5 Life Tips Dari Ruud Gullit

Kalau kamu seorang maniak sepak bola, pasti nggak asing lagi, dong, sama pemain legendaris Ruud Gullit? Saking legendarisnya, mantan pemain AC Milan asal Belanda ini termasuk dalam daftar Top 125 Greatest Living Footballers yang dikeluarkan oleh FIFA.

Pemain yang khas dengan rambut dreadlock-nya ini juga merupakan salah satu mantan pemain bola yang sukses berkiprah sebagai Player-Manager , alias pemain yang juga merangkap sebagai manajer tim saat masih tergabung di tim Chelsea. Nggak banyak, lho, pemain yang bisa sukses berada di dua level yang berbeda begini!

Di awal September 2015 kemarin, Youthmanual beruntung bisa hadir dalam acara Leadership and Teamwork Discussion with Ruud Gullit yang diadakan di Jakarta. Pada acara ini, Ruud Gullit berbagi banyak sekali life stories yang seru serta tips-tips kesuksesan. Ets, bukan sekedar tips main bola ya, melainkan life tips yang bisa kita aplikasikan ke berbagai aspek kehidupan sehari-hari, baik kehidupan sekolah, kuliah, kerja, organisasi, bahkan kehidupan pribadi.

Menurut Om Gullit, beberapa kunci utama kesuksesan adalah...

1. Perseverance

Ketekunan! Ruud Gullit berasal dari keluarga imigran asal Suriname yang sangat sederhana. Sejak kecil, ia hobi bermain bola di jalanan Amsterdam, sama seperti banyak anak-anak lainnya. Ruud Gullit kecil bukanlah pemain paling jago di lingkungannya, namun ketekunannya lah yang akhirnya membuat Ruud Gullitt istimewa.

“As a kid, I know I was a good soccer player, but there were other kids better then I am when we played in the streets. I just kept on practicing and that was the difference.”

Pelajaran yang bisa diambil: Kalau kamu mau menguasai suatu skill, apapun itu, harus didasari oleh ketekunan dulu. Bahkan skill sesimpel bikin puisi cinta. Jangan ngayal ada jalan pintasnya. Di dunia ini, nggak ada keahlian hebat yang bisa didapat secara instan. Perseverance itu harus. Practice makes perfect, bro!

2. Step Up and Take Responsibility

Di umur 20, Ruud Gullit bergabung dengan sebuah tim sepak bola bersama Johan Cruijff, salah satu pemain legendaris Belanda pada saat itu. Menurut Ruud Gullit, Johan Cruijff sangat berpengaruh baginya. Sehingga ketika Cruijff menasehati Gullit untuk selalu ambil inisiatif dan bertanggung jawab, Gullit menerapkan nasehat tersebut dengan sepenuh hati.

“Cruijff was very influential to me. As a young player who just joined the team, the only message he told me was to step up and take responsibility. That's what I did during my entire career and it made me successful.”

Misalnya, Ruud Gullit pernah inisiatif pergi ke toko Adidas dan beli kaos kaki untuk seluruh rekan timnya, karena kaos kaki dan seragam mereka nggak nyambung warnanya. Nggak ada yang nyuruh, lho!

“I remember our kit (uniform) doesn't look right, so I had to go to Adidas and buy socks for the whole team. It’s about doing all the little things for your team.”

Karena sifat inisiatif dan tanggung jawab yang tinggi ini, Ruud Gullit dijadikan kapten oleh pelatih timnya, meskipun ada banyak anggota lain yang lebih senior.

“At PSV, the coach made me Captain despite other senior members because I took responsibility on and off the pitch [lapangan].”

Pelajaran yang bisa diambil: Coba, deh, ambil inisiatif dan lebih bertanggung jawab terhadap apapun dalam kehidupan sehari-hari. Jangan cuek aja. Soalnya dua sifat ini emang penting banget, bro. Bentuknya, sih, terserah. Bantu cuci piring dan lap meja habis makan bareng keluarga, mungkin? Tapi kalau makannya di restoran, nggak perlu ya. Nanti kamu dikira pelayan. 

Yang pasti, lingkungan kamu bakal sangat menghargai kalau kamu adalah sosok yang penuh inisiatif dan punya rasa tanggung jawab tinggi. Percayalah kepada Ruud Gullit, sifat-sifat ini akan membuat kamu spesial, kayak telor!

3. Be Confident, Not Cocky

Pede, sih, boleh-boleh aja, asal jangan sombong. Bahkan kata Ruud Gullit, setiap kali ia merasa besar kepala sebelum pertandingan, dia pasti kalah. Soalnya kalau kita sombong duluan, kita akan punya ego besar dan merasa harus memenuhi harapan orang-orang. Tekanan berat, bung!

“As one of the best player on the team, it’s easy to be cocky. {But] Whenever I have a big head before a match, I never won. Because you have that ego and feel like you have to live up to that expectation.”

Pelajaran yang bisa diambil: Kalau kita merasa sudah jago, kita cenderung menganggap sepele keadaan. Ya ‘kan? Padahal rasa sombong ini bisa menjatuhkan diri kita sendiri, lho.

Misalnya, mentang-mentang jago presentasi di depan kelompok belajar, bukan berarti kamu bakal siap presentasi di depan ratusan orang, bro. Kalau ternyata presentasinya kurang sukses, kamu bisa kecewa berat karena hasilnya nggak sesuai dengan ekspektasi. Ego yang udah segede-gede bagong, bisa langsung drop begitu saja. So, sejago apapun kamu, jangan pernah meremehkan situasi apapun. Harus tetap rendah hati, dan persiapkan dirimu sebaik mungkin. Be confident, don’t be cocky!

4. Be Adaptive

Dalam hidup, situasi dan kondisi akan selalu berubah. Menurut Ruud Gullit, salah satu kunci sukses perubahan-perubahan ini adalah selalu mengobservasi keadaan lalu beradaptasi secara tepat dengan keadaan yang ada.

“As a player, many things are out of my control. You have to be able to adjust to different kind of situations, in my case; team culture, team owner, coaches and managers.”

Sebagai pemain sepak bola, Ruud Gullit harus selalu beradaptasi dengan budaya tim, pemilik tim, pelatih dan manajer yang rutin berubah dari waktu ke waktu. Ia pernah mendapat pelatih, Ariggo Sachi, yang selalu nerfes setiap sebelum pertandingan. Akhirnya Ruud berinisiatif untuk maju, bikin strategi, dan menenangkan timnya sebelum pertandingan.

“Ariggo Sachi was the kind of coach who gets nervous before the game, so I had to step up, be prepared with a game plan and calm the team before a match.”

Pelajaran yang bisa diambil: Misalnya sekarang kamu adalah anak emas di kantor karena kamu cocok dengan bos kamu. Tetapi kalau kamu punya bos baru yang style dan karakternya berbeda jauh gimana? Resign? Apakah kamu bakal menghindari perubahan selamanya? Ingat hukum rimba survival of the fittest—makhluk hidup yang paling bisa berdaptasi, dialah yang akan paling bertahan hidup. So, be adaptive!

5. Attitude Beats Skills

Nah, poin penting, nih, dan saya setuju banget.

Perilaku dan karakter jauh lebih penting daripada keahlian atau skill. Sering banget terjadi contoh kasus yang membuktikan bahwa bakat bisa jadi percuma kalau kelakuan kita minus.

Kata Ruud Gullit, AC Milan memilih pemainnya berdasarkan karakter mereka, bukan selalu karena skill. Dan disaat tim mereka terbentuk dengan kriteria pemain begitu, mereka menang terus, lho!

“AC Milan chooses players with good characters, not necessarily the greatest players. And at that time we kept on winning.”

Pelajaran yang bisa diambil: Pernah nggak, sih, merasa sebel kerja sama seseorang karena sifatnya? Meskipun skill orang ini jago banget. “Males, ah, sekelompok sama si Joni. Anaknya tukang ngatur, mau menang sendiri, nggak pernah mau susah, emosian, susah diajak kerjasama, blablabla…” Sounds familiar? 

Percayalah, orang mending kerja bareng rekan yang biasa-biasa aja tapi mau kerja bersama, daripada bareng orang pinter tapi nyebelin. Percuma juga kalau kamu pintar tapi nggak ada yang mau ngajak kerja bareng. No man’s an island. Semandiri-mandirinya seseorang, kamu nggak mungkin kerja sendirian selamanya. Pada suatu titik, pasti akan bekerja dengan orang lain juga. Masa’ sama jin? :D

Remember, there’s no “I” in the word TEAM. That’s why good attitude beats skills.  Period.

***

Thank you Mr Ruud Gullit!

Punya life tips andalan sendiri yang patut di share? Comment away!

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1