Chandra Liow Bicara ‘Serius’ Soal Karier, Idealisme, dan Tips Sukses. #Oooowww!

Presented by:


#Oooowww! Kalau bicara soal Chandra Liow, kayaknya nggak mungkin nggak ngomong gitu ya, gaes. Soalnya Youtuber satu ini memang identik banget dengan seruan “Oooowww…!”-nya.

Kenapa harus “Oooowww,” sih? Mungkin diambil dari nama belakangnya, yaitu “Lioooow”?

Hihihi, ngarang, ya.

Namun selain seruan khasnya tersebut, ada banyak hal yang pengen kami ketahui lebih dalam tentang Chandra Liow. Soalnya harus diakui, Koh Chan adalah salah satu Youtuber Indonesia paling produktif dan konseptual sekarang ini.

Untungnya, beberapa waktu lalu, saya sempat ketemuan cowok kelahiran 21 Juni 1993 ini. Langsung, deh, saya ajak ngobrol tentang berbagai hal, khususnya tentang profesinya sebagai content creator.

Saya sengaja mengajak Koh Chan ngobrol hal yang agak “berat”, supaya kamu nggak hanya kenal dengan sisi kocak Chandra Liow. Kalau mau ketawa-ketawa, tonton Youtube-nya aja, gaes. Tapi kalau mau kenal Koh Chan dengan lebih intim (sedappp…), baca wawancaranya di sini!

Hai, Chandra! Mau tanya, dong. Sebagai (content) creator, platform favorit elo apa, sih?

Sampai sekarang, gue masih dominan berkarya di Youtube.

Soalnya ‘kan kalau di platform medsos lain—seperti Instagram, Snapchat, atau Vine—durasinya cuma 15 sampai 60 detik, jadi gue nggak bisa mengekspresikan ide dan pikiran gue dengan maksimal.

Sementara di Youtube, elo mau naro film panjang pun bisa, sehingga kebebasan berekspresinya lebih terasa.

Katanya, elo nggak mau dikenal sebagai “komedian” ya? Kenapa?

Iya.

Gue ‘kan berkecimpung di dunia sinematografi, dan dalam berkarya, gue juga berperan sebagai sutradara dan editor.

Gue memang gue suka konten komedi, tapi bukan berarti gue komedian atau pakar dalam hal komedi, ya.

Dalam berkarya, gue cuma kepengen menuangkan keresahan, dan penonton zaman sekarang memang paling gampang mencerna “keresahan”, problem, atau berbagai isu lewat komedi.

Makanya, gue banyak menggunakan unsur komedi.

Apa, sih, hal yang dibutuhkan untuk menjadi seorang creator yang baik?

Menurut gue, creator yang benar-benar stand out adalah creator yang karyanya original! Kerena dengan membuat karya yang original, elo akan jadi punya ciri khas. Bikinlah karya yang unik, idealis, sesuai kepribadian elo sendiri.

Walaupun jujur, kadang-kadang elo juga harus mengikuti selera penonton juga, sih.

Kalau misalnya penonton elo minta karya yang mainstream, nggak salah juga, kok, sekali-kali bikin karya mainstream.

Yang penting seimbangkan aja antara karya elo yang idealis, dengan karya yang mainstream dan sesuai selera penonton. Yang penting dua-duanya harus ada. Jangan bikin karya yang idealis melulu, atau yang mainstream melulu.

Wah, tips yang oke, tuh! Nah, ada nggak materi yang nggak akan pernah lo buat?

Gue nggak akan bikin karya yang berbau-bau pornografi, dan yang mengandung kata-kata terlalu kasar. Apalagi, dalam berkarya, branding image gue adalah “good guy”.

Apalagi yang nonton karya gue bukan hanya orang yang udah cukup umur, tapi juga anak-anak yang masih di bawah umur.

Youtuber ‘kan sekarang ada banyak, ya. Nah, apa sih rahasia sukses elo supaya menonjol?

Sebelum membuat video, gue selalu riset dulu untuk mencari tau, apa hal yang bisa bikin video gue berbeda?

Misalnya gini, deh. Di Youtube ‘kan ada yang namanya daily vlog, dimana si vlogger mendokumentasikan kesehariannya, dengan gaya selfie.

Kebanyakan vlogger sekarang ini terlalu mendokumentasikan diri mereka sendiri. Tapi hal-hal yang di depan mereka malah jarang banget didokumentasikan.

Nah, itu titik perbedaan yang gue ambil. Gue bikin vlog yang nggak hanya mendokumentasikan diri gue, tetapi juga sekeliling gue.

Dan balik lagi, karena gue anak Sinematografi, gue sangat memaksimalkan setiap shoot gue. Walaupun cuma untuk vlog pribadi, gue selalu bawa tripod untuk nge-shoot, lho. Gue selalu berusaha nge-shoot dengan benar-benar rapih, supaya hasilnya juga “cantik”.

Gue nggak mau terburu-buru, nggak mau asal taro kamera, dan nggak mau gini-gini aja, nih [Chandra mempraktekkan gaya selfie].

Ada pertanyaan dari pembaca Youthmanual, nih. Kira-kira, Chandra mau sampai kapan berkiprah di dunia Internet dan digital?

Hmmm, gue nggak bisa bilang waktu tepatnya, ya. Gue nggak bisa bilang, misalnya, 10 tahun lagi, atau 15 tahun lagi.

Yang pasti, because internet dan digital is the future, gue memang akan lama di bidang ini.

Tapi walau gue bilang gue bakal di digital aja, kenapa gue juga mencoba berkarier di bidang-bidang lain, seperti film?

Gini, sebagai manusia, kita ‘kan harus survive. Untuk survive, kita harus banyak beradaptasi. Nggak bisa hanya belajar atau bekerja di satu bidang atau platform.

Kalau misalnya gue stay di platform digital content, terus kemudian platform ini mati, gue jadi masih punya profesi “back-up”, misalnya, sebagai sinematografer di perfilman.

Intinya, kita harus selalu adaptasi aja, sih.

(sumber gambar: youtube.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 22 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1