Agar Hidup Kamu Lebih Baik, Ucapkan “Terima Kasih”, Deh, Di 6 Situasi Ini!

Menurut James Clear, seorang penulis buku-buku self-improvement terkenal, ucapan “terima kasih” itu adalah ucapan yang paling underused. Artinya, ucapan “terima kasih” harusnya lebih sering digunakan di berbagai kesempatan.

Hmmm, kalau dipikir-pikir, saya memang kurang sering bilang “terima kasih”, sih. Bahkan di situasi dimana saya seharusnya bilang terima kasih, saya sering ngeloyor pergi begitu saja.

Agar hidup kita lebih baik, James Clear menyarankan kita untuk mengucapkan “terima kasih” di 6 situasi ini.

Pssst, ada beberapa situasi yang pasti nggak kamu sangka sebelumnya!

1. Ketika kamu menerima pujian

Kebanyakan orang—terutama orang Indonesia—sering “menangkis” pujian. Maksudnya, kalau mereka mendapat pujian, mereka akan bersikap seolah-olah nggak pantas menerima pujian tersebut. Mungkin termasuk kamu? Pasti iya, deh. Soalnya kalau selfie kamu di Instagram dikasih komen, “Cantiiik…” pasti kamu balesnya, “Apaan, sih? Cantikan kamuuu…”

Saya paham, sih. Mungkin kamu “menangkis” pujian begitu karena kamu malu, atau nggak ingin kelihatan berbangga diri, ya. Apalagi orang Indonesia sangat menghargai sikap  rendah hati.

Masalahnya, kalau kamu “menangkis” pujian, berarti kamu nggak menghargai orang yang memuji kamu.

Jadi, kalau kamu dipuji, bilang aja “terima kasih”. Selain kamu jadi menghargai orang yang memuji kamu, kamu jadi bisa menikmati pujian itu juga ‘kan?

Contoh: “Presentasi lo tadi keren dan lancar banget, bro! Selamat, ya!”
Daripada bilang: “Masa’, sih? Padahal tadi gue nerfes parah, lho!”
Lebih baik bilang: “Makasih, ya. Untung lancar, deh.”

Contoh (untuk yang Muslim): “Kamu dandan gini cantik banget!”
Daripada bilang: “Aamiiin… kamu, tuh, yang cantik!”
Lebih baik bilang: “Alhamdulillah. Makasih, ya.”

Dengan bilang “Aamiiin,” kesannya kamu nggak percaya bahwa kamu cantik, dan berharap semoga kamu beneran cantik. Sementara dengan mengucapkan “Alhamdulillah”, kamu percaya bahwa kamu cantik, dan bersyukur atas hal tersebut.

Saat kamu menerima pujian, pikiran kamu pun jadi ikut positif. Jadi jangan “menghalau” pujian yang dikasih ke kamu, ya. Terima dan nikmati aja, gaes!

2. Ketika kamu datang terlambat

Datang terlambat, tuh, memang situasi yang menyebalkan banget. Bikin kamu stress, dan kesannya nggak menghargai orang yang nungguin kamu.

Kalau kamu datang terlambat, biasanya kamu akan otomatis bilang, “Maaf, ya!” kepada orang yang nunggu kamu.

Padahal reaksi yang lebih pantas adalah berterima kasih, lho. Serius? Iya. Mungkin rasanya aneh, ya. Tapi percaya, deh, berterima kasih adalah reaksi yang lebih tepat.

Kenapa? Soalnya, kalau kamu minta maaf, kamu memfokuskan situasinya ke KAMU. “Maaf, GUE terlambat.”

Sementara kalau kamu berterima kasih, kamu memfokuskan situasinya ke orang yang sudah mau berkorban dan nungguin kamu. “Terima kasih, ya, karena ELO udah mau nungguin gue.” Bisa lihat bedanya, nggak?

Dengan berterima kasih, kamu seakan-akan bilang, “Gue hargain banget elo tetap setia nungguin gue, walaupun gue terlambat.”

3. Ketika kamu sedang menghibur seseorang yang lagi sedih

Ketika ada orang yang curhat ke kamu tentang musibah yang mereka alami, mungkin kadang kamu merasa awkward karena bingung, harus gimana menanggapinya.

Pernah merasa gitu nggak?

Padahal kalau ada teman atau keluarga kamu curhat tentang musibah mereka ke kamu, yang penting kamu hadir untuk mereka, dengarkan keluh kesahnya, trus berterima kasih karena mereka sudah mau cerita ke kamu.

Jangan merasa berkewajiban memberi nasehat atau kata-kata mutiara, ya!

Apalagi kalau kamu berusaha “menghibur” mereka dengan bilang, “Yah, seenggaknya masih untung elo…”

Ada yang bilang, ini pemikiran orang Jawa banget. Katanya, seapes-apesnya orang Jawa, mereka masiiiih aja bisa bersyukur atas musibahnya tersebut.

Contoh: Ibunya teman kamu ada yang baru meninggal
Daripada bilang: “Seenggaknya kamu punya banyak memori tentang beliau untuk dikenang, ya…”
Lebih baik bilang: “Makasih, ya, elo udah mau cerita gini ke gue. Gue tahu ini masa-masa sulit buat elo.”

Di masa-masa sulit, orang nggak perlu mendengar kata-kata mutiara untuk menenangkan hati mereka yang galau. Cukup dengan sharing aja, orang bisa merasa lega.

Jadi kalau kamu nggak tahu mau ngomong apa, bilang aja “Terima kasih, ya, udah mau cerita ini ke gue,” dan dengarkanlah keluh kesahnya dengan sepenuh hati.

4. Ketika kamu mendapat kritik membangun

Kritik bisa jadi hal yang sangat berguna buat kamu, tapi banyak orang yang langsung sakit hati kalau dikritik, bahkan kadang langsung membela diri.

Sayang banget, ah. Soalnya, kalau kamu dikritik—apalagi kalau kritiknya membangun—respon yang paling tepat adalah berterima kasih dan gunakan kritik tersebut untuk memperbaiki diri kamu, agar kamu  jadi orang yang lebih baik.

Contoh: Tugas kuliah kamu dikritik dosen, “Hasil kerja kamu kurang bagus. Saya kira kamu bakal memberi hasil yang lebih bagus.”
Daripada bilang: “Bapak nggak paham, sih. Kemarin saya sempat sakit, jadi nggak bisa kerja maksimal!”
Lebih baik bilang: “Makasih, Pak, sudah menaruh ekspektasi tinggi kepada saya.”

5. Ketika kamu mendapat kritik NGGAK membangun

Kebalikan dari poin di atas, ada kritik yang nggak membangun sama sekali. Boro-boro membangun. Kritiknya malah cenderung jahat dan murni untuk mencela kamu aja.

Tapi daripada kamu marah-marah kepada orang yang memberikan kritik tersebut, just move on and say thank you.

Kalau kamu bilang terima kasih kepada orang yang mengkritik kamu, kritikan mereka jadi “ternetralisir”. Seakan-akan kamu bilang, “Lo bilang gue jelek? Nggak masyalaaah…” sehingga kritik tersebut nggak bisa berkembang jadi perdebatan besar.

Contoh: "Pernyataan lo pas presentasi tadi bego banget, sumpah."
Daripada bilang: “Elo yang bego.”
Lebih baik bilang: “Oke, deh! Makasih ya, sob, atas feedback-nya. Gue memang perlu lebih banyak belajar.”

Kalau kamu nggak merasa perlu menang dalam setiap perdebatan, artinya kamu dewasa. Ada orang yang komen nyebelin di Instagram kamu? So what? Mengalah untuk menang aja, lah. Udah pada gede juga ‘kan?

6. Kalau ada orang yang sok tahu nasehatin kamu, padahal nggak diminta

Semua orang pasti punya pendapat masing-masing. Namun zaman sekarang, kayaknya semua orang HARUS banget menyampaikan opininya tersebut, entah diminta atau nggak.

Mungkin maksud orang tersebut ingin membantu kamu, ya. Tetapi kalau ada orang yang sok tahu nasehatin kamu, padahal nggak diminta, rasanya kesal banget!

Misalnya, pas kamu lagi asyik-asyik olahraga di gym, tiba-tiba ada orang lewat dan berkomentar, “Teknik sit-up-nya nggak benar, tuh.”

Contoh lainnya, tengok, deh, akun Instagram selebritis perempuan yang punya anak. Hampir di setiap foto si seleb bersama anaknya, pasti ada aja komentar bernada, “Aduh Mbak, kok anaknya masih digendong, sih? ‘Kan sudah besar?” atau “Kok bayinya dikasih susu formula, Mbak? ‘Kan lebih baik minum ASI!”

Kalau saya dikomentari begitu, saya pasti kepengen balas komen, “Emangnya teknik sit-up elo udah paling bener?” atau “Coba Mbak atur anak sendiri aja, deh, yang belum tentu keurus dengan sempurna juga.”

Namun respon-respon seperti itu adalah respon yang defensif dan nggak perlu. Cara yang lebih baik? Yup! Just say thank you.

Soalnya, balik menunjuk kesalahan orang yang mengkomentari kamu begitu nggak bikin kamu jadi “benar”. Berterima kasih aja kepada mereka, karena telah membuat kamu jadi sadar. Maksudnya, sadar untuk nggak dekat-dekat mereka lagi! Hiiii!

So, say thank you, more often!

(sumber gambar: jamesclear.com, ohmyhandmade.com, lifehack.org. treatmo.com, roadtoemployment.ca)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 19 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 29 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1