Kata Mahasiswa Soal Kuliah Kerja Nyata: Zaman Sekarang, Apa Faedahnya?

Di sebagian universitas yang ada di Indonesia, kuliah kerja nyata (KKN) masih menjadi satu fase perkuliahan yang wajib untuk dilewati.

Tujuannya? Yang pasti, untuk mendapatkan nilai. Atau ada juga yang menjadikan KKN sebagai syarat wajib untuk menempuh tugas akhir atau skripsi, dimana pelaksanaannya sudah menjadi budaya turun temurun.

Tapi, makin kesini, saya menemukan banyak mahasiswa yang nggak setuju dengan program kuliah satu ini. Katanya, sih, udah zaman milenium gini, udah nggak ada faedahnya!

And I was like, “Situ yakin?”

Soalnya, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Indonesia sendiri mewajibkan semua perguruan tinggi untuk menjadikan KKN sebagai realisasi kegiatan intrakurikuler yang memadukan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Lah, kalau salah satu poin udah dianggap nggak valid, gimana, tuh?

“Gimana, ya? Kalau menurutku, sih, pelaksanaan KKN sekarang udah nggak efektif banget.”  ujar Annisa, alumnus Universitas Andalas‍ angkatan 2011.

“Soalnya, setahu aku KKN itu kan tujuanya mengabdi pada masyarakat yang tinggal di pelosok. Zaman dulu, sih, wajar aja mahasiswa sebagai agen perubahan “terjun” membagikan ilmunya untuk membangun daerah yang tertinggal. Kalau sekarang, persebaran informasi udah berkembang pesat. Asal punya hape dan akses internet, orang udah bisa belajar. Desa-desa sekarang udah banyak yang ada warnetnya, kok.”

Begitu pula dengan pendapat Rifki, mahasiswa Universitas Indonesia angkatan 2013 yang setuju jika pelaksanaan KKN kini nggak begitu relevan.

1

“Jangan salah, anak muda di desa sekarang nggak kalah maju pikirannya dengan anak muda di kota, lho. Mereka pergi merantau ke kota, cari ilmu dan keterampilan di sana, setelah itu pulang dan menerapkan ilmu dan keterampilan yang mereka dapatkan untuk membangun daerahnya. Seenggaknya, sih, di desa KKN-ku dulu seperti itu.

“Maksudnya—jika masyarakat setempat sudah memiliki kemauan sendiri untuk maju dan berkembang, apa gunanya mahasiswa? Terlebih mahasiswa KKN dianggap sebagai pendatang yang memiliki pengetahuan yang terbatas mengenai kondisi dan potensi daerah KKN, sehingga kehadiran kita para mahasiswa sebagai “pembawa perubahan” dirasa nggak relevan.”

Maya, mahasiswi Universitas Padjadjaran‍ angkatan 2013, menambahkan. “Aku ngerasa kalau KKN itu lebih sebagai ajang “nyumbang”. Gimana nggak, biaya yang aku keluarkan untuk menjalani KKN selama satu bulan itu bisa lebih banyak dari biaya hidup aku selama satu semester! Belum lagi kalau (kelompok kerja) kamu punya program kerja yang emang gila-gilaan dengan judul “pembangunan”. Udah, deh, make it rain aja selama sebulan. Asal ada uang, kamu bisa membawa perubahan.

“Nah, ada baiknya kalau kegiatan KKN diganti dengan program magang yang lebih panjang aja.” imbuhnya. “Sekarang ‘kan kalau nyari kerja, banyak yang nyari kandidat yang punya soft skill jempolan, tuh. Menurut aku, sih, magang lebih banyak faedahnya dibanding ikut KKN—dalam segi menambah soft skill yang dibutuhkan dalam lingkungan kerja nanti.”

“Yang ikut KKN, tuh, yang tulus punya progam kerja buat membangun daerah aja. Yang nggak, ya jangan dipaksa wajib ikut. Jadinya yang nggak mau ikut malah males-malesan, nyusahin orang, dan buang waktu. Lose-lose situation.”

2

Lain lagi pendapat Cia, alumnus Universitas Padjadjaran‍ angkatan 2012. “Dulunya aku emang memandang KKN sebagai ajang hura-hura dan buang waktu. Tapi, setelah aku bener-bener ikutan, aku jadi tersadar, kalau KKN membentuk aku sebagai individu yang sadar akan lingkungannya.

Menurut Cia, KKN melatihnya menjadi pribadi yang mandiri dan kritis dengan survival chance yang jauh lebih sulit dibanding nge-kost atau tinggal bersama orang lain. Dia juga belajar banyak bagaimana caranya beradaptasi dalam lingkungan yang baru, baik dengan belajar tinggal bersama masyarakat desa ataupun dengan teman-teman seuniversitas yang nggak pernah ia kenal sebelumnya.

“Pokoknya bermanfaat, deh. Tapi bukan dalam artian kemampuan fisik ataupun otak, melainkan mental, yang zaman sekarang rasanya sulit banget ditemui di anak-anak generasi sekarang.”

Terakhir, Adun, alumnus Universitas Gadjah Mada‍ angkatan 2011, mengemukakan opininya soal kefaedaahan KKN ini. “Yang pasti, nggak peduli zaman udah canggih atau gimana, aku tetep ngerasa kegiatan KKN memiliki faedah yang besar buat umat mahasiswa.

3

“Pertama, zaman sekarang informasi emang mudah untuk didapat—meskipun kamu masih tinggal di pelosok. Tapi apakah mereka memiliki kemampuan yang baik dalam mencerna informasi-informasi tersebut? Nggak! Disinilah peran kamu sebagai agen perubahan, yaitu untuk membawa mereka ke “jalan yang lurus”, agar mereka nggak tersesat bahkan hilang arah di dalam lautan informasi yang bergerak cepat, sehingga mereka bisa bangkit dan berkembang ke arah yang lebih baik.

Kedua, nggak perlu bawa-bawa proker atau bahkan materi, kehadiran kamu sebagai seorang mahasiswa di daerah KKN aja udah menjadi inspirasi paling berharga bagi masyarakat. Kehadiran kamu mengajarkan orang-orang yang tinggal di pelosok sana untuk memiliki cita-cita, semangat yang tinggi, dan kemauan untuk menjadi yang lebih baik—dan kamulah yang memiliki kehormatan sebagai “penuntun” mereka. Ini yang bikin aku paling bangga sebagai seorang mahasiswa.

Faedahnya di kamu? Kamu bisa melihat dunia dengan kacamata yang lebih luas. Ingat, sikap humble adalah salah satu kunci sukses yang tak ternilai, dan ini bisa kamu miliki dengan mudah melalui kegiatan kuliah kerja nyata.”

***

Kalau menurut kamu gimana, nih, gaes? Ikut KKN zaman sekarang, apa faedahnya?

(sumber gambar: wordpres.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 18 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 28 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1