Ask The Team—Di Kelas, Kamu Duduknya di Mana, Sih?

Beberapa waktu lalu, Path saya ramai dengan postingan image Peta Posisi Kelas di atas ini. Dan menurut saya, sih, deskripsi karakter murid berdasarkan Peta Posisi ini bener banget!

Karena penasaran, saya pun nanya-nanya seluruh tim Youthmanual: Dulu, waktu SMA, di kelas duduknya pada di mana, sih? Deksripsi karakter kamu sebagai murid sesuai nggak dengan deskripsi Peta Posisi ini?

Putri, intern Business Development: Putri suka duduk di wilayah Biru atau Oranye, tapi Putri nggak males nyatet, kok! Malah paling suka nyatet, hahaha…

Tisam, Content Editor: Ungu! Soalnya gue jadi bisa nyantai, bisa ngayal, bisa ngobrol (mau sekolah apa ngafe, sih, Sam? –red). Menyangkut deskripsinya, pas SMA, nilai gue memang pernah jeblok, sampai dapat peringkat ke-4 dari belakang. Tapi pas lulus, Alhamdulillah gue dapet peringkat dua dari depan. Ihiiiy…

Dewa, intern Business Development: Oranye atau Hijau. Deskripsi karakter gue juga sudah sesuai dengan yang tertulis di sini, sih, tapi gue suka nyatet dikit-dikit juga, kok, hehehe.

Hani, CEO/Advisor: Oranye kanan, dan pinggir nyender tembok! Alasannya karena area tengah, tuh, kayaknya area aman, ya. Kita jadi nggak terlalu dekat sama guru kayak di area depan, tapi kita juga nggak jadi pusat perhatian guru, kayak kalo kita duduk di paling belakang. Pokoknya, murid yang duduk di area Oranye biasanya dilewatin guru, lah, kalo mereka melempar pertanyaan ke murid, hihihi.

Trus, dulu gue juga suka duduk di pinggir, mepet tembok, dan sebaris dengan meja guru, karena kalo mau nyontek, jadi lumayan kehalangan sama murid yang duduk di depan gue, hihihi.

Gue nggak suka nyatet, sih, tapi kalo di kelas terlihat rajin mencatat berhubung setiap hari hobi surat-suratan sama temen se-geng. Nggak penting banget, lah. Gue anaknya maleeesss banget pas SMA. Nilai Matematika pas Ebtanas aja 3!

ruang kelas youthmanual

Oki, founder/CEO: Kalau gue dulu seringnya duduk di wilayah Hijau, meski kadang-kadang di Ungu dan Oranye juga. Tergantung mood dan kondisi, sih. Untungnya, teman-teman sekelas gue cukup fleksibel untuk diajak tuker-tukeran tempat duduk.

Iyank, Content Editor: Dulu, tuh, aku anaknya nerd dan ambisius banget, makanya di kelas selalu duduk di wilayah Kuning! Aku dulu juara kelas, ketua OSIS, aktif di kegiatan ekskul. Pokoknya aku tipe anak orang biasa yang nggak mau sia-siain sekolah, hahaha. Ambisius banget, lah

Di kelas, aku selalu menjawab pertanyaan guru, paling rajin bikin tugas, dan paling suka nyatet. Soal nyatet, I’m that student yang catatannya sering dipinjam teman-teman sekelas (habis itu, aku minta ditraktir makan sama mereka, hahaha!). Tapi aku bukan tipe yang pelit catatan, lho, makanya disayang banyak teman, hahaha.

Tapi aku suka kesel kalo teman-teman pada ribut di kelas, soalnya aku jadi nggak bisa konsen nyimak pelajaran.

Kepala sekolah aku sampe nangis, lho, pas aku wisuda. Soalnya katanya speech perpisahan aku baguuus banget, hahaha!

Lidya, College Writer: Sama kayak Kak Iyank, pas SMA aku seringnya duduk di wilayah Kuning. Aku juga anaknya ambisius banget dan selalu sok rajin, hahaha. Kalau dikasih tugas, aku suka pengen buru-buru nyelesein supaya bisa jadi yang paling duluan submit. Makanya aku duduk di depan!

Sama kayak Kak Iyank, aku suka kesel kalo teman di kelas ada yang ngobrol, soalnya aku jadi nggak konsen ngedengerin penjelasan guru, hahaha.

***

Nah, sekarang giliran saya yang cerita.

Zaman SMP-SMA dulu, saya selalu merasa sekolah, tuh, mimpi buruk banget, deh. I believe I wasn’t dumb or lazy, tapi saya frustrasi karena merasa nggak cocok dengan kurikulum dan sistem pendidikan pemerintah kita (saelah…). Saya kesusahan banget mengerti pelajaran-pelajaran di sekolah, terutama pelajaran eksakta, sehingga lama-lama saya ketinggalan jauh, trus jadi terlanjur malas mengejarnya.

Sejak SMP sampai kelas dua SMA, saya selalu ranking lima besar…. dari bawah. Pas kelas 3 SMA, nilai saya membaik, lah, berhubung saya nggak banyak ketemu pelajaran eksakta lagi #timIPS.

Saya juga ngantukan akut, sehingga setiap hari di sekolah, saya selalu ngantuk nyaris seharian. Di kelas, saya bisa tidur dengan posisi apa pun, kapan pun.

Saking terlatihnya, pas kuliah, saya bisa tidur di kelas padahal lagi duduk di barisan paling depan. Pokoknya tinggal pasang posisi nunduk pura-pura baca textbook, trus bertahan di posisi itu sampai kuliah kelar! Pegel nggak, tuh?

Yang lebih parah, ketika kelas 3 SMA, my class was the most amazing class ever. Saya sekelas dengan tiga orang sahabat saya, dan hampir semua anak-anak cowok sekelas saya were class clowns. Saat guru ngajar, mereka bisa banget ngelawak sambil bisik-bisik, tapi sukses bikin saya (yang nguping) ngakak sampai nangis. Saya sering banget nutupin muka pakai buku pelajaran, tapi pundak bergetar-getar nahan ketawa karena nguping lawakan teman-teman saya itu. And those boys always sit at the back row.

Ketebak banget, dong, pas SMA, saya duduk di barisan mana? Yes, Purple team for the win!

Padahal percayalah, barisan paling belakang sebuah kelas, tuh, biasanya kayak tempat jin buang anak. At least back in my days, ya. Kondisinya jorok, banyak sampah ngumpul, gelap karena kurang kena sinar matahari, dan  dindingnya suka penuh dengan coretan bolpen dan tip-eks a la pantekan anak-anak alay. Anak-anak yang duduk di barisan belakang juga biasanya madesu semua, hihihi.

ruang kelas youthmanual

Tapi ternyata nggak juga, lho. Saya barisan anak belakang, tapi—seusia deskripsi peta posisi di atas—sekarang saya lumayan “sukses”, lah. Hihihi.

***

Gimana dengan kamu? Di kelas, kamu duduk di mana? Karakter kamu sesuai dengan deskripsi peta posisi di atas nggak?

(sumber gambar: yayasan-bppi.or.id, filosofikadal.blogspot.com, erprasuma.wordpress.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 22 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1