nama kamu. Ini menunjukkan sikap profesional sekaligus kesopanan dan bakal dinilai.

Nanti, di saat kamu sudah bekerja, penting juga untuk memperhatikan penulisan email ke kolega atau klien.

3. Minta serba cepat dan “maksa”

Karena ingin segera dapat jawaban, anak magang/calon anak magang generasi Z, suka menanyakan hal-hal yang sama berulang kali. Atau ia mendesak ingin tahu jawaban perusahaan secepat mungkin. Masalahnya, ini seringkali nggak diimbangi dengan apa yang dikerjakan dirinya sendiri.

Misalnya, seorang pelamar magang bertanya apakah dia bisa segera tahu keputusan diterima atau tidak. Padahal ia belum mengumpulkan syarat lengkap yang diperlukan. Kesannya semua harus kilat untuk dirinya.

4. Komunikasi dengan calon atasan di medsos

Media sosial bisa menghubungkan kamu dengan siapa saja, termasuk para calon bos di tempat yang kamu incar untuk magang. Tapi bukan berarti kamu bisa menggunakan medsos seenaknya untuk memuluskan jalan magangmu.

Kalau ada info soal lowongan magang di medsos, itu rezeki. Tapi jangan tanya-tanya terlalu detail di medsos, apalagi kalau nggak diminta. Misalnya nih, si bos lagi foto liburan dengan keluarganya. Eh tiba-tiba kamu nanya soal apakah lamaran magang kamu sudah dibaca, membahas persyaratan yang harus dilengkapi, dan lainnya. Apalagi kalau bahasanya kayak lagi ngomong ke teman. Ganggu, dong!

5. Selfie yang nggak tepat

Kita tahu kalau banyak di antara kalian suka selfie. Kami pun (milenial) doyan foto-foto. Tapi  kamu wajib lihat sikon juga saat mau foto. Misalnya, jangan asik selfian ketika HRD lagi kasih pengarahan kepada para calon pegawai magang. Nggak perlu juga foto-foto dengan dokumen yang sifatnya personal dan profesional, seperti surat dari perusahaan.

6. “Menggampangkan” startup

Startup biasanya penuh dengan kerjaan kreatif, pegawai yang relatif muda, dan kantor yang gayanya seru. Ini seringkali bikin calon anak magang suka “lupa”, hingga menyamakan kantor dengan kampus. Alhasil, pas wawancara santai berat. Dari pakai baju casual, ngomong 'gue-lo' hingga menjawab dengan bercanda. Dear generation Z, ingat ini wawancara magang, lho!

7. Berkutat sama handphone......

..... di saat interview sedang berlangsung. Lah???

Gini ya, kamu tidak bisa mengeluarkan hape, apalagi mengutak-atiknya. Kamu juga dilarang menjawab whatsapp atau mengangkat panggilan telepon saat wawancara. Simpan baik-baik hape di tas dengan setting silent/getar.

Mudah-mudahan kamu nggak melakukan atau mengulangi kesalahan di atas, ya, gaes.

(sumber gambar: officeparrots, theodesseyonline.com, freemanxp.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 22 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1