10 Kesalahan Menggelikan Pemula Saat Mengirim Lamaran Kerja. Jangan Diulangi, Ya!

Yha, namanya juga belum pengalaman, wajar jika melakukan kesalahan. Hal ini juga berlaku saat fresh graduate alias mahasiswa yang baru lulus, mengirim lamaran kerja. Makanya, kami membagikan “aib” kesalahan menggelikan ketika baru lulus dan melamar kerja dulu. Kesalahan ini bisa kamu jadikan masukan sehingga nggak mengulangi hal yang sama.  

1. Mengirim lamaran yang “tertukar”.

Saking semangatnya, ketika baru lulus saya langsung kirim lamaran ke banyak perusahaan. Ternyata, nggak hanya harus fokus saat menyusun surat dan CV aja, tapi  juga berikan perhatian ekstra untuk urusan “teknis”, kayak masukin berkas ke amplop, atau memilah file yang diunggah pada attachment.

Sebab saya pernah tertukar: dialamatkan untuk ke perusahaan A tapi dalam cover letter ditujukan untuk “Kepala Departemen SDM perusahaan B”.  Kelar lah, ya!

Makanya, kamu perlu teliti saat mengirim lamaran, apalagi jika mengirim ke beberapa perusahaan sekaligus.

2. Memberikan foto selfie atau a la-ala foto studio.

Saat mau melamar kerja, kamu perlu punya foto formal, baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy. Jangan lantaran kepepet kamu kirim foto profile pic, yang edgy lengkap dengan kacamata hitam. Atau, saking terlalu niat, kamu posting foto studio ukuran postcard. Yakali deh...

3. “Posisi apa saja.”

Nah, ini juga yang pernah saya lakukan saat melamar pekerjaan. Ketika itu, saya berpikir bahwa hal tersebut dapat memperbesar peluang diterima, dan memang saya tertarik (atau masih galau) dengan beberapa posisi.

Setelah bekerja, saya menyadari bahwa nggak ada yang namanya "Divisi Apa Saja" di perusahaan :p Eniwei, dengan menyatakan posisi mana yang kamu minati, akan lebih mudah bagi perusahaan menyeleksi dirimu. Lagian, ini memberikan kesan bahwa kamu tahu apa yang diinginkan dan cukup paham dengan pekerjaannya (sehingga bisa memilih).

Gimana dong, kalau memang ada dua posisi yang diminati dan keduanya sejalan dengan kemampuan? Kalau memang niat banget, bisa mengirim dua lamaran. Atau, kamu bisa menyebutkan salah satu yang paling kamu minati, plus menyampaikan bahwa kamu berminat juga dengan posisi tertentu lainnya.

 4. CV “kepenuhan” dengan info nggak relevan.

Membongkar CV lama, mirip-mirip kayak ngintipin diary zaman SMA (caelahh), ada yang bikin cengar-cengir dan malu sendiri. Termasuk soal kegetolan memasukkan “segalanya” dalam CV. Dari kepanitian A sampe Z, dari pencapaian yang ‘mayan sampe yang kurang penting. Untung, prestasi menang lomba busana Hari Kartini zaman TK dan juara bertahan lomba makan kerupuk kompleks nggak ikutan ditulis.

Perlu banget menyeleksi pengalaman, pencapaian, pelatihan/seminar yang pernah diikuti, dan lainnya. Cukup pilih yang terbaik dan yang sesuai dengan pekerjaan yang dilamar. CV itu bukan soal panjang-panjangan kok, gaes. Ini CV gaes, bukan tugas laporan 5 halaman ketik dari dosen.   

5. Kurang mengerti jenjang karier dan kualifikasinya.

Kamu perlu tahu tentang mana saja posisi yang bisa diisi fresh grad dan mana posisi yang membutuhkan pengalaman. Selain cari informasi mengenai berbagai profesi, pastikan kamu juga memperhatikan persyaratannya dengan baik, ya.

6. Kreasi nggak pas.

Boleh banget mengkreasikan CV dalam bentuk dan format yang kreatif. Apalagi jika melamar di bidang desain atau sektor kreatif lainnya. Tapi pikirkan dulu sebelum berusaha bikin berkas lamaran yang lain daripada yang lain. Trus, pastikan kamu mengerti apa yang kamu kerjakan.

Misalnya, membuat surat lamaran dan CV dengan tinta warna merah. Maksudnya apa? Hal seperti ini bisa mengesankan kamu tidak sopan, lho. Atau soal pemilihan font huruf. Jangan sampai maksudnya biar standout dengan memilih font yang nggak biasa, tapi malah susah dibaca dan nggak enak dilihat.

7. Email singkat dan nggak proper.

Mungkin karena terburu-buru ataupun karena kurang tahu, jadi nggak memenuhi etika mengirim lamaran kerja via email. Padahal etika tersebut penting, lho. Hal yang mesti dicantumkan antara lain judul email yang formal, sapaan pembuka formal, tujuan mengirimkan email, menyampaikan dokumen apa yang dimuat pada lampiran, ucapan terima kasih, serta salam penutup. Jangan sampai kelewatan, ya. ,

Penting juga untuk menggunakan bahasa yang formal, dan jangan disingkat-singkat, pls bgt!

8. “Jaksel” pisan.

“Saya adalah lulusan Manajemen Universitas XXX, which is salah satu kampus bisnis terbaik. Saya sangat tertarik untuk bekerja di perusahaan Anda dan prefer ditempatkan di divisi Management….”

Sah-sah saja mengirim surat lamaran dan CV dalam bahasa Indonesia atau Inggris. TETAPI, Jangan menggabungkan bahasa Inggris dan Indonesia. Confuse, tauk! Anak Jaksel aja nggak gitu-gitu amat kok, kalau melamar pekerjaan.

9. Kirim telat dan nggak lengkap

Saat menghadiri career day di kampus, saya pernah mendaftar ke perusahaan multinasional beken. Ketika itu saya berhasil melewati seleksi tahap pertama. Kemudian, saya diminta menjawab beberapa pertanyaan dan melengkapi data via email sebagai tahap selanjutnya.

Lantaran  overthinking karena ingin memberikan jawaban “sempurna”, saya pun jadi melewati deadline pengumpulan. Bisa ditebak, saya nggak lolos seleksi.

Saat melamar kerja, kamu mesti responsif. Selain mengumpulkan persyaratan tepat waktu, segera beri tanggapan apabila perusahaan terebut follow up, baik via telepon atau email. Satu lagi, pastikan kamu mengumpulkan kelengkapan sesuai yang diminta.

10. Kebanyakan typo

Mungkin ada yang berpikir bahwa yang terpenting dari CV dan surat lamaran adalah isinya. Tapi bukan berarti penyampaian, termasuk ketepatan ejaan dan tata bahasa jadi nggak penting. Jangan meremehkan hal yang terkesan kecil seperti ini. Typo alias salah ejaan bisa membuat orang yang membaca salah kaprah dan terganggu. Hal ini juga menunjukkan bahwa kamu nggak teliti.

Apabila ada banyak salah eja, pasti nilai kamu di mata calon perusahaan jadi minus. Ada juga lho, yang langsung menyingkirkan kandidat pekerja yang seperti ini.

(sumber gambar: canva.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 22 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1