Jangan Tentukan Jalan Karier Kamu Dengan 6 Cara Ini!

Nggak semua orang bisa memilih jalan karier yang ingin ditempuhnya di masa depan nanti sejak di bangku sekolah dasar. Bisa aja karena minimnya informasi yang dapat digali, atau belum “mengenal” diri sendiri dan nggak tahu sama sekali dengan apa yang diminati dan dapat dikuasai.

Eniwei, kalau kamu belum menentukan jalan karier, jangan khawatir! Nggak ada kata terlambat untuk merancang masa depan. Emang, sih, sebaiknya dilakukan sedini mungkin agar nantinya nggak kebingungan di tengah-tengah karena kamu nggak punya perencanaan yang jelas. Tapi berusaha memberbaiki sambil jalan masih lebih baik dibanding nggak ngeluarin usaha sama sekali demi kepentingan masa depan kamu.

Menentukan karier dan merancang masa depan emang bisa dilakukan dengan seribu satu cara karena nggak semua orang akan menempuh jalan yang sama, dan masih banyak kejutan dan hal tak terduga lainnya yang bisa aja mengubah mindset kamu tentang kehidupan seperti apa yang ingin kamu jalani. Tapi, haram banget hukumnya kalau kamu gunakan tujuh cara berikut ini!

1. Hanya melihat gaji yang ditawarkan

1

Sure, alasan manusia untuk bekerja adalah untuk menghasilkan uang yang digunakan sebagai penyambung hidup. Korelasinya, semakin banyak uang yang bisa dihasilkan, semakin tinggi taraf hidup dan yang akan diperoleh dan ekspektasi gaya hidup yang akan dijalani. Makanya, banyak yang menjadikan jumlah gaji sebagai prioritas utama mereka dalam memilih jalan karier.

Padahal, ini salah banget!

Pendekatan seperti ini sebisa mungkin harus kamu hindari karena kamu harus paham bahwa pekerjaan apa pun membutuhkan progres yang signifikan dari penggelutnya untuk mendapatkan posisi dan insentif yang tinggi—dan hal itu membutuhkan waktu dan usaha yang nggak sedikit. Kebayang, kan, kalau di tengah jalan kamu tiba-tiba nggak enjoy dengan apa yang kamu lakukan dan gaya hidup yang kamu jalani sebagai dampak dari pekerjaan tersebut cuma karena iming-iming gaji yang besar?

2. Tradisi orang tua

Kesalahan terbesar anak muda yang ingin menentukan jalan kariernya sedari dulu adalah karena selalu mengikuti apa keinginan orangtua. Eits, bukannya orangtua nggak boleh ikut campur soal masa depan (secara, sekolah masih dibiayain ortu, sob!), tapi idealnya mereka hanya boleh memiliki input dan pendapat tersendiri dalam menentukan masa depanmu, dan kamu nggak harus mengikutinya dari A sampai Z.

Kamu harus pintar-pintar membedakan tren karier seperti apa yang dipahami oleh orangtua kamu dan tren karier seperti apa yang ada di masa mendatang, yang tentunya sesuai dan minat dan bakat yang kamu punya. Ketika orangtua kamu bisa sukses dengan menjadi ahli bedah, belum tentu jalan kesuksesan kamu bakal sama dengan mereka. Belajar dari pengalaman itu boleh, tapi kalau emang nggak sesuai dengan apa yang diinginkan, mending jangan diikutin, deh.

3. Popularitas

3

Cara paling cepat (dan paling minim effort) dalam menentukan jalan karier adalah mengikuti apa yang sedang populer, dan menjadikannya sebagai apa yang ingin kamu geluti di masa depan. Padahal, aslinya kamu sama sekali nggak memahami—bahkan menaruh minat!—pada sesuatu yang populer tersebut.

Misalnya, anak muda zaman sekarang lagi pada berbondong-bondong jadi Youtuber biar hitz. Trus kamu juga mau jadi Youtuber, padahal kamu lebih seneng ngotak-ngatik rumus matematika daripada nge-vlog. Atau, gara-gara bisnis café kekinian yang omzetnya bisa mencapai puluhan kali lipat lagi menjamur, kamu juga kepengen buka café. Tapi aslinya kamu bahkan nggak minat sama hospitality. Duh!

Banyak, lho, pilihan karier yang kurang populer, tapi prospeknya nggak kalah wow dengan profesi-profesi populer. Nggak percaya? Jurusan-jurusan sepi peminat ini buktinya!

4. Ikut-ikutan teman

Dalam lingkaran pertemanan, solidarity is a good thing. Tapi, azas tersebut nggak valid banget kalau sampai kamu terapkan dalam memilih jalan karier. Remember, whatever works for someone doesn’t always work for you!

Lingkungan—terutama teman-teman—bisa menjadi faktor yang sangat mempengaruhi kamu dalam menentukan masa depan. Ngaku, deh, kamu pasti bisa memulai pertemanan dengan teman-teman kamu karena merasa sepemikiran. Tapi, bukan berarti kalian selalu memiliki persepsi yang sama terhadap berbagai hal, apalagi soal karier. Sepemikiran bukan berarti kalian memiliki minat dan bakat yang sama.

Lagipula, ngikutin karier temen biar apa-apa bisa “barengan” itu nggak seseru itu, kok, gaes. Coba, deh, kamu bayangin kalau dalam 5-10 tahun kedepan temen kamu pada move on dan milih jalan karier lain. Kamu masih ingin melanjutkan masa depan kamu di jalan karier yang sama, nggak?

5. Stereotipe

5

Pernah, nggak, kamu nggak jadi memilih satu jalan karier yang kamu minati karena banyak “katanya begini” “katanya begitu”? Kalau iya, sebaiknya coba kamu pikirkan ulang, ya. Selama informasi “katanya-katanya” tersebut nggak bersumber dari sudut pandang orang yang memang ahlinya atau menggeluti bidang yang dimaksud, lebih baik untuk tidak terlalu kamu hiraukan.

Cewek-cewek yang emang menyenangi teknik jangan takut untuk masuk fakultas teknik karena katanya kerjaannya nggak cewek banget atau bakal susah dapet jodoh. Anak mudah yang punya passion di bidang seni jangan takut ambil jurusan seni karena katanya lulusan seni bakal sulit nyari kerja. Nggak semua stereotipe-stereotipe (basi) seputar pekerjaan itu bener, kok!

Daripada kamu percaya dengan stereotipe-stereotipe tersebut, lebih baik kalau kamu ulik informasi yang valid dari berbagai sumber yang lebih terpercaya. Percaya, deh, pasti tekad kamu akan goyah ketika kamu mendengar “katanya-katanya” yang meragukan jalan karier yang sudah kamu pilih.

6. Hasil kuis atau tes yang nggak kredibel

Anak muda zaman sekarang terkenal banget sama sifatnya yang gullible—alias gampang percaya dan terpengaruhi dengan sesuatu yang nggak pasti sekalipun. Fakta acak ngasal yang disebarin akun-akun galau di medsos aja pada banyak yang doyan. Hft.

Makanya, kalau ada yang iseng-iseng ikutan kuis dan “tes” seputar karier yang banyak ditemukan di dunia maya, pasti malah pada langsung percaya sama hasilnya. Padahal, belum tentu kuis atau tes tersebut berasal dari sumber yang kredibel!

That’s why Youthmanual hadir untuk dimanfaatkan oleh kamu-kamu para anak muda yang masih bingung menentukan jalan karier dan merancang masa depannya. Daripada ikutan kuis-kuis yang keabsahannya dipertanyakan, lebih baik kamu segera cus upgrade akun kamu ke Youthmanual Premium dan ikutin semua asesmen yang dikembangkan oleh para psikolog pendidikan jempolan untuk mendapatkan rekomendasi yang valid dan kredibel. Ahzek!

(sumber gambar: likesuccess.com, e27.co, standard.net, careers24.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 11 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 22 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1