Serba Serbi Bekerja di Multinational Company Untuk Fresh Graduate

Tahu multinational company, dong? Multinational company, alias perusahaan multinasional, adalah perusahaan besar yang berkantor pusat di luar Indonesia—biasanya, sih, di negara-negara maju—beroperasi di berbagai negara di seluruh dunia, dan memiliki karyawan dari beragam bangsa yang multiras dan multikultur.

Wajar, sih, kalau beberapa dari kamu kepengen bekerja di multinational company, karena sekilas perusahaan-perusahaan ini tampak keren dan prestis. Tapi kamu tahu nggak, gimana perjuangan berkarir di multinational company, dan apa hal-hal apa yang bisa bikin kita survive bekerja di sana?

Beberapa waktu lalu, Youthmanual ngobrol dengan Emiralda Noviarti—alias Mbak Emi— yang ramai dan menyenangkan, soal bekerja di multinational company. Soalnya Mbak Emi yang lulusan Teknik Industri di Institut Teknologi Bandung ini pernah 12 tahun jungkir balik berkarir di multinational company. Wuih!

Emiralda Noviarti - Youthmanual

Mbak Emiralda Noviarti

Inilah hal-hal tentang multinational company yang di-share oleh Mbak Emi untuk kita.

Jalur untuk bekerja di multinational company sekarang sudah terbuka lebar

Yap, sekarang ini jalur untuk bekerja di multinational company sebenarnya sudah terbuka lebar, jadi jangan pesimis untuk bisa menembus multinational company setelah lulus kuliah, ya.

Misalnya, sekarang ini banyak multinational company yang rutin melakukan recruitment ke kampus-kampus. Program Management Trainee (MT) mereka bakal menyaring kandidat terbaik di setiap kampus, dan bagi mahasiswa yang belum lolos seleksi, biasanya database-nya tetap disimpan untuk antisipasi kebutuhan karyawan di masa depan. Jadi tetap do your best ya, gaes!

Ada juga beberapa multinational company yang rutin mengadakan program untuk mahasiswa tingkat akhir. Untuk bisa mengikuti program ini, mahasiswa harus melewati proses seleksi dulu, misalnya berupa interview dan studi kasus bisnis. Kemudian para mahasiswa yang lolos seleksi bisa mengikuti program, beragam training, dan mendapat gambaran tentang aktivitas bisnis perusahaan.

Nah, lewat program ini, perusahaan bisa langsung mengamati para peserta. Mulai dari cara mereka berkomunikasi, memecahkan masalah, hingga jiwa kepemimpinan mereka. Maka para peserta yang dianggap oke bisa diberi tawaran magang, lho, bahkan kesempatan bekerja di perusahaan terkait!

By the way, kalau kita punya kenalan atau keluarga yang bekerja di sebuah multinational company, boleh nitip CV lewat mereka nggak, sih? Menurut Mbak Emi, boleh aja, kok. Toh nanti CV kita akan tetap melalui proses seleksi. Setelah lolos pun, kita harus mengikuti masa percobaan untuk membuktikan kemampuan diri. Jadi nitip CV bukan KKN, kok!

Multinational company = “Kelas Akselerasi”

Bekerja di multinational company artinya bekerja dengan standar profesionalisme internasional. Biasanya perusahaan berskala internasional sudah sangat terstruktur, karena semua hal ada prosedurnya. Pokoknya kita nggak bisa santai-santai, karena job description dan tanggung jawab pekerjaan di multinational company biasanya sudah sangat jelas. Kita nggak mungkin makan gaji buta, deh!

Selain itu, beban kerja di multinational company juga tinggi, rata-rata lebih tinggi daripada beban kerja di perusahaan swasta nasional ataupun pemerintah. Kita nggak hanya harus bekerja keras (lembur melulu? Kerja di hari libur? Udah biasaaa…), tetapi juga bekerja cerdas.

MNC 3 - Youthmanual

Tapi di sisi lain, bekerja di multinational company juga membuat pengalaman, tanggung jawab dan ilmu bekerja kita jadi terasah dengan cepat. Kita pun jadi punya kesempatan untuk berkompetisi di level internasional. Makanya, di usia yang relatif muda, banyak karyawan multinational company yang berkesempatan untuk training ataupun bekerja di kantor pusat di luar Indonesia, dengan posisi, fasilitas, dan gaji yang oke banget.

Jadi, kerja di multinational company bisa diibaratkan kayak masuk kelas akselerasi. Semua serba terasah dengan cepat!

Kita nggak bakal bisa survive hanya karena dekat dengan bos

Multinational company biasanya melakukan rotasi pimpinan beberapa tahun sekali, khususnya para pimpinan ekspatriat (tenaga kerja asing), sehingga bos kita hampir selalu berganti-ganti. Selain itu, di multinational company, kita seringkali harus bekerja dalam tim dengan berbagai departemen.

Artinya, kita nggak cuma bekerja untuk satu orang atasan, tetapi bisa juga untuk atasan di departemen lain. Nah, jangan heran kalau di multinational company, performa kerja kita bakal dinilai oleh banyak bos sekaligus! Jeng, jeng!

Intinya, kita nggak akan survive, deh, cuma karena kita dekat sama seorang bos. Profesionalisme tetap nomor satu!

Trus, berhubung penilaian kerja di multinational company tuh berdasarkan performance, kemajuan karir kita bakal ditentukan oleh performa, bukan umur. Semuda apapun kita, kalau kinerja kita baik, kita bisa cepat naik jabatan. Sebaliknya, sesenior apapun kita, kita akan tersingkirkan kalau kinerja nggak bagus.

Kalau kita malas-malasan dan nggak punya inisiatif tinggi, ya kita bakal tenggelam karena kalah saing. Makanya jangan heran kalau di multinational company, banyak atasan yang berusia relatif muda membawahi anggota tim yang jauh lebih senior.

Bekerja di multinational company bukan berarti hidup jetset

Karyawan di multinational company seringkali dikira bergaji tinggi dan mendapat fasilitas kelas satu. Padahal, kalau kata Mbak Emi, semua itu tetap tergantung kondisi bisnis perusahaan.

Kalau situasi perusahaan di sebuah negara lagi kurang oke, fasilitas karyawan bisa jadi disesuaikan. Contoh, meeting di hotel mewah dan perjalananan bisnis bisa saja dikurangi frekuensi ataupun budget-nya.

Kerja di multinational company berarti harus pintar menyeimbangkan diri

Pada dasarnya, multinational company itu mesin kapitalis. Kalau kerja di sana, satu tahun bakal terasa berjalan cepat karena sepanjang tahun kita cuma fokus kerja untuk mencapai target-target tertentu. Ketika suatu target tercapai, tahun berikutnya perusahaan akan memberikan target yang biasanya lebih tinggi. Begitu seterusnya, nyaris nggak ada habisnya.

Nah, kalau kita nggak pintar-pintar menyeimbangkan hidup, kita bisa terjebak menjadi 'mesin pengejar target'. Sayang ‘kan? Hidup cuma sebentar, lho. Harus ada maknanya. Walaupun sibuk kerja di kantor, kita jangan sampai lupa untuk berteman, menjaga kehidupan sosial dan mengembangkan diri, ya!

multinational company

Hidup harus selalu balance ya, gaes!

Harus tetap rendah hati

Anak muda zaman sekarang punya banyak kesempatan untuk menambah wawasan. Hari gini, kesempatan-kesempatan seperti pertukaran pelajar dan traveling melimpah ruah, apalagi akses informasi melalui internet nyaris tak terbatas. Tapi kemudahan-kemudahan ini jangan bikin kita jadi berpikir instan dan nggak menghargai proses, ya.

Mbak Emi pernah ngobrol dengan beberapa karyawan muda di multinational company. Mereka curhat ke Mbak Emi soal bos mereka, “Kenapa, sih, bos saya dia? Padahal dia ‘kan nggak ngerti apa-apa!”

Hal ini bikin Mbak Emi sedih banget, karena sepertinya anak-anak muda ini mengukur sesuatu dari permukaannya aja. Bisa jadi, mereka mengukur kompetensi bosnya cuma dari technical skill. Padahal, untuk menjadi atasan, ukurannya bukan hanya itu.

“Ilmu memimpin itu nggak bisa didapat dengan cepat, dan nggak bisa ditebak-tebak. Ada hal-hal yang butuh proses, seperti kematangan emosi, kemampuan memimpin dan menjadi atasan. Respect is earned,” kata Mbak Emi menutup pembicaraan kami sore itu.

Emiralda Noviarti 2 - Youthmanual

***

Gimana, gaes? Jadi punya gambaran dong, ya, tentang berkarir di multinational company? Thanks to Mbak Emi! Tetap rendah hati dan ceria selalu ya, Mbak.

(sumber foto: Iyank, Stylefox, Xeverous Photography)

POPULAR ARTICLE
LATEST COMMENT
syakila putri | 12 hari yang lalu

terimakasih atas informasinya. kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut https://unair.ac.id/

Bedah Peluang, Daya Tampung, serta Biaya Kuliah Jurusan Kedokteran dan Kedokteran Gigi Terbaik di Perguruan Tinggi Negeri
Muhamad Rifki Taufik | 23 hari yang lalu

4 Langkah menulis naskah film yang sangat bagus untuk mengembangkan skill penulisan saya. Terima kasih untuk ilmu yang bermanfaat.

4 Langkah Menulis Naskah Film yang Baik Bagi Pemula
Al havis Fadilla rizal | 2 bulan yang lalu

Open pp/endorse @alfadrii.malik followers 6k minat dm aja bayar seikhlasnya geratis juga gpp

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 11,6 followers dm ya bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Deca Caa | 2 bulan yang lalu

open pp/endorse @aaalysaaaa 1,6 followers dm ya, bayar seiklasnyaa

Tarif Endorse di Media Sosial Berapa, Sih?
Dibuat dan dikembangkan di Jakarta, Indonesia Hak Cipta Dilindungi 2015 - 2024 PT Manual Muda Indonesia ©
Rencanamu App

Platform Persiapan Kuliah & Karir No 1