9 Kesalahan yang Saya Lakukan Selama Jadi Mahasiswa

Saat merenungi masa-masa kuliah *caelah*, saya jadi sadar bahwa ada sembilan kesalahan yang saya lakukan ketika jadi mahasiswa. Semoga kamu nggak melakukan kesalahan-kesalahan yang sama berikut ini, ya!

1. Menyepelekan kuliah

Dulu saya nggak sadar bahwa untuk sebagian orang, kuliah merupakan "kemewahan" yang luar biasa. Saya nggak sadar bahwa nggak semua orang bisa menikmati bangku kuliah. Ada juga mahasiswa yang kuliah, tapi nggak bisa menentukan jurusan yang diinginkannya.

Sedangkan keluarga saya mendukung kuliah saya 110 persen! Saya pun diberi keleluasaan menentukan pilihan. Dulu saya kira ini hal biasa aja yang pasti dialami oleh semua anak muda, padahal nggak.

Kalau saja saya tahu betapa beruntungnya saya, mungkin saya akan belajar dan berusaha 2 atau 3 kali lipat lebih keras.

2. Nggak mengejar beasiswa

Saya melewatkan kesempatan beasiswabaik beasiswa dalam negeri maupun luar negerikarena merasa nggak pede dan nyerah duluan. Yah!

3. Kurang memperdalam bahasa asing.

Dulu saya kuliah di bidang Komunikasi dan Sastra Inggris. Saya juga mengambil kelas bahasa Italia dan Jepang. Tebak, dong, sekarang ada berapa bahasa asing yang saya kuasai? Selain Inggris... NGGAK ADA!

Untuk seorang lulusan Sastra Inggris pun, kemampuan bahasa Inggris saya tergolong biasa aja. Kenapa? Karena dulu saya nggak gencar memakai bahasa Inggris (atau bahasa lain) dalam percakapan, tulisan, dan komunikasi lainnya. Misalnya, kalau ada dosen memberikan tugas menulis esai, dan kami boleh pilih memakai bahasa Inggris atau Indonesia, saya cenderung memilih bahasa Indonesia. Lebih praktis dan gampang!

4. Kurang menantang diri sendiri

Masih terkait dengan poin tiga, selama kuliah saya cenderung choose the easiest way, alias memilih cara yang paling mudah dan simpel untuk mendapatkan hasil maksimal. Ibaratnya, kalau dengan usaha 5 saya bisa dapat A, ngapain saya pakai tenaga level 10?

Akibatnya, saya jadi kurang menantang diri sendiri. Misalnya, saat harus bikin makalah atau proyek, saya hanya memilih topik yang saya benar-benar kuasai, ketimbang mengulik topik baru yang harus dipelajari ulang dari awal. Pasti opsi ke dua bakal lebih ribet, tapi seenggaknya saya jadi dapat lebih banyak ilmu, 'kan?

Begitupula saat saya memutuskan untuk menempuh jalur non skripsi untuk lulus, dan bukan skripsi. Yang ini saya nggak terlalu menyesal, sih, karena lulus non-skripsi ada poin plusnya juga. Tapi saya langsung mengambil keputusan tersebut, karena lebih praktis.

5. Nggak kerja magang di perusahaan

Saya sempat beberapa kali kerja magang, tapi kerjaannya bersifat freelance (termasuk sebagai barista) yang nggak sesuai dengan bidang kuliah. Saya nggak merasakan, tuh, jadi anak magang “formal” di kantoran.

Seharusnya, saya lebih proaktif menjelang tiap liburan semester genap, supaya liburan selama tiga bulan tersebut nggak cuma diisi santai-santai dan hura-hura!

6. Nggak mengambil risiko dengan memimpin proyek besar

Di kampus, saya terlibat di UKM dan senat mahasiswa, dan menurut saya, pengalaman berorganisasi memang bermanfaat. Sayangnya, semasa kuliah saya nggak berani mengambil tanggung jawab untuk menjadi leader proyek yang besar. Misalnya, project officer anu, atau kepala divisi anu.

Saya cenderung main "aman", dengan dalih supaya nggak ganggu kuliah.

7. Seharusnya bisa lebih mandiri

Karena bertahun-tahun ngekos, saya jadi terbiasa hidup sendiri. Saya merasa cukup menguasai beberapa hal, seperti keberanian (ejiyeeee) dan kemampuan mengatur keuangan, walaupun kadang masih agak boros, hihihi.

Tapi seharusnya, lebih banyak hal ada yang bisa saya kuasai dari ngekos, seperti memasak (soalnya dulu 'kan ada banyak kantin, warteg, bahkan katering dekat kosan), mencuci (soalnya tersedia laundry kiloan dekat kosan, atau ya bawa cucian ke rumah aja!), dan bebersih (saya bisa bebersih, sih, tapi skill-nya standar banget).

8. Kurang menjalin relasi dengan dosen, senior, dan junior

Hal ini terjadi karena saya keasyikan dengan angkatan sendiri. Padahal di dunia kerja, semakin banyak relasi, semakin baik.

9. Nggak mulai bisnis.

Siapa tahu, kalau dari kuliah saya mulai bisnis, sekarang saya udah masuk daftar Forbes 30 under 30. Hihihi!

***

Secara keseluruhan, banyak hal yang saya syukuri dari pengalaman kuliah, tetapi ada juga hal-hal yang saya sesali, seperti hal-hal di atas. Bukan untuk disesali secara pribadi, sih, tetapi lebih untuk dijadikan pelajaran.

Makanya saya share hal-hal tersebut di sini, supaya kamu-kamu yang masih mahasiswa bisa lebih baik dari saya, dan nggak melakukan kesalahan yang sama.

Selamat menikmati masa kuliah, sob!  

Baca juga:

(sumber gambar: carpediemotivation.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 20 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 30 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1