Oleh Ananda Vickry Pratama

Memasuki pertengahan semester seperti sekarang ini, banyak mahasiswa baru yang menyadari bahwa kuliah, tuh, berbeda 180 derajat dengan sekolah. Sebaliknya, anak kelas 12 yang ingin lanjut kuliah mungkin sekarang sedang jor-joran beranggapan kalau kuliah lebih enak daripada sekolah. Padahal kenyataannya, kuliah nggak seindah apa yang ditampilkan di sinetron, sob!

Saya sendiri mahasiswa baru di tahun ini. Saya menganggap, kuliah dan sekolah adalah sebuah perpindahan yang berbeda, meski sama-sama berada di poros yang sama, yakni pendidikan. Perbedaannya bisa diibaratkan seperti kamu pindah rumah dari Bekasi ke Yogyakarta karena ikut pacar pindah rumah. Meski Bekasi-Yogyakarta masih sama-sama di pulau Jawa, ‘pola hidup’ kamu akan berbeda, karena kamu mengikuti kondisi kotanya masing-masing.

Buat kamu anak kelas 12 penyuka sinetron, simak, deh, beberapa curhatan mahasiswa baru tentang bedanya kuliah dengan sekolah.

“Jelas banget beda. Sebagai mahasiswa, intelektualitas kita digali lebih dalam. Rasa ingin tahu kita harus lebih tinggi daripada saat kita masih sekolah dulu. Itu dari sisi akademiknya. Kalau dari sisi sosialnya, kita dituntut untuk berpikir lebih kritis, karena mahasiswa itu agent of change.” – Desti, Kesehatan Masyarakat, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

“Bedanya sekolah sama kuliah lebih ke arah mandiri dalam hal me-manage hidup. Mulai dari mengatur waktu, uang, perkuliahan, pokoknya segalanya sendiri! Tapi kalau ditemenin sama teman seperjuangan, semua itu bisa dijalanin dengan menyenangkan, kok.” – Nigel, Ilmu Pemerintahan, Universitas Brawijaya.

“Jadi mahasiswa, tuh, keren, karena gue merasakan sendiri mandiri yang seutuhnya. Gue mikir sendiri, mana yang benar, mana yang salah. Misalnya, siswa ‘kan belajar sesuai arahan guru. Nah, kalau mahasiswa belajarnya santai atau ngebut—bahkan gabut—itu menjadi pilihan mereka masing-masing. Nggak ada yang peduli kecuali diri kita sendiri.” – Diana, Manajemen Pemasaran Industri Elektronika, APP Jakarta.

“Perkuliahan jauh banget berbeda sama sekolah. Saat kuliah, kita hanya diberi kerangka berpikir, lalu selanjutnya pikir sendiri. Apalagi tugas yang diberikan dosen sangat banyak, sehingga waktu belajar sendiri pun kurang. Sedangkan sekolah, tuh, masih ‘enak’, karena tugas sekolah nggak terlalu banyak dan teman masih saling peduli. Di perkuliahan, teman kebanyakan acuh tak acuh.” – Brasti, Pendidikan Biologi, Universitas Negeri Semarang.

“Kuliah sama sekolah nggak jauh bedanya. Toh keduanya sama-sama menuntut ilmu. Tetapi perbedaan yang paling menonjol antara sekolah dengan kuliah justru dari segi kekerabatan, tugas, dosen, dan jam masuk.” – Dimas, Teknik Informatika, Universitas Komputer Indonesia.

***

Dari curahatan mahasiswa baru di atas, sekaligus dari apa yang saya alami pula sebagai mahasiswa baru, saya menyimpulkan....

* Kuliah adalah tempat kamu memupuk sikap mandiri. Makanya, kuliah, tuh, lebih ‘bebas’ daripada sekolah. Maksudnya, selama kamu menjalani perkuliahan, kamu benar-benar seperti hidup dalam prinsip demokrasi: “Dari kamu, untuk kamu, dan oleh kamu.” Semua aspek dalam perkuliahan hampir bisa dibilang menuntut kamu untuk peduli pada diri sendiri, bukan mengandalkan orang lain, seperti waktu sekolah dulu.

* Trus, karena mahasiswa sudah dianggap bukan dedek-dedek lagi, maka kuliah bisa diartikan sebagai proses pendewasaan yang diharapkan mampu menghasilkan manusia berintelektual. Tugas yang banyak, jadwal kuliah yang loncat-loncat, tipikal dosen dan temen kuliah yang anu-inu, semua itu adalah bagian dari proses pendewasaan di kuliah.

* Bila dianalogikan sebagai sebuah game, sekolah adalah tantangan di game level bawah, sedangkan kuliah sudah level menengah ke atas. Maksudnya, kuliah merupakan perluasan dari sekolah. Keduanya sama-sama memberi banyak ilmu dan manfaat, namun cara dan medan yang dihadapi saat kuliah memang lebih ‘luas’ dan ‘buas’ daripada sekolah.

(sumber foto: nusaglobalcollege.com, Singh's Design)