Lima Film Bertema Pendidikan yang Wajib Kamu Tonton

Oleh Nisa Istiqomah

Salah satu jenis film favorit saya adalah film-film yang bertema pendidikan. Malah kalau kebanyakan orang nangis karena nonton film romantis, saya kebanyakan nangis karena nonton film bertema pendidikan. Bagi saya, film bertema pendidikan sering kali menyentuh dan inspiratif banget!

Nah, kali ini, saya mau sharing lima film bertema pendidikan yang patut banget untuk kamu tonton. Selama hidup, kamu musti nonton film-film ini minimal sekali!

1. Dead Poets Society (1989)

Film Dead Poets Society bercerita tentang seorang guru Sastra Inggris bernama John Keating yang mengajar di sebuah sekolah swasta unggulan, Wellton Academy. Sekolah ini dikenal sangat ketat dalam aturan dan kedisiplinannya, tetapi Mr. Keating malah mengajar dengan cara-cara yang unik, nyentrik, anti-mainstream, dan sangat membuka pikiran. Dia mendorong siswa-siswanya yang selama ini “kaku” untuk paham makna kebebasan dan lebih menikmati hidup.

Karena Mr. Keating, sekelompok siswanya kemudian menghidupkan kembali sebuah kelompok ekskul sastra bernama “Dead Poets Society”. Tapi ekskul ini ditentang oleh sekolah, setelah salah seorang siswa anggotanya bunuh diri.

Meskipun tokoh utama film ini adalah John Keating yang diperankan almarhum aktor legendaris Robbin William, saya lebih suka karakter murid-muridnya, terutama karakter Charlie Dalton yang rada slengekan tapi cerdas.

Film ini bukan film baru, sih, jadi setting-nya cukup jadul, way back to 1990s. Tetapi menurut saya, cerita dan situasi sekolahannya masih relevan dengan keadaan sekarang. Dan yang penting, pesan utama film ini tetap “sampai”, yaitu ketika seorang anak nggak diberi kebebasan untuk mengekspresikan apa yang dia mau—atau mengejar apa yang dia inginkan—dia akan tetap menemukan cari cara untuk meraih kebebasan itu.

2. Coach Carter (2005)

Tim basket SMA Richmond High School sudah beberapa kali ikut turnamen, tetapi selalu mengalami kegagalan. Dalam kegagalan ini, masing-masing anggotanya suka menyalahkan satu sama lain. Pokoknya jadi ribut dan nggak kompak, deh.

Akhirnya sekolah menunjuk Ken Carter, mantan pemain basket handal alumni Richmond High School, untuk menjadi pelatih baru tim basket ini. Coach Carter pun menerapkan latihan yang ketat, dan memberikan syarat-syarat untuk setiap anggota timnya supaya nilai akademisnya nggak keteteran. Misalnya, mereka juga nggak boleh bolos kelas satupun, dan kalau lagi di dalam kelas, mereka harus duduk di bangku terdepan. Setiap anggota tim juga harus mendapat IP minimal 2.3 kalau mau tetap jadi anggota tim basket.

Berhasilkah aturan-aturan Coach Carter membuat nilai akademik tim basketnya meningkat? Dan bisakah mereka memenangkan turnamen-turnamen lagi?

Serunya, film ini diangkat dari kisah nyata. Tokoh Ken Carter dan anggota tim basketnya memang benar-benar ada, lho, gaes.

Saya suka banget film Coach Carter, sampai saya menontonnya berkali-kali. Jalan ceritanya seru, membakar semangat, dan aktor-aktornya memang pada jago main basket dengan asyik. Tapi bagian terbaik dari film ini adalah ending-nya. Sumpah, keren banget. Pastikan kamu tonton film ini sampai selesai ya, gaes.

3. 3 Idiots (2009)

Film ini bermula dari dua orang laki-laki, Farhan dan Raju, yang mendapat kabar bahwa Rancho—sahabat kuliah mereka yang sudah 10 tahun menghilang—ditemukan. Ternyata Rancho tinggal di sebuah daerah yang jauh sekali dari kota, sehingga Farhan dan Raju harus melakukan perjalanan panjang untuk bertemu dengannya.

Dari sini, alur cerita film pun mundur, alias flashback, ke masa ketika Farhan, Raju, dan Rancho masih kuliah bareng sebagai mahasiswa teknik. Ternyata Rancho adalah mahasiswa teknik yang unik banget. Dia selalu tampak santai, nyentrik, dan berani berdebat dengan Dr. Viru sang rektor, tetapi selalu meraih peringkat pertama di setiap ujian. Walaupun terlihat nyentrik dan radikal, tetapi sebenarnya Rancho adalah seseorang yang sangat inspiratif.

Walaupun Rancho sering terlibat masalah dengan kampus karena “keradikalannya”, pada akhirnya, Rancho membuktikan pikiran nyentriknya sebenarnya inovatif, out of the box, dan solutif.

Film ini sukses membuat saya tertawa puas dan menangis dalam diam. Film ini cocok banget ditonton kalau kamu lagi down karena nilai pelajaran turun, atau kalau lagi nggak semangat belajar (lho, bukannya belajar, kok, malah disuruh nonton film? Hihihi).

3 Idiots nggak hanya berkisah tentang kampus dan dunia perkuliahan, tetapi juga tentang persahabatan, hubungan anak-orang tua, dan kisah asmara.

Ketika saya nonton 3 Idiots, saya mikir tokoh unik kayak Rancho itu hanya karangan semata. Yah, namanya juga film. Tetapi sekarang, saya sadar kalau sebenarnya di sekitar kita ada banyak “Rancho” berkeliaran.  Mungkin kita sendiri pun bisa jadi seorang “Rancho”. Maksudnya gimana? Baca di sini, deh.

4. I Not Stupid Too (2006)

Film asal Singapura ini sebenarnya adalah sebuah sekuel dari film berjudul I Not Stupid.

Cerita I Not Stupid sendiri (seakan-akan) menyindir budaya pendidikan di Singapura yang terlalu kaku dan stressful. Sementara cerita I Not Stupid Too lebih membahas pada pendidikan di keluarga Singapura yang terlalu keras dan nggak “terbuka”.

Film ini bercerita tentang kakak beradik Tom dan Jerry yang memiliki orang tua super sibuk dan selalu memarahi mereka. Ada juga Chengcai, teman sekolah Tom, yang tinggal dengan ayah yang kerap memukulnya. Di sekolah, Tom dan Chengcai juga harus berhadapan dengan guru mereka yang pemikirannya sangat jadul dan kolot.

Saya nggak ngerti lagi, sih, sama yang bikin film ini. Keren banget! Dan walaupun setting-nya di Singapura, saya merasa I Not Stupid Too sangat relatable dengan kehidupan sehari-hari kita. Sepertinya sang sutradara, Jack Neo, memang benar-benar melakukan riset supaya adegan dan percakapan dalam film ini terasa realistis.  

5. Laskar Pelangi (2008)

Kalau film karya sutradara Riri Riza ini, kalian pasti sudah familar, dong. Film yang diangkat dari novel berjudul sama ini bercerita tentang perjuangan anak-anak miskin Belitong untuk bisa bersekolah. Ada juga tokoh Bu Muslimah dan Pak Harfan yang inspiratif, karena selalu totalitas dalam mengajar dan menyemangati anak-anak didiknya, meski hanya digaji dengan beras.

Lewat film ini, kamu jadi akan bersyukur bisa mendapatkan akses pendidikan yang mudah, juga akan sadar bahwa pembangunan di negeri ini masih (sangat) belum merata. Very eye-opening.

Walaupun buka aktor dengan jam terbang tinggi, para aktor cilik dalam film ini keren banget. Saya berkali-kali nonton film ini dan berkali-kali mewek di adegan perpisahan Lintang—salah satu anak Belitong dalam cerita ini—dengan  teman-temannya.

(sumber gambar: nydailynews.com, bustle.com, nigerianscoop.com, leadership-with-you.com, sookying.blogspot.com, satriadharma.wordpress.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 18 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 28 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1