Kenalan Dengan Dua Mahasiswi Kedokteran Ter-Idola Universitas Indonesia

Oleh Laila Achmad & Dian Ismarani

Masih ingat artikel 10 Mahasiswi Fakultas Kedokteran UI dan UGM Tercantik ini? We’re so lucky, karena Youthmanual sempat ketemu dan ngobrol bareng dua mahasiswi di daftar tersebut, yaitu Shabrina Narasati Aulia (Ina) dan Syarifah Jannatin Aliyah (Aliyah), yang kebetulan sama-sama mahasiswi Kedokteran dari Universitas Indonesia.

Pas pertama kali ketemu, kami langsung pengen masuk ke dalam kaleng Khong Guan, berhubung jadi berasa remah rempeyek tak bermakna di samping mereka. Ina dan Aliyah nggak hanya kece paripurna dan anggun mumpuni, tetapi juga pekerja keras, berdedikasi dengan ilmu kedokteran yang sedang mereka tuntut, dan senantiasa ingat Tuhan. Subhanallah walhamdulillah, calon menantu idaman sekali! For sure, they more than just pretty faces.

Youthmanual ngobrol sama mereka seputar kuliah dan kegiatan magang mereka sampai… kriteria cowok idaman, ehem!

Sekarang ini apa aja, sih, kegiatan kamu selain kuliah atau magang?

Aliyah: Sekarang Aliyah lagi Koas di bagian penyakit dalam di RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Aliyah juga lagi asik banget jadi model busana muslimah untuk beberapa katalog dan online shop.

Ina: Aku sekarang lagi magang di RS Umum Depok dan sebuah puskesmas di Jakarta Pusat, serta lagi jadi asisten penelitian di departemen kulit RSCM. Kadang-kadang aku juga bantuin bagian marketing di Rumah Sakit Permata Depok.

Kenapa, sih, kamu kepengen jadi dokter?

Ina & Aliyah 4 - Youthmanual

Aliyah, yang juga hobi modelling

Aliyah: Awalnya memang karena orang tua pengen Aliyah jadi dokter. Tapi makin lama, Aliyah merasa jadi dokter itu enak, karena Aliyah bisa membantu diri sendiri dan orang-orang terdekat [soal kesehatan]. Bahkan sekarang ini, kalau ada teman atau keluarga yang ngobrol soal kesehatan, Aliyah bisa bantu-bantu sedikit. Pokoknya sejauh ini, Aliyah dapat banyak manfaat dari kuliah kedokteran.

Ina: Menjadi dokter adalah impian aku sejak kecil karena beberapa alasan. Pertama, there will be plenty of opportunities upon graduating. Lulusan Kedokteran biasanya akan mendapat banyak banget jendela kesempatan dalam hidup. Kedua, aku suka berinteraksi langsung sama orang dalam bekerja. Ketiga, menjadi dokter berarti bisa menolong dan membahagiakan orang secara langsung. Dan terakhir, bagiku menjadi dokter adalah investasi dunia dan akhirat. Selain mendapatkan rezeki, Insya Allah juga jadi dapat pahala dari Allah SWT, aamiin!

Menurut kamu, apa sih hal-hal terberat selama belajar di bidang Kedokteran?

Aliyah: Baru-baru ini, Aliyah ngerawat pasien yang kondisinya sudah parah. Pokoknya prognosisnya kurang baik. Aliyah sudah coba pantau terus, tapi karena keterbatasan fasilitas di RS, penanganan yang diberikan jadi nggak maksimal. Aliyah nemenin pasien ini dari mulai dia masih  sadar sampai akhirnya meninggal. Aliyah shock dan akhirnya pingsan! Aliyah ngerasa nggak siap melihat orang meninggal depan mata sendiri.

Ina: Hal terberatnya pastinya capek. Pelajaran yang harus dipelajari mahasiswa Kedokteran itu banyak banget, jadi kita harus punya energi yang banyak untuk kuliah. Apalagi ilmu kedokteran ‘kan selalu ter-update, jadi kita harus terus-terusan belajar supaya nggak ketingaglan. Misalnya, tahun ini, obat X masih bisa dipakai untuk penyakit Y, tetapi tahun depan bisa aja obat X ini harus diganti dengan obat lain. Bahkan kalau kita sudah jadi dokter senior nanti, kita tetap harus belajar mengikuti perkembangan dunia kedokteran, terutama perkembangan teknologinya.

Cerita, dong, momen paling berkesan selama kuliah atau semasa Koas?

Aliyah: Aliyah senang banget waktu Koas di bagian mata dan kulit. Di kedua bagian itu, hampir semua pertanyaan dan tugas dari dosen bisa Aliyah kerjakan dengan baik dan nilai Aliyah pun bagus-bagus.

Ina: Waktu itu aku pernah Koas di bagian obsgyn di RS Fatmawati, dan di sana aku ditugaskan untuk jaga VK alias kamar bersalin. Pada suatu waktu, aku ngebantu persalinan normal seorang ibu, dari mulai dia datang ke rumah sakit sampai bayinya lahir. Beberapa jam setelah bayinya lahir, aku dikasih tahu kalau bayinya dinamain Shabrina juga. Ya ampun, aku bener-bener terharu!

Ke depannya, ingin jadi dokter (spesialis) apa?

Aliyah: Kalau bisa, Aliyah pengen jadi spesialis yang jarang menangani pasien yang sakit parah atau kemungkinan meninggalnya tinggi. Kayaknya, sih, Aliyah mau ke spesialis kulit aja.

Ina: Aku maunya jadi dokter Obstetri Ginekologi atau dokter Spesialis Kulit Kelamin, soalnya pas kuliah, aku tertarik banget sama mata kuliah ginekologi. Mamaku sendiri seorang doker Obsgyn, dan aku sering diajak Mama praktek bahkan operasi, jadi aku terinspirasi banget sama beliau.

Trus, pasien Obsgyn ‘kan biasanya datang ke dokter nggak dalam keadaan sakit, tapi malah dalam keadaan hepi dan penuh harapan tentang calon anak mereka. Selain itu, bagiku menolong orang melahirkan itu luar biasa. Rasanya senang banget pas bayinya lahir!

Ina & Aliyah - Youthmanual 2

Ina yang hobi nari!

Kamu punya idola nggak dari bidang kedokteran? Siapa dan kenapa?

Aliyah: Idolaku itu Umi [Mama], Kak Mesty Ariotejo dan Kak Ina [Shabrina]. Selain itu, Aliyah juga kagum banget sama Ustad Zakirnaik dari Timur Tengah. Beliau adalah seorang dokter bedah yang selalu memberi keterangan pada pasiennya dengan nilai-nilai agama, jadi pasiennya juga tenang.

Ina: Almarhum kakekku, namanya Dokter Suharto. Dari TK sampai SD aku tinggal serumah sama beliau. Karena orangtuaku sibuk kerja, praktis aku dibesarkan kakekku, jadi aku dekat banget sama beliau.

Kakekku itu dulu dokternya [mantan presiden] Bung Karno, tapi Kakek murah hati banget, sampai-sampai beliau nggak pernah matok biaya untuk pasiennya. Pokoknya pasien Kakek boleh bayar berapa aja semampunya. Nggak bayar pun nggak apa-apa. Sehingga pasien-pasien Kakek yang kurang mampu bayarnya cuma pake buah atau uang receh aja. Tapi pasien-pasien Kakek yang mampu—misalnya, para menteri—bayarnya juga gede banget. Sampai-sampai tempat praktek Kakek, yang tadinya cuma di garasi rumah, jadi bisa berkembang menjadi klinik dan pada akhirnya rumah sakit.

Kakek juga salah satu pendiri Ikatan Dokter Indonesia, lho!

Apa, sih, kriteria cowok idaman kamu?

Aliyah: Dia harus penuh komitmen, baik sama agamanya maupun sama hubungan kami. Dia juga harus baik, pintar, dan mau nerima Aliyah apa adanya.

Ina: Yang terpenting sholeh dan sayang sama Allah SWT. Trus, bisa membimbing aku, menjadikan aku pasangannya di dunia-akhirat, dan bisa membuat aku jadi orang yang lebih baik. Itu, sih, yang penting, hehehe. Sisanya bonus aja, misalnya, kalau bisa dokter juga, lebih tua dari aku, pintar, dewasa, nggak galak, dan sayang sama aku dan keluargaku.

Kamu ‘kan kayaknya banyak diidolakan nih, karena cantik dan pintar pula (amin!). Tapi apa, sih, hal-hal yang bikin kamu nggak pede?

Aliyah: Dulu, waktu masih kuliah tingkat satu dan dua, Aliyah itu pendiam dan penakut. Aliyah datang dari Surabaya ke Jakarta untuk kuliah, dan teman Aliyah di Jakarta nggak banyak. Tapi semakin ke sini, Aliyah sadar bahwa pekerjaan Aliyah—baik di bidang kedokteran maupun modeling—menuntut Aliyah untuk lebih berani. Awalnya Aliyah ikut seminar yang kebetulan ada sesi make up-nya, eh, suka. Setelah itu Aliyah mencoba membuka pandangan Aliyah seluas-luasnya, sehingga Aliyah jadi lebih percaya diri dan nggak kuper.

Ina: Hal yang bikin aku nggak pede adalaaah… aku nggak bisa nyanyi! Hahaha. Terus kalau ketemu orang baru, aku suka malu-malu dan perlu waktu untuk bisa akrab. Tapi kalau berhadapan sama pasien, sih, rasanya lebih santai.

***

Many thanks Ina dan Aliyah! Semoga bisa menginspirasi sesama mahasiswa atau calon mahasiswa Kedokteran di luar sana, ya.

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1