Jangan Sedih Kalau Kamu “Ditolak”! Soalnya…

Nggak ada di dunia ini yang bilang kalau ditolak itu rasanya menyenangkan. Ditolak gebetan aja rasanya pengen nangis kejer di bawah derasnya hujan, apalagi kalau ditolak sama kampus, organisasi, atau bahkan lamaran kerja impian?

Pedih, sob!

Kata “tidak” yang diutarakan oleh orang lain ke kamu tentunya bakal bikin kamu nggak habis pikir. ‘Emangnya, salah gue tuh apa, sih? Apa yang kurang dari gue? Apa gue nggak sengaja ngelakuin sesuatu yang nggak disukai orang lain?’, dan pertanyaan-pertanyaan lainnya yang ujung-ujungnya cuma bakal bikin kamu frustasi.

Padahal, nggak seharusnya kamu terlalu berlarut dalam kesedihan setelah ditolak, lho, gaes. Yes, rejection is awful, tapi nggak ada gunanya kalau terlalu diambil pusing karena penolakan nggak akan hanya terjadi satu kali di dalam segala aspek di kehidupan kamu. Jadi, jangan keburu down ketika ditolak, soalnya…

1. Kamu nggak mengetahui arti penolakan tersebut

1

Ketika kamu menerima penolakan, hal yang pertama kali harus kamu pahami adalah: it’s not all about you. Jangan selalu menyalahkan diri sendiri ketika kamu menerima penolakan, karena penolakan nggak selalu memiliki arti bahwa kamu-lah yang salah.

Coba, deh, ingat lagi kapan terakhir kali kamu ditolak. Apa reaksi kamu? Sedih? Pastinya. Tapi, jika kesedihan kamu terlalu “lebay” sampai berlarut-larut malah membuat kamu terus meragukan diri, yang ada kamu malah berjalan mundur, sob. Hal ini bisa merendahkan self-esteem kamu dan membuat kamu sulit untuk bisa bangkit dan bersemangat lagi seperti sediakala.

Lagipula, bisa memahami seseorang itu butuh waktu yang nggak sebentar. Apalagi kalau kamu dihadapkan pada tekanan seperti wawancara kepanitiaan atau kerja, biasanya kamu akan kesulitan untuk menunjukkan diri kamu yang sebenarnya—sehingga orang lain nggak bisa memahami karakter kamu sebagaimana mestinya.

Ada sudut pandang lain yang mungkin kamu lupakan dalam keputusan penolakan ini—yaitu pihak yang menolak. Bisa aja mereka menolak kamu karena ada ketidakcocokan antara nilai yang mereka anut dengan kamu. Bukannya nggak mungkin cewek outgoing ditolak sama cowok kalem. Begitu juga dengan perusahaan media cetak yang nggak menerima posisi manager media sosial.  Intinyanya, ditolak itu nggak selamanya perkara ekspektasi, kok!

2. Kamu bisa gunakan penolakan tersebut untuk mengevaluasi diri

2

“Kamu itu sebenarnya bagus, tapi…”

Semua yang ngebaca artikel ini pasti setuju kalau kalimat ini adalah kalimat penolakan paling klise yang pernah kamu dengar. Pokoknya, kalau buntutnya ada kata ‘tapi’ pasti kalimat yang disampaikan setelah itu akan selalu membuat kamu kecewa.

Nah, daripada kamu terlalu mikirin kata ‘tapi’ ini sebagai penolakan yang mutlak, ada baiknya kalau kamu memandangnya dari kacamata yang berbeda. Gimana, tuh?

Coba, deh, kamu posisikan kalimat-kalimat yang ada di belakang kata ‘tapi’ itu sebagai bahan evaluasi diri. Dengan mengetahui kekurangan kamu dari sudut pandang orang lain, kamu bisa menemukan solusi untuk memperbaiki diri dengan lebih mudah. Sometimes it takes other to point out our flaws, and that’s totally okay. Jangan malu apalagi minder kalau kamu dikoreksi oleh orang lain!

Yang penting, yang namanya ditolak dengan alasan jangan terlalu diambil hati, lah. Wjar kalau kamu merasa kecewa karena kamu merasa kamu udah berusaha sekuat tenaga, tetapi mungkin aja ada di luar sana orang yang lebih all-out dari kamu. Kalau memang kamu dirasa belum tepat untuk bisa diterima di sana, kamu bisa berkembang menjadi lebih baik karena penolakan tersebut dibanding kamu terlalu takut untuk mencoba dan nggak mendapatkan sudut pandang berharga seperti ini. Aih!

3. Kamu harus pasang mindset bahwa kegagalan itu adalah sukses yang tertunda

3

Ditolak adalah bentuk kegagalan yang paling ngenes, dan kegagalan berarti kamu belum bisa mencapai tujuan yang sudah kamu tetapkan. Kalau belum, bukan berarti kamu nggak akan pernah bisa mencapainya, karena kegagalan adalah sukses yang tertunda.

Mungkin banyak yang belum paham kalau hidup kamu itu ibarat lorong panjang yang penuh pintu. Ketika satu pintu tertutup, kamu terus mencoba dan berusaha sampai akhrinya kamu menemukan pintu lain yang terbuka. Proses ini bisa juga kamu anggap sebagai trial dan error, dimana di setiap kegagalan bisa kamu ambil hikmahnya untuk dapat membenahi dan mempersiapkan diri untuk menjadi lebih mantap dalam “membuka pintu” selanjutnya.

Rejection is a blessing in disguise. Ditolak di suatu tempat bukan berarti kamu nggak akan diterima di tempat lain, gaes. Siapa tahu kamu emang nggak cocok untuk bekerja di perusahaan A karena kamu ternyata lebih pas dengan budaya perusahaan B. Lewat penolakan, kamu bisa belajar untuk mencari tahu bagaimana caranya untuk menemukan tempat yang tepat untuk kamu agar bisa nyaman menjadi diri sendiri.

Jangan pernah putus aja untuk mencari kesempatan dan alternatif lainnya dalam mengejar impian kamu. Penolakan adalah proses yang sangat penting kamu lewati untuk bisa tumbuh menjadi anak muda bermental baja, karena hal itu akan membuat kamu lebih dewasa dan percaya diri dalam menghadapi masa depan.

Semangat!

(sumber gambar: imgur.com, tenor.co, giphy.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 20 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 30 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1