Profesiku: Editor Laporan / Dokumen Bidang Sains, Uswatul Chabibah

Wawancara oleh: Shanti Nurfianti Andin

Dalam seri "Profesiku", kamu bisa kenalan dengan berbagai profesi, lewat cerita para senior yang menekuninya. Kali ini, yuk, kenalan dengan profesi Editor di bidang Sains, bersama Uswah!

Uswatul Chabibah, yang akrab dipanggil Uswah adalah seorang Editor (artikel/tulisan)‍, khususnya laporan / dokumen yang bekerja di bidang Sains. Tentunya, bukan hanya harus memahami pakem tata bahasa, Uswah juga harus punya pengetahuan luas, khususnya mengenai Sains.

Uswah merupakan lulusan dari program S1 Universitas Indonesia jurusan Sastra Jepang‍. Sebelumnya, Uswah juga bekerja sebagai editor dan sangat menyukai kegiatan menulis dan mengedit.

Profesiku:

“Gue bekerja sebagai editor di AIPI.

Apa, sih, AIPI itu?

AIPI adalah Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia yang bukan merupakan sekolah. Jadi, di setiap negara, terdapat Akademi yang berisi para ilmuan di sebuah negara. Misalnya, di Inggris namanya Royal Society. Di Amerika namanya National Academy of Science. Di Australia namanya Australian Academy of Science. Mereka semua adalah lembaga independen yang tugasnya mirip, yaitu memberi saran, nasihat dan pertimbangan kepada negara di bidang penguasaan teknologi dan sains.

Kalau di Indonesia, AIPI sudah ada sejak tahun 1990. Pendirinya Pak Habibi (Saat itu Menristek), Pak Samaun Samadikun (Saat itu Ketua LIPI) dan Pak Fuad Hasan (Saat itu Mendikbud). Legal basis pendirian AIPI adalah undang-undang. Meskipun begitu, AIPI lembaga independen, bukan milik negara. Jadi karwayannya bukan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Awalnya, lembaga ini struggle di bidang administrasi dan keuangan karena Indonesia nggak banyak menaruh perhatian sama Sains. Banyak pihak yang nggak melibatkan ilmuan dalam pengambilan keputusan. Padahal harusnya bisa banget para ilmuan juga ditempatkan juga di parlemen dan pemerintahan.”

Bersama sebagian delegasi Indonesia dalam Australia-Indonesia Science Symposium, Australian Academy of Science, Canberra

Tugas atau kegiatanku sehari-hari:

“Sebelumnya, gue mau cerita dulu bahwa AIPI berusaha menjadi akademi yang bisa dikenali masyarakat. Oleh karena itu, kita ingin terus mempublikasikan hal-hal yang berguna bagi masyarakat. Rekomendasi yang diberikan bisa berupa konsensus dari beberapa ilmuan ahli. Nama publikasinya adalah Consensus Report.

Jadi, tahap pertama sebuah terbitan (dokumen) Consensus Report adalah pernyataan tertulis bebas kepentingan pribadi dan lembaga dari para komite. Kemudian, komite membuat draft. Draft tersebut kemudian masuk ke proses peer review untuk didiskusikan dengan komunitas-komunitas akademik (bisa universitas atau lembaga penelitian). Peer review berfungsi untuk memberi masukan dan komentar dari peneliti sejawat sehingga kualitasnya terjamin atau istilahnya konsultasi publik.

Setalah peer review, komite membuat hasil yang akan masuk proses monitoring. Tim monitoring terpisah dari komite dan biasanya berisi ilmuan yang lebih ahli. Apakah sebuah dokumen ini bisa dipublikasikan atau nggak, itu ada di tangan tim monitoring.

Nah, sebagai editor, tugas gue adalah mendampingi semua proses tersebut dari awal dibuatnya pernyataan, draft, sampai menjadi dokumen yang bisa dipublikasikan. Kadang gue bisa juga menulis bagian tertentu atau mengedit bagian yang diperlukan. Tapi mengikuti proses keseluruhannya sangat penting. Supaya gue tahu garis besar yang pengen dicapai semua pihak.

Selain “mengawal” Consensus Report, AIPI sendiri juga punya publikasi-publikasi lain, misalnya White Paper, Pandangan AIPI, Foresight Study, Proceeding, dan Convening Activity Report. Kerjaan gue juga membantu semua publikasi tersebut melewati proses yang ketat sehingga kualitas dan keterbacaannya terjaga."

Modal untuk menjalani profesi ini:

"Banyak baca dan memahami banyak hal. Untuk mengedit, kita butuh pengetahuan yang luas. Bukan cuma mengenai tata bahasa, tapi juga inti tulisan yang dimaksud. Di AIPI sendiri ada lima komisi yaitu Ilmu Kedokteran, Ilmu Rekayasa, Budaya, Sosial dan ilmu Pengetahuan Dasar.

Selain itu, menjadi editor pastinya harus sabar mengawal tek tok-an para ilmuan karena gue ikut meeting, ikut berdiskusi dan ikut terlibat."

Pengalaman paling berkesan selama menjalani profesi ini:

"Bisa selalu tahu update keilmuan terkini. Dengan menjadi editor, wawasan terus bertambah. Seperti kata pepatah, dengan tahu lebih banyak, kita jadi sadar bahwa kita sebenernya nggak tahu banyak hal. Ini bikin kita terus rendah hati dan nggak mau berhenti belajar.

Selain itu, gue seneng banget bisa dapat pengalaman berkorespondensi (lewat email atau review) dengan bintang-bintang di bidang Sains. Bayangin kalau tulisan lo direview sama pemenang nobel atau orang-orang hebat di bidang Sains!"

Bersama Wakil Presiden Australian Academy of Science

Salah kaprah dari profesi ini:

"Kebanyakan orang tahu bahwa editor hanyalah mengedit bahasa. Padahal, kita butuh pengetahuan yang jauh lebih dalam daripada itu. Selain itu, lebih banyak yang belum kenal tempat kerja gue. Banyak orang menganggap bahwa AIPI adalah sekolah atau universitas. Nggak sedikit yang nanya “Rektornya siapa?”. Hehehe…"

Tips buat anak muda yang mau sukses di bidang/profesi ini:

"Baca buku sebanyak-banyaknya mengenai berbagai bidang. Jangan ragu-ragu, Indonesia masih butuh banyak orang yang passionate dalam mengerjakan pekerjaannya.

Oh iya, editor di bidang Sains bukanlah untuk mereka anak-anak muda yang hobi “tampil di depan layar”. Maksudnya, kalau suatu tulisan bagus, maka yang dipuji adalah komitenya. Kalau jelek, yang diomelin ya editornya. Hehehe…

Meskipun pekerjaan kita “nggak kelihatan”, tapi gue yakin ini adalah pekerjaan yang pastinya bikin kita terus berkembang. Nggak cuma itu, di dunia akademik, editor adalah posisi bergengsi, lho."

***

Terima kasih, Uswah. Semoga makin banyak anak muda yang terinsprasi untuk bekerja di bidang ini, ya!

 

(Sumber gambar: dok. pribadi Uswah)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 22 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1