Balada Salah Jurusan Kuliah dan Solusinya. Nggak Harus Pindah Jurusan, Kok!

Setelah sukses tembus masuk kuliah, biasanya mahasiswa masih "dihantui" oleh sebuah pertanyaan yang bisa bikin resah gelisah, tidur nggak enak, makan nggak sedap, yaitu...

“Apakah gue salah ambil jurusan kuliah?”

JENG… JENG! Berikut sejumlah pencerahan dari Youthmanual supaya kamu nggak salah jurusan kuliah, dan supaya kamu bisa "memperbaiki keadaan" kalau sudah terlanjur salah jurusan.

Bagi 'dek-adek yang masih SMA atau belum kuliah, mesti disimak, nih. Supaya nasi nggak telanjur jadi bubur, atau mau ke Bekasi malah ke Cianjur!

Apa, sih, penyebab utama salah jurusan kuliah?

Beberapa faktor yang bisa membuat kamu salah ambil jurusan kuliah adalah:

1. Pilihan kuliahmu tidak ditentukan oleh dirimu sendiri, melainkan oleh ortu, kakak, dan lainnya. Padahal kamu nggak boleh lupa, bahwa yang kuliah itu KAMU, bukan orang lain.

2. Pilihan kuliahmu ditentukan karena kamu sekedar ikut-ikutan teman, ikut-ikuten tren, dipilih dengan asal-asalan, atau dipilih demi gengsi.

3. Kamu nggak mengenal diri kamu sendiri dengan baik. Misalnya, kamu nggak tahu, apa passion dan bakat kamu. Untuk menghindari itu, coba, deh, ikutan asesmen Youthmanual.

4. Kamu kurang informasi dan kudet (kurang update) soal pilihan jurusan kuliah dan profesi. Mungkin kamu belum pernah buka-buka ribuan data jurusan dan profesi ini, ya? 

Seperti Desy, pemilik clothing line TAG yang merupakan lulusan Akuntansi, di Perbanas, Jakarta. “Dulu gue nggak pernah kepikiran untuk mengambil jurusan kuliah fashion, dan gue juga merasa kurang mengeksplorasi diri. Pelajaran, nih, buat anak-anak zaman sekarang. Lakukan eksplorasi diri sejak awal, supaya tahu passion-nya di mana,”

Untuk tips lengkap pilah-pilih jurusan, kamu bisa cek di sini.

5. Kamu salah mengambil jurusan dari SMA. Pengennya masuk kelas Bahasa, malah nyasar masuk IPA! Menjelang ujian masuk kuliah, maunya, sih, lintas jurusan, tapi ragu. Akhirnya yaaa gitu, deh!

Kalau kamu sudah nggak sreg dengan jurusan SMA beserta pilihan jurusan kuliahnya, coba pertimbangkan buat lintas jurusan. Pengalaman dan serba-serbi seputar lintas jurusan bisa kamu baca di sini.

6. Kamu berubah! #efekdramatis. Mungkin dulu kamu memang suka jurusan kuliah yang kamu ambil, tetapi setelah dijalani malah ilfil. Atau kamu menemukan passion baru ketika sudah telanjur memilih jurusan lain.

Hal-hal di atas mungkin banget terjadi, lho. Untuk mengurangi risiko merasa saljur (salah jurusan), sebaiknya kamu mengekspos diri dengan banyak hal positif serta buka wawasan soal berbagai jurusan kuliah dan karier.

Kamu yakin beneran salah jurusan, atau sekedar bosan dan “kaget” aja?

Nggak semua orang yang merasa salah jurusan ternyata beneran salah memilih bidang perkuliahan. Bisa jadi mereka kaget, panik karena merasa pelajarannya susah, atau perlu waktu buat adaptasi.

Aliya, mahasiswi Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut‍, Universitas Trisakti, juga sempat merasakan hal tersebut. “Waktu baru masuk kuliah, aku shock banget dengan materi kuliah FKG. Aku juga sempat merasa sulit beradaptasi dengan lingkungan kampus. How I dealt with it? Akhirnya aku coba keluar dari comfort zone, banyak berteman, bersikap open minded dan nggak malu bertanya. Setelah itu, kuliahku lancar-lancar aja, kok.”

Sempat merasa salah jurusan, akhirnya Aliya malah mantap dengan pilihannya.

Nggak sedikit, lho, mahasiswa yang mengalami hal yang sama kayak Aliya. Setelah menguatkan tekad dan berusaha, ternyata perasaan salah jurusan yang dialami hanya perasaan sesaat. Kayak perasaan kamu ke mantan... sesat, eh sesaat!

Tapiii... kalau kamu sudah mencoba bertahan namun masih clueless, passionless, dan punya impian karier yang  beda (dengan jurusan yang diambil), kemungkinan kamu memang salah jurusan.

Pssst, untuk memastikannya, cek apakah 15 ciri mahasiswa salah jurusan ada pada dirimu di sini.

Pindah jurusan? Nggak gampang, lho!

Aktris Rachel Amanda juga pernah masuk jurusan kuliah yang dia rasa nggak tepat, sehingga dia akhirnya memutuskan untuk pindah.

"Aku sempat kuliah setahun di jurusan Kesehatan Masyarakat. Tapi seiring dengan waktu, aku nyadar tempatku bukan di Kesehatan Masyarakat. Akhirnya aku pindah ke jurusan Psikologi." ujar mahasiswi Universitas Indonesia ini.

racchel

Sayangnya, pindah jurusan nggak selalu lancar dan sukses, sih. Risiko pindah jurusan tentu ada, yaitu:

* Kamu belum tentu sukses mendapatkan jurusan dan perguruan tinggi yang diidamkan. Apalagi kalau jurusan incaranmu termasuk jurusan favorit.

* Kamu harus mau repot ujian ulang. Apalagi untuk masuk PTN, kamu harus siap SBMPTN dan atau ujian mandiri lagi. Belum tentu lolos pula!

* Kamu harus bisa meyakinkan orangtua, agar mengizinkanmu pindah jurusan.

Akbar, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta jurusan Arsitektur angkatan 2015 sempat curhat ke Youthmanual. "Tadinya saya kuliah di jurusan Teknik Sipil. Pas ngerasa salah jurusan kuliah dan pengen pindah, saya takut bilang ke orang tua. Apalagi Ayah maunya saya cepat lulus. Akhirnya saya memberanikan diri, daripada memaksakan diri kuliah di jurusan yang nggak sreg, cuma demi gelar,”

* Kelulusan kamu jadi tertunda. Nikah pun ikut tertunda. Eaaaak!

* Kamu harus siap jadi maba lagi, siap mengulang kuliah lagi.  

Saat salah jurusan, apa solusi lain selain pindah?

Selain memutuskan untuk pindah ke jurusan lain, ada hal-hal lain yang bisa kamu lakukan kalau salah jurusan, seperti...

1. Nantinya, ambil jurusan S2 yang sesuai minat-bakat

Kalau kamu memang berencana lanjut kuliah ke S2 (atau lebih jauh lagi), kamu bisa, kok, banting setir jurusan. Ketika saya kuliah pascasarjana Manajemen Komunikasi, ada teman-teman sekelas saya yang merupakan lulusan sarjana Kedokteran dan sarjana Ilmu Kelautan dan Perikanan, lho!

Banting setir di S2 ada plus minusnya, sih. Plusnya, pengetahuan kamu jadi luas dan bervariasi banget, dari hasil S1 ditambah S2. Minusnya, kamu belum punya pengetahuan yang mendalam di bidang S2 kamu, dan bakalan harus belajar dari nol. Sementara teman-teman S2 kamu yang lain sudah pada punya background pendidikan dasar yang sama dari S1.

2. Kuliah lagi… yuk!

Bukan lanjutin S2, sih, tapi kuliah lagi di jurusan pilihanmu. Kamu bisa langsung kuliah setelah lulus, atau kuliah di dua jurusan secara bersamaan. Bisa, kok!

Teman saya, Rika Susan, berprofesi sebagai bidan, tetapi dia adalah lulusan S1 Akuntansi Perbanas. Setelah lulus, baru deh, dia mengambil jurusan Kebidanan.

“Habisnya sayang kalau gue berhenti kuliah (Akuntansi). Lagian lumayan 'kan gue punya dua ijazah. Siapa tahu nanti gue bakal punya klinik sendiri, jadi nanti gue bisa sekalian mengurus keuangannya,” ungkap Rika.

Sementara teman saya yang lain, Arini Kumara, dulunya kuliah D3 Penyiaran. Setelah lulus, dia kuliah lagi di sekolah musik sampai S2. Kini Arini fokus menekuni bidang musik, bahkan sempat jadi dosen musik.

3. Ikutan kursus atau workshop

Lain lagi dengan saudara saya, Desy Sagita. Dia adalah lulusan Akuntansi Perbanas, namun kemudian malah buka usaha clothing line. Akhirnya, selain belajar bidang fashion secara otodidak lewat usahanya tersebut, Desy juga memutuskan untuk mengambil kursus dasar fashion di Sekolah Tinggi Desain La Salle 

“Sekarang aku lagi cari kursus mengenai fashion industry. Kalau untuk kuliah lagi, aku belum mantap. Ilmu Akuntansi yang simpel palingan terpakai untuk bikin laporan pengeluaran sehari-hari dan laporan pengeluaran usaha aku,” curhat Desy.

Yup, untuk menambah ilmu kamu, sekarang ada banyak, kok, short course dengan durasi sekitar 3-6 bulan. Kamu juga bisa ikutan workshop yang durasinya lebih singkat. Kursus-kursus semacam ini bisa mengasah hard skills dan soft skills, sesuai dengan bidang yang kamu minati.

4. Ikutan UKM atau organisasi

Banyak, lho, mahasiswa yang akhirnya berkarier sesuai dengan bidang unit kegiatan mahasiswa atau organisasi yang dia geluti semasa kuliah, seperti yang dialami Sahil Mulachela.

Sahil sebenarnya adalah mahasiswa jurusan Komputerisasi Akuntansi di Universitas Bina Nusantara, namun dia akhirnya malah jatuh cinta dengan bidang penyiaran gara-gara ikutan radio kampus. Pengalamannya aktif di radio kampus membuka kesempatan Sahil untuk kerja di radio. FYI, banyak lho, mahasiswa yang awalnya sekedar siaran di radio kampus, akhirnya ditarik dan bekerja di radio komersil.

Kini Sahil menjadi presenter, penyiar radio, sekaligus pengajar penyiar. Gimana, tuh, nasib ilmu dari bangku kuliahnya dulu? Dengan terus terang dia menjawab,  “Sudah lupa!” Waduh, hihihi.

5. Ikutan magang atau volunteer

Cara lain untuk mengakali salah jurusan adalah dengan magang di tempat atau posisi yang kamu idamkan. Selain mendapatkan ilmu, kamu juga akan mendapat pengalaman. Nantinya, ini akan menjadi salah satu modal yang bagus saat kamu melamar kerja.

Saya pernah mendengar cerita Mbak Arninta Puspitasari, Public Relations Manager Nutrifood saat ia main ke basecamp Youthmanual.

Jadi, sebenarnya, Mbak Arninta kuliah di jurusan Teknik IndustriUniversitas Trisakti, namun passion-nya adalah di bidang komunikasi. Nah, ketika ada kesempatan magang untuk mahasiswa di Nutrifood, Arninta pun memilih bidang yang sesuai dengan minatnya.  

Karena mau belajar dan bekerja dengan sungguh-sungguh, Mbak Arninta nggak hanya berhasil direkrut sebagai pegawai, tapi juga sukses menjalani karier dengan cemerlang. Ia pernah terpilih menjadi Best PR of the Year, lho. Wih!

6. Learning by working

Banyak pula orang yang langsung menceburkan dirinya (atau nggak sengaja kecebur) ke bidang lain saat bekerja, dan menemukan passion-nya di situ. Alhasil, jurusan kuliah dengan bidang kerja/usahanya nggak nyambung.

Mau nggak mau, orang-orang seperti itu harus bekerja ekstra keras untuk mengejar ketinggalan mereka, dibandingkan rekan-rekan mereka yang latar belakang pendidikannya sesuai dengan pekerjaannya.

Seperti pengalaman Andia, pemimpin redaksi GADIS. “Aku juga baru sadar bahwa passion-ku di media setelah bekerja di radio. Padahal sejak SD, aku penggila majalah dan radio, lho! Tapi dulu nggak pernah terlintas untuk berprofesi di dua media ini."

"Kalau saja aku tahu (punyapassion dan bakat di bidang media), aku bakal ambil jurusan Komunikasi, bukannya Ekonomi Akuntansi, yang bahkan sekarang aku sudah lupa ilmunya.” - Andia.

Nah, Andia mengaku bahwa ketika awal bekerja, ia beruntung bia mendapatkan bimbingan dan pelatihan dari mentor yang sangat kompeten dan disiplin. Dari pengalaman dan pelatihan kerja itulah Andia mendapat banyak ilmu mengenai media.

7. Best of both worlds

Ada juga orang-orang beruntung yang bikin sirik, karena akhirnya bisa menjalani “dua dunia” secara bersamaan. Sepertinya mereka ini punya dua passion, namun benar-benar semangat menjalani keduanya.

tompi dokter

Misalnya saja, dr. Tompi yang merupakan seorang dokter kecantikan sekaligus musisi papan atas, Sarah Gadrie, dokter gigi cantik yang juga seorang penyiar dan MC profesional, atau Tasya Farasya, selebgram yang sedang menempuh pendidikan dokter gigi sekaligus menjadi makeup artist. Asyik banget, ya, "salah jurusan" bisa jadi makin menguntungkan dan memperluas peluang pekerjaan! Yang jelas, itu semua butuh komitmen serta kerja ekstra keras.

Kesimpulannya....

* Youthmanual sering ketemu orang yang merasa salah jurusan atau nggak bekerja di bidang yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

* Penyebab utamanya adalah karena dulu mereka kurang informasi mengenai jurusan dan karier yang ada. Akhirnya, mereka memilih jurusan kuliah mainstream yang dianggap bagus dan menjanjikan karier cemerlang.

* Banyak senior yang mengalami salah jurusan kuliah, dan mereka berharap generasi sekarang bisa membuat keputusan yang lebih baik soal pilihan jurusan dan karier.

* Pindah jurusan merupakan salah satu pilihan kalau kamu merasa salah jurusan kuliah. Asalkan kamu tahu risikonya dan nggak dilakukan dengan terburu-buru.

* Nggak sedikit juga mahasiswa yang awalnya merasa salah jurusan karena belum terlalu bisa beradaptasi dengan perkuliahannya. Tapi setelah dijalani, ternyata baik-baik saja, tuh!

* Selain pindah jurusan, ada banyak hal lain yang bisa kamu lakukan, kalau kamu merasa salah jurusan. Di antaranya, mengembangkan diri dan skills melalui kursus, kuliah formal di jurusan lain, magang, dan lain sebagainya.

* Minat dan bakat seseorang bisa berkembang. Makanya, ada juga orang-orang yang menjalani dua bidang secara bersamaan.

(sumber gambar: dok. pribadi, brainsonfire.com, fajar.co.id, viva.co.id)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 16 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 27 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1