Bekerja Sebagai Peneliti Survei: Menarik, Nggak, Sih?

Kalau kamu mendengar kata “peneliti”, apa yang ada dipikiranmu? Apakah seseorang yang selalu bekerja di laboratorium? Apakah seseorang yang bekerja dengan bahan-bahan kimia, tumbuh-tumbuhan dan segala hal yang berhubungan dengan pengetahuan alam? Atau, apakah seseorang yang selalu membutuhkan alat-alat seperti miksroskop, gelas ukur, pipet atau preparat untuk penelitiannya?

Well, memang, sih, yang disebutkan di atas merupakan hal-hal yang melekat pada peneliti, tetapi, ada juga, lho, gaes, peneliti yang nggak membutuhkan semua alat-alat di atas. Peneliti yang satu ini hanya membutuhkan alat-alat seperti kertas, pulpen dan recorder saja, lho, untuk penelitiannya. Selain itu, peneliti ini pun tidak bekerja di dalam laboratorium melainkan turun langsung dan berinteraksi dengan masyarakat.

Nah, para peneliti ini disebut sebagai peneliti sosial. Kenapa, sih, kok, peneliti itu disebut sebagai peneliti sosial? Karena, hal yang mereka teliti bukanlah suatu objek kecil yang harus dilihat melalui mikroskop melainkan suatu fenomena sosial yang terjadi di dalam masyarakat.

Wah, kerja sebagai peneliti sosial seru nggak, ya? Tantangan terbesar sebagai peneliti sosial tuh, apa, ya? Capek, nggak, ya, jadi peneliti sosial? seru, nggak, ya, jadi peneliti sosial?

Wah-wah! Kamu akan segera menemukan jawaban dari semua pertanyaan, gaes! Nah, mumpung ada satu teman kita, nih, yang bekerja sebagai peneliti sosial atau lebih tepatnya Peneliti Survei di suatu lembaga, yuk, kita tanya-tanya langsung seputar dunia peneliti survei bersama dengan Shofiyyah Ash Shiddiqoh!

Halo Shofi! Kamu kerja sebagai Peneliti Survei dimana sih?

“Halo, aku kerja sebagai peneliti sosial bagian enumerator (peneliti survei) di asosiasi sosial The Australian National University (ANU) yang bekerjasama dengan lembaga sosial di Indonesia yang bernama ChildFun.”

Wah, keren ya! Emang kalau jadi Peneliti Survei kerjaannya atau job description-nya apa, sih?

“Aku kan kerja sebagai peneliti sosial bagian enumerator, nah, jadi aku mengerjakan hal-hal yang harus dikerjakan sebagai enumerator. Enumerator, tuh, apa sih? Enumerator adalah petugas lapangan yang membantu tim dalam memonitoring dan mengevaluasi dalam kegiatan pengumpulan data. Bahasa gampangnya Peneliti Survei.”

job description enumerator

“Setelah data terkumpul, aku harus mengolah data-data tersebut untuk dijadikan sebuah essay atau tulisan yang utuh. Nah, essay ini akan menjadi laporan ketika kegiatan pengumpulan data sedang berlangsung.”

Memangnya, apa alasan kamu untuk memilih bekerja sebagai Peneliti Survei?

"Aku memilih menjadi seorang peneliti survei karena aku suka menulis. Selain itu, aku juga suka ketika aku harus terjun langsung ke masyarakat dan berbincang-bincang dengan masyarakat. Dengan melakukan perbincangan dengan masyarakat, aku jadi banyak tahu tentang hal-hal apa yang terjadi di masyarakat.”

Memangnya, bekerja sebagai Peneliti Survei sesuai ya dengan Pendidikan Terakhirmu?

“Sesuai dong. Dulu aku kuliah di Program Studi Sosiologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Di proram studi tersebut aku belajar banyak hal tentang masyarakat. Aku belajar tentang kelas sosial, struktur sosial, teori-teori sosial, metode penelitian sosial dan sebagainya. Tentunya, hal yang aku pelajari di masa kuliah, dapat terpakai semuanya pada saat ini.”

Kemampuan yang harus dimiliki sebagai seorang Peneliti Survei, tuh, ada apa saja, sih?

“Yang jelas, ketika kamu ingin menjadi seorang peneliti survei, kamu harus mengerti dan mampu menggunakan metode penelitian sosial seperti pendekatan penelitian sosial, instrumen penelitian sosial dan sebagainya.”

kemampuan peneliti survei

“Selain itu, kamu harus memiliki keberanian. Menjadi seorang peneliti survei harus berani untuk kenalan dengan orang-orang baru dan berinteraksi dengan mereka. Bahkan, ada beberapa penelitian yang mengharuskan kamu untuk masuk ke dunia para informan dan tinggal beberapa saat agar kamu bisa merasakan apa yang para informan rasakan. Hal ini berguna agar kamu bisa mendapatkan hasil yang lebih valid.”

“Untuk menjadi seorang peneliti survei pun harus memiliki attitude. Maksudnya jangan suka merasa lebih tahu dari sang informan. Tetapkan dirimu sebagai seseorang yang tidak tahu apa-apa agar kamu bisa mendapatkan semua informasi dari informan.”

Bagaimana suka dan dukamu bekerja sebagai seorang Peneliti Survei ?

“Kalau dukanya jadi peneliti survei itu, harus berani capek-capekan, tapi bayarannya tidak seberapa. Selain itu, paling sedih ketika aku ditolak oleh para calon informan. Belum juga nanya, eh, sudah ditolak.”

“Pernah waktu itu, aku sedang melakukan penelitian tentang dinamika kehidupan sosial dan aku harus memiliki informan berumur dua puluh lima hingga empat puluh tahun. Kebetulan waktu itu aku ditempatkan di Jakarta Selatan. Nggak tahu kenapa, aku sudah ada feeling kalau aku akan ditolak sama calon informan di daerah tersebut.”

“Eh benar saja. Mungkin karena aku membawa map dan kertas-kertas, dikira mau ngapain kali, ya. Nah, aku belum menjelaskan apa-apa tentang maksud kedatanganku, eh tiba-tiba calon informan berbalik terus mengambil sandal anaknya dan melemparkan sandal itu ke aku. Parah banget deh, pokoknya.”

“Namanya juga kerjaan, pasti ada saja dukanya. Aku juga nggak masalah dengan hal-hal itu, kok. Aku memilih untuk menjadi seorang peneliti survei memang karena sudah menjadi passion-ku. Apapun yang terjadi, kalau kita senang menjalankannya pasti nggak akan menjadi masalah.”

”Kalau sukanya jadi peneliti survei, aku jadi punya banyak teman, saudara dan  keluarga. Aku juga punya banyak pengalaman baru. Selain itu, pengetahuanku jadi bertambah karena menjadi seorang peneliti survei mengharuskan aku untuk terus membaca. Aku pun jadi tahu kalau kehidupan masyarakat tidak selalu monoton, banyak sekali problematika-problematika yang terjadi.”

Tips untuk temen-teman yang mau menjadi Peneliti Survei?

“Kalau kamu mau menjadi seorang peneliti survei, yang jelas, kamu harus siapin mental dulu. Kenapa harus siapin mental? Karena kamu nggak pernah tahu calon informan seperti apa yang akan kamu datangi. Menjadi peneliti sosial tidak semudah yang terlihat, tapi juga, nggak sesusah itu ketika dijalani. Kalau kamu suka terjun ke masyarakat, kamu harus sudah siap dengan segala konsekuensinya.”

“Yang paling penting, kamu harus terus berusaha dan berdoa. Harus  memiliki attitude yang baik. kamu pun harus memiliki sifat yang bijak ketika kamu melihat berbagai isu yang terjadi di masyarakat. Hal yang perlu kamu ingat adalah, jangan jadikan penelitian survei sebagai pekerjaan dalam mencari uang, kalau kamu sukses dalam berkarya dan ber-attitude, maka uang akan mendatangi dirimu sendiri.”

***

Nah, dari penuturan Shofi tentang pekerjaannya sebagai peneliti survei, bagaimana, nih, gaes, menurutmu? Menarik, nggak, sih bekerja sebagai peneliti survei?

Baca juga:

(Sumber gambar: eurekapendidikan,com, eeca,.unfpa.org, psychologytoday.com)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 19 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 29 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 3 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1