Kamu Sebenarnya Tahu Nggak, Sih, Soft Skills Itu Apa?

Soft skill, soft skills, soft skiiiill… melulu! Kayaknya Youthmanual sering banget, deh, nyebut soal soft skill.

Padahal jangan-jangan kamu nggak tahu, soft skill itu sebenarnya apa.

Soft skills, tuh, apa sih?

Coba bayangkan sebuah komputer.

Tentunya, sebuah komputer punya hardware dan software.

Seperti namanya, hardware adalah bagian dari komputer yang “keras” dan bisa disentuh. Misalnya, CPU-nya, layar monitornya, dan kabel-kabelnya.

Sementara software adalah bagian dari komputer yang tidak bisa disentuh, karena merupakan perangkat “dalam”. Misalnya, software-nya dan aplikasinya.

Sama halnya dengan skills alias kemampuan. Ada hard skills, ada soft skills. Hard skills adalah kemampuan yang bisa kamu tunjukkan dan praktekkan kapan saja, secara nyata. Contoh hard skills, misalnya, kemampuan berbicara bahasa asing, kemampuan mengetik cepat, kemampuan berhitung, dan sebagainya. Kemampuan-kemampuan praktis, lah!

Sebaliknya, soft skills adalah kemampuan yang nggak bisa langsung ditunjukkan begitu saja. soft skills baru akan terlihat seiring dengan waktu, atau kalau kamu dihadapkan dengan situasi tertentu.

Contoh soft skills, misalnya, kemampuan komunikasi atau kepemimpinan.

Gimana coba kamu mau menunjukkan sikap kepemimpinan? Masa’ dengan pakai peci presiden dan pasang pose silang tangan seperti bos mafia?

Nggak, sob. Sikap kepemimpinan baru akan terlihat kalau kamu, misalnya, harus memimpin sebuah proyek kelompok, lalu proyek tersebut selesai dengan sukses, dan kamu berhasil mengatasi segala kendala dalam pembuatan proyek tersebut.
    
Atau misalnya, kamu  berhasil mengatasi konflik antar anggota kelompok, bisa memotivasi mereka sampai proyek kalian selesai, dan bisa menahan ego demi kepentingan bersama. Nah, itu baru pemimpin yang oke!

Kalau kata Wikipedia, soft skills sangat berhubungan dengan EQ dan kepribadian kita.

Sementara kalau kata MindTools, soft skills adalah sikap, etos kerja, kemampuan komunikasi, kepintaran emosi, dan atribut kepribadian lainnya.

Kenapa kita perlu punya soft skills?

Di abad 21 ini, soft skills adalah sesuatu yang harus kamu kuasai, demi masa depan yang cerah.

Kenapa? Karena kalau kamu nggak menguasai—apalagi nggak paham arti—soft skills, kamu bakal kelibas di kampus dan di dunia kerja.

Saya kasih contoh, ya.

Misalnya, kamu ingin jadi sekretaris. Sebagai sekretaris, hard skill yang MINIMAL harus kamu kuasai adalah kemampuan mengoperasikan Microsoft Office serta bahasa Inggris.

Masalahnya, di dunia ini, ada jutaan orang sekretaris yang tentunya menguasai Microsoft Office dan bahasa Inggris juga. Nah, gimana caranya kalau kamu mau jadi sekretaris yang sukses?

Makanya, kamu harus menguasai soft skills. Misalnya, kamu harus disiplin, punya kemampuan komunikasi yang baik, bisa mengatur waktu dengan efisien, dan banyak lainnya. Kalau kamu sudah menguasai semua hal tersebut dengan baik, kamu lebih berpeluang menjadi sekretaris yang sukses.

Sama halnya di lingkungan sekolah atau kampus. Kamu bisa aja jadi ketua OSIS. Tapi setiap tahun ‘kan juga ada ketua OSIS? Nggak mau, dong, kamu menjadi ketua OSIS yang asal memangku jabatan. Gimana caranya supaya kamu jadi ketua OSIS yang sukses dan—ehem—legendary? Ya, harus punya soft skills!

Pada intinya, zaman sekarang, kesuksesan kamu BUKAN hanya tergantung oleh hard skills (kemampuan berhitung lah, kemampuan bahasa lah, kemampuan akuntansi, lah). Zaman sekarang, kesuksesan tergantung dari SOFT SKILLS.

Makanya, orang yang nilainya bagus belum tentu bakal sukses di masa depan.

Makanya juga, jurusan kuliah NGGAK terlalu berpengaruh terhadap jenis profesi dan kesuksesan karier kamu (kecuali kalau profesi kamu memang sangat teknis, ya, seperti dokter, ahli Teknik Informatika, dan insinyur)

Beneran, nih, soft skills sepenting itu?

Beneran, sob. Dan ini bukan hanya kata Youthmanual, lho.

Zaman sekarang, saat merekrut anak baru, rata-rata perusahaan juga menilai soft skills, nggak hanya hard skills canggih.

Kak Anissa (32), seorang HR Professional dari sebuah perusahaan migas multinasional bilang, soft skills yang dia cari saat merekrut anak baru adalah, “Communication Skills, Interpersonal Skills, kemampuan kerja tim, Presentation Skills, Problem Solving Skills, dan kreativitas.”

Sedangkan Kak Mita (33), seorang HR Professional dari sebuah perusahaan manufaktur bilang, soft skills yang penting baginya adalah, “Interpersonal skill, karena kan banyak berhubungan dengan orang-orang baru dan juga yang lebih berpengalaman daripada dirinya.  Orang-orang dengan kemampuan networking dan sikap yang baik tentu lebih disukai daripada yang kurang.”

Kasarnya begini—buat apa punya pegawai yang lulus cumlaude tapi perilakunya nyebelin, nggak bisa on-time, dan nggak bisa kerja bareng tim?

Sebaliknya, kalau ada anak muda yang rajin, bersemangat, punya sikap yang baik, tetapi nggak terlalu jago komputer untuk urusan admin, misalnya, perusahaan akan senang hati melatih dia, sampai dia juga menguasai hal tersebut.

Ada beberapa alasan konkrit kenapa soft skills dianggap berharga:

1. Soft skills susah dikuasai!

Semua orang bisa saja belajar coding, bahasa asing, kemampuan akuntansi dasar, dan sebagainya, dalam waktu beberapa bulan. Tetapi melatih soft skills dengan sempurna bisa makan waktu bertahun-tahun. Jadi kalau kamu bisa menguasai soft skills yang penting-penting, kamu akan jadi orang yang berharga di mata bos, dosen, teman, dan lingkungan sekitar. Syedap!

2. (Sayangnya) Soft skills nggak banyak diajarkan di sekolah atau kampus Indonesia.

Semua sekolah tentunya mengajarkan hard skills. Malah itulah tujuan utama kita bersekolah selama 12 tahun. Harus bisa hapal tabel periodik Kimia! Harus bisa hafal rumus Fisika! Harus hapal Undang-Undang Dasar!

Tetapi apakah sekolah mengajarkan kita soft skills? Sayangnya nggak. Bahkan di kampus pun nggak. At least, nggak terlalu menekankannya. Siswa harus mencerna sendiri soft skills dan melatihnya sendiri. Makanya, soft skills dianggap berharga.

3. Coba lihat profil berbagai orang sukses di dunia. Apa yang membuat mereka sukses?

Pasti kebanyakan bukan karena hard skills mereka! Sure, mereka pintar. Tetapi yang membuat mereka benar-benar sukses adalah kemampuan kepemimpinan, komunikasi, dan kemampuan mereka untuk menginspirasi dan membuat hasil yang nyata. Semua itu soft skills, lho.

Oke, oke, percaya, deh, kalau soft skills penting. Tapi bagaimana cara kita melatihnya?

Wah, caranya ada banyak banget, sob. Jangankan caranya. JENIS soft skills sendiri ada segudang.

Namun tips penting yang bisa kamu pegang adalah—sesuaikan soft skills kamu dengan kepribadian dasar kamu.

Contohnya, saya adalah seseorang yang cenderung introvert, penyendiri, dan nggak terlalu luwes bersosialisasi. Saya bisa, kok, bekerja dalam tim. Tetapi karena sifat dasar saya adalah “penyendiri”, saya merasa kurang cocok jadi ketua organisasi, misalnya.

Alhasil, saya nggak memaksakan diri punya skill kepemimpinan yang hebat. Saya lebih fokus mengasah soft skills yang sejalan dengan sifat introvert saya. Misalnya, kemampuan mengatur waktu, kemampuan mengatasi stress, kemampuan berkomunikasi (ingat, berkomunisi yang baik BUKAN berarti bawel, lho. Berkomunikasi yang baik artinya kita bisa menyampaikan pesan kita dengan baik dan jelas), kemampuan creative thinking, dan sebagainya.

Semoga sekarang kamu sudah lebih paham tentang soft skills, ya!

(sumber gambar: blog.hrn.lo, spe.org, elearningindustry.com, npr.org)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 17 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 27 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1